INKONSISTENSI PARTAI NASDEM
Politik sudah lama dianggap
busuk dan jahat. Dalam politik seorang politikus hanya mencari kepentingan,
entah itu untuk dirinya sendiri atau juga untuk partai. Dan untuk mendapatkan
kepentingannya itu, baik partai maupun politikusnya sering mengumbar janji atau
lihai bersilat lidah. Di bibir keluar pernyataan luhur mulia, namun berbanding
terbalik dengan di lapangan.
Ketika Partai Nasdem muncul,
ada semacam angin segar perubahan. Restorasi adalah kata yang sering digembar-gemborkan
oleh elite partai ini. Mereka sering mengatakan akan menjaga konsistensi antara
kata dan perbuatan.
Akan tetapi, dalam suasana
PILKADA 2015 ini terlihat Partai Nasdem tidak konsisten. Hal ini dapat dilihat
dari pernyataan Sekjen Partai Nasdem, Patrice Rio Caplla, dalam acara PrimeTime News di Metro TV hari Senin, 27 Juli 2015, yang tidak sejalan dengan dukungan
Partai Nasdem kepada calon Gubernur Kepulauan Riau.
Dalam acara PrimeTime News,
yang mengangkat tema “Kader yang Tak Didukung Parpol” Patrice menjelaskan
kenapa Partai Nasdem mendukung Saan Mustopa, yang adalah kader Partai Demokrat.
Beliau mengatakan, “Pilkada 2015 merupakan momentum untuk mencari orang-orang
terbaik untuk memimpin daerah.” Untuk mencari orang terbaik ini Partai Nasdem
mempunyai sistem, yaitu survei.
Agar seseorang dapat
dicalonkan sebagai kepala daerah, dibutuhkan beberapa syarat, seperti
kompetensi, disukai masyarakat dan dipercaya oleh masyarakat. Khusus untuk incumbent, kepercayaan masyarakat ini
dapat dilihat dari tingkat kepuasan masyarakat.
Jadi, dapat dikatakan bahwa
ada 2 pilar dukungan itu, yaitu ketokohan (pribadi baik, diterima masyarakat,
dll) dan hasil survei. Jadi, bisa dikatakan bahwa Partai Nasdem mendukung Saan
Mustopa karena dia orang baik, diterima masyarakat dan mengenal permasalahan
daerah (putra daerah), serta elektabilitasnya tinggi menurut lembaga survei.
Ketika menegaskan dua pilar
tadi, Patrice menyatakan bahwa dua pilar tersebut merupakan prinsip umum
partai. Jadi, bukan hanya dikenakan pada Saan Mustopa saja, melainkan kepada
calon kepala daerah lainnya. Partai Nasdem selalu mengutamakan kepentingan
masyarakat. Karena itu, sekalipun bukan kader partai, sejauh orang itu baik dan
hasil surveinya bagus, Partai Nasdem akan mendukungnya.
Namun ketika pernyataan
Patrice tadi diterapkan ke situasi pencalonan kepala daerah di Provinsi
Kepulauan Riau, kita menemukan inkonsistensi. Pernyataan Sekjen Partai Nasdem
ini sama sekali tidak pas dikenakan kepada calon Gubernur dan Wakil Gubernur
Kepulauan Riau. Sebagaimana yang sudah diketahui, di Kepulauan Riau Partai
Nasdem mendukung pasangan Muhammad Sani dan Nurdin Basirun. Dalam acara
deklarasi pasangan Sani dan Nurdin, Minggu (26/07), terlihat Patrice hadir. Ini
sebagai bentuk dukungan Partai Nasdem.
Pertanyaannya, benarkah dua
pilar tadi membuat Partai Nasdem mendukung pasangan Sani dan Nurdin?
Kalau dilihat dari survei,
calon gubernur Soerya Respationo selalu unggul. Dari segi ketokohan, Soerya tak
kalah dengan Sani, yang adalah putra daerah. Soerya sangat mengenal situasi
Kepri, pribadinya baik dan nasionalis. Hal ini terlihat dari penerimaan
masyarakat terhadap dirinya. Tak jauh berbeda juga dengan calon wakilnya, Ansar
Ahmad, yang saat ini menjabat Bupati Bintan. Track record-nya selama menjabat Bupati Bintan sangat memuaskan.
Masyarakat dari semua kalangan sangat menerima dia. Tapi, kenapa Partai Nasdem
tidak mendukung Soerya? Kenapa harus Sani? Kenapa harus Nurdin?
Tampak jelas kalau Partai
Nasdem tidak terlalu kenal dengan calon yang didukungnya. Sani adalah Gubernur
Kepri periode 2010 – 2015. Hingga tahun 2015 ini usianya sudah 73 tahun. Ini
usia tua. Saya pernah mengikuti acara peresmian Panti Rehabilitasi BNN di
Nongsa, dan beliau hadir. Ketika memasuki ruangan, beliau berjalan sambil
dituntun. Jalannya sudah sempoyongan. Seorang sopir taksi pun mengkritisi usia
beliau. Ia berkata, “Ini apakah partai pengusungnya bodoh atau karena Sani-nya
yang sangat bernafsu akan kekuasaan.” Karena itu, dimana semangat restorasi
Partai Nasdem? Apakah partai ini anti dengan calon dari kaum muda?
Nurdin Basirun saat ini
menjabat sebagai Bupati Tanjung Balai Karimun. Sama seperti Sani, Partai Nasdem
seakan abai akan track record calon
ini. Partai Nasdem merupakan partai yang mengedepankan nilai-nilai nasionalisme
dan pluralisme. Kita dapat bertanya, apakah Nurdin sudah teruji
ke-nasionalisme-an dan pluralismenya. Karena bagi kalangan minoritas, khususnya
agama, tokoh ini tidak punya relasi yang bagus.
Karena itu, melihat hal ini
dapatlah dikatakan bahwa Partai Nasdem tak ubahnya dengan partai politik
lainnya. Partai Nasdem hanya bisa bermulut manis. Hal ini semakin menegaskan
adagium dunia politik, dimana yang abadi hanyalah kepentingan.
Batam,
27 Juli 2015
by: adrian
Baca
juga opini lainnya:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar