Rabu, 04 September 2013

Cemburu & Cinta

CINTA Vs CEMBURU

Bertrand Russell, dalam bukunya The Conquest of Happiness, berkata bahwa cemburu merupakan salah satu dorongan hati manusia yang universal dan tertanam di dalam hati. Batas antara cinta dan cemburu demikian tipis. Kerap terjadi, semakin seseorang mencintai pasangannya, semakin ia khawatir akan kehilangan orang itu. Perasaaan cemburu merupakan salah satu konsekuensi mencinta. Dalam bukunya The Romance Factor, Allan McGinnis berpendapat bahwa cemburu dalam takaran tertentu dapat menandakan cinta.

Namun, kadang rasa cemburu dalam relasi cinta menjadi “buta”, yang dapat merusak relasi cinta itu. Ini disebabkan kepribadian yang tidak seimbang. Rasa cemburu bisa bersifat patologis, yakni semacam kelainan jiwa yang berakar pada proses pembentukan kepribadian sedari masa kecil.

Perasaan cemburu yang berlebihan dapat saja muncul sebagai manifestasi dari perasaan tak mau dikalahkan oleh orang lain. Seorang kekasih bersikap demikian karena ia tak ingin pasangan-nya mengagumi atau terpikat pada orang lain yang lebih unggul dari dirinya. Russell mengemukakan, perasaan cemburu pada hakikatnya muncul karena kebiasaan manusia membandingkan dirinya dengan manusia lain; lalu muncul perasaan terancam atau tersaingi.

Cara mengatasi rasa cemburu, menurut Russell adalah dengan melebarkan hati sebagaimana kita melebarkan pikiran. “Bagaimana kita bisa mengubah perasaan cemburu menjadi perasaan kagum,” ungkap Russell. Cara lain adalah dengan membiasakan diri berpikir positip. Di sini kita dapat melihat diri sendiri dari sudut positip dan bisa pula melihat kelebihan orang lain dengan besar hati

Sumber: HIDUP 9 Des 2007, hlm 24

Tidak ada komentar:

Posting Komentar