Hari Jumat, 17 Oktober 2014, sekitar jam 11.00 WIB, terjadi
peristiwa politik yang sudah lama ditunggu-tunggu masyarakat pasca pilpres 2014
yang lalu. Peristiwa itu adalah pertemuan antara pelaga pilpres lalu: Prabowo
Subianto dan Joko Widodo. Karena itu, dua stasiun TV swasta menjadikannya
sebagai breaking news.
Kedua stasiun televisi itu adalah TV One dan Metro TV. Kedua
stasiun ini, sejak masa kampanye pilpres lalu, sudah bersaing sengit. TV One,
dengan mottonya: “Memang Beda”, selalu menunjukkan perbedaan berita dari Metro
TV. Misalnya, kalau Metro TV mengangkat-angkat Jokowi, maka TV One berusaha
menjatuhkannya. Yang paling mencolok adalah hasil hitung cepat pilpres kemarin.
Ketika Metro TV menampilkan beberapa lembaga survei kredibel yang memenangkan
pasangan Jokowi – Jusuf Kalla, TV One justru sebaliknya. Entah dari mana
asalnya, tiba-tiba muncul empat lembaga survei yang memenangkan pasangan
Prabowo – Hatta. TV One tetap setia dengan mottonya: “Memang Beda.”
Hal yang sama dengan peristiwa politik hari Jumat itu. TV One
masih berpegang pada prinsipnya: “Memang Beda.” Perbedaan antara TV One dan
Metro TV, berkaitan dengan peristiwa pertemuan Prabowo dan Jokowi, ada pada judul breaking news. Kalau Metro TV membuat judul “Jokowi Bertemu
Prabowo”, TV One mengubahnya menjadi “Prabowo Bertemu Jokowi”. “Mengubah” di
sini bukan berarti bahwa TV One mengubah judul dari Metro TV. TV One hanya
tidak mau sama dengan Metro TV. Ia ingin beda.
Sekilas tidak ada masalah dengan judul ini. Akan tetapi, jika
diperhatikan baik-baik, ada nuansa berbeda dengan implikasinya masing-masing.
Ada dua implikasinya, yaitu soal kebenaran fakta (realitas) dan kepribadian
pada kedua tokoh yang melakukan pertemuan. Publik bisa bertanya, dari judul
berita dua televisi itu, mana yang menunjukkan kebenaran realita?
Salah satu misi media sosial, termasuk media eletronik
seperti televisi, adalah menyampaikan berita sesuai realita. Peristiwa yang
menjadi breaking news ini adalah
pertemuan Jokowi dan Prabowo. Namun, dari judul yang ditampilkan TV One dan
Metro TV, orang bisa bertanya: apakah Jokowi bertemu Prabowo” atau Prabowo bertemu
Jokowi. Kalau melihat versi TV One, publik akan berkesimpulan bahwa Prabowo-lah
yang mendatangi Jokowi. Prabowo menjadi subyek aktif sedangkan Jokowi sebagai
obyeknya. Jokowi menunggu kedatangan Prabowo di tempatnya. Tapi jika melihat
versi Metro TV, orang akan mengatakan bahwa Jokowi yang mendatangi tempat
Prabowo. Di sini Jokowi sebagai subyek aktif sedangkan Prabowo obyeknya. Mana
yang benar?
Kita kembalikan saja kepada kenyataannya (kebenaran faktual).
Pertemuan itu terjadi di sebuah rumah di Jl. Kertanegara No 4, Kebayoran
Baru, Jakarta Selatan. Kita tak perlu mencari bukti pada dua stasiun itu (TV
One dan Metro TV). Kita bisa bertanya pada wartawan lain atau masyarakat
sekitar. Saya yakin semua pasti mengatakan bahwa pertemuan itu terjadi di
tempat kediaman Prabowo di Jakarta Selatan. Apalagi saat itu Prabowo berulang
tahun. Oleh karena itu, judul versi Metro TV-lah yang menampilkan kebenaran
realita.
Dari sini kita dapat mengatakan bahwa TV One telah melakukan
pemutar-balikan fakta. Sekalipun isi beritanya benar, namun melalui judulnya TV
One telah membohongi rakyat. Kenapa TV One melakukan hal itu? Apakah tidak ada
tim ahli di TV One? Satu jawaban yang bisa ditemukan ada pada prinsip atau
motto TV One itu sendiri: “Memang Beda”. Artinya, TV One mau membela prinsip
atau mottonya. Mereka ingin tampil beda. Apalagi rivalitas dengan Metro masih
berlanjut. Oleh karena itu, supaya tidak sama dengan Metro TV (dan tentu demi
gengsi), maka dipilihlah judul “Prabowo Bertemu Jokowi”. Memanglah, TV One
“Memang Beda”.
Selain soal kebenaran fakta, berkaitan dengan judul juga
menentukan kepribadian kedua tokoh politik tersebut: Prabowo dan Jokowi. Omong
kosong bila dikatakan tidak ada apa-apa di antara mereka. Pastilah ada luka
batin di antara mereka. Dua orang yang sedang “perang dingin” akan merasa sulit
untuk berkomunikasi. Dibutuhkan kebesaran jiwa untuk dapat melakukan komunikasi
di saat ketegangan masih terjadi. Salah satu keutamaan orang berjiwa besar
adalah sikap rendah hati. Seperti orang yang datang meminta maaf kepada “lawan”
seterunya. Hanya orang yang berjiwa besar yang mau datang dan meminta maaf di
saat masih marahan.
Nah, dari dua judul berita di atas, siapa yang memiliki jiwa
besar itu? Kalau melihat judul Metro TV, maka dapat disimpulkan bahwa
Jokowi-lah yang berjiwa besar. Jokowi mendatangi tempat kediaman Prabowo,
menjalin komunikasi politik yang sempat beku setelah pilpres kemarin. Akan
tetapi, TV One mengubah kebenaran fakta sehingga muncul kesan Prabowo mempunyai
jiwa besar. Maklum, selama ini TV One selalu membela Prabowo. Karena itu, tak
heran mereka mengubah kebenaran fakta demi membela tokoh idola mereka, Prabowo
Subianto.
Bukan lantas berarti Prabowo tidak memiliki jiwa besar.
Menerima kedatangan Jokowi pun membutuhkan jiwa besar. Seperti orang menerima
uluran tangan minta maaf dari sesamanya. Akan tetapi, apa yang dilakukan Jokowi
benar-benar menunjukkan kemuliaan watak-karakternya. Di sini Jokowi sudah
memberi contoh soal karakter, sebagai bagian dari program revolusi mentalnya.
“Jokowi Bertemu Prabowo” dan/atau “Prabowo Bertemu Jokowi” adalah
dua judul berita yang mirip tapi tak sama. Ia ibarat persamaan matematik yang
pernah heboh di jangat maya beberapa minggu lalu: 4 X 6 = 6 X 6 X 6 X 6 atau 4
X 4 X 4 X 4 X 4 X 4. Memang hasilnya sama, namun ada implikasinya. Demikian
pula dua judul di atas. Kita telah mengupasnya. Dan dari ulasan itu, kita dapat
menyimpulkan bahwa TV One telah memutar balik fakta. Atau dengan kata lain, TV
One telah membohongi dan membodohi masyarakat. Kita tidak tahu pasti apa alasan
di balik semua itu. Satu dugaan saja adalah soal kesetiaan TV One pada motto
atau prinsipnya, yaitu “Memang Beda”. Di sini TV One ingin menghayati mottonya,
sehingga tampilan TV One selalu berbeda dengan stasiun televisi lainnya.
Jakarta, 17 Oktober 2014
by: adrian
Baca juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar