Renungan
Hari Senin Biasa XVII, Thn B/I
Bac
I Kel 32: 15 – 24, 30 – 34; Injil Mat 13: 31 – 35;
Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus menyampaikan pengajaran-Nya dalam bentuk perumpamaan. Ada dua perumpamaan yang disampaikan, yaitu tentang biji sesawi dan ragi. Dari dua perumpamaan ini tampak jelas apa yang mau disampaikan, yaitu bahwa sesuatu yang besar itu berawal dari yang kecil. Dari biji sesawi yang kecil tumbuhlah pohon yang berguna bagi kehidupan lain; demikian pula ragi yang kecil dapat mengkhamirkan adonan roti. Ini dipakai Tuhan Yesus untuk menggambarkan Kerajaan Allah. Artinya, Kerajaan Allah dapat diwujudkan dengan tindakan-tindakan kecil dan sederhana.
Apa
yang diajarkan Tuhan Yesus tampak bertentangan dengan semangat orang Israel
dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Keluaran. Orang Israel ingin
sesuatu yang besar dan hebat. Larangan untuk tidak menyembah berhala diabaikan.
Anak lembu emas bukan hanya sebagai sembahan, melainkan sebagai bukti mereka
tidak tahan berlama-lama tanpa Musa. Mereka ingin sesuatu yang besar dalam
waktu yang cepat.
Alam
sebenarnya mengajari kita tentang hidup yang berproses. Segala sesuatu itu
tumbuh mulai dari yang kecil. Ia berproses; dan proses itu membutuhkan waktu. Namun
dewasa ini pelajaran alam ini seakan ditinggalkan. Orang mulai beralih kepada
budaya instan. Orang ingin cepat; dan karena itu ia mengabaikan proses dan
menghalalkan segala cara. Sabda Tuhan hari ini seakan mengajak kita untuk
kembali kepada kearifan alam. Tuhan menghendaki supaya kita setia dalam proses
dengan menghargai setiap tahap yang dilalui.***
by:
adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar