SANTO YUSTINUS DE YAKOBIS, USKUP & PENGAKU IMAN
Yustinus
lahir di San Fele, Italia pada tanggal 9 Oktober 1800. Dari empatbelas orang
bersaudara, Yustinus adalah anak ketujuh dalam keluarganya. Ketika masih kecil,
ia tinggal di Napoli. Kemudian pada umur 18 tahun, ia masuk Kongregasi Misi di
tempat asalnya. Ia benar-benar menghayati panggilannya dengan konsekuen.
Menurut kesan kawan-kawannya, ia adalah seorang biarawan yang dicintai Tuhan
dan sesama manusia, karena sifat-sifatnya yang menyenangkan banyak orang:
rendah hati, ramah dan suka bergaul dengan siapa saja. Setelah ditabhiskan
menjadi imam, ia bekerja di antara orang-orang miskin dan melarat di luar kota.
Ia membantu mendirikan pusat Kongregasi baru di Napoli dan kemudian diangkat
sebagai superior di Lecce. Ia dikenal luas oleh banyak orang karena tindakan-tindakannya
di luar acara rutin sehari-hari. Ia memelihara dan merawat para penderita wabah
kolera di Napoli tanpa mengenal lelah dan menghiraukan kesehatannya sendiri.
Karena itu semua orang sangat menghormati dan mencintai dia.
Pada
tahun 1839 ia diutus sebagai Prefek dan Vikaris Apostolik ke Etiopia, sebuah
daerah misi baru di benua Afrika. Di sana selama dua tahun, ia memusatkan
perhatiannya pada usaha mengenal segala sesuatu menyangkut negeri itu:
rakyatnya, bahasanya dan adat istiadatnya. Dengan sifat-sifatnya yang baik dan
cara hidupnya yang menarik, ia berhasil menghilangkan kecurigaan rakyat
setempat. Kata-katanya yang menawan dan lembut memberi kesan pada hati banyak
orang bahwa kehadirannya di tengah mereka adalah sebagai sahabat dan pelayan
bagi mereka.
Meskipun
ia berhasil sekali dalam tugasnya, namun ia sama sekali tidak terlepas dari
banyak kesulitan seperti semua orang lain yang memperjuangkan keluhuran hidup.
Tidak sedikit pemuka rakyat iri hati dan membenci dia. Kesulitan besar datang
tatkala William Massaia diangkat sebagai Uskup Etiopia. Salama, seorang pemuka
Gereja Optik melancarkan kampanye anti Gereja Katolik. Oleh pemimpin setempat,
Kolose-kolose Katolik ditutup dan agama Katolik dihalang-halangi perkembangannya.
Uskup William Massaia diusir pulang ke Aden. Sebelum berangkat, Uskup Massaia
dengan diam-diam mengangkat Yustinus de Yakobis sebagai uskup di Massawa.
Sebagai uskup, Yakobis menahbiskan 20 orang imam asal Etiopia untuk melayani
umat Katolik yang berjumlah 5000 orang dan membuka kembali kolose-kolose.
Pada
tahun 1860, Kadaref Kassa menjadi raja. Ia segera mendesak Salama untuk kembali
melancarkan pengejaran terhadap semua orang beragama Katolik. Uskup Yakobis
sendiri ditangkap dan dipenjarakan selama beberapa bulan. Uskup Yakobis
menghabiskan masa hidupnya di sepanjang pantai Laut Merah. Dalam perjalanannya
menuju ke Halai, ia jatuh sakit karena keletihan dan kurang makan. Ia meninggal
dunia pada tanggal 31 Juli 1860 di lembah Alghedien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar