Minggu, 19 Oktober 2014

Memang, TV One Memang Beda

Hari Jumat, 17 Oktober 2014, sekitar jam 11.00 WIB, terjadi peristiwa politik yang sudah lama ditunggu-tunggu masyarakat pasca pilpres 2014 yang lalu. Peristiwa itu adalah pertemuan antara pelaga pilpres lalu: Prabowo Subianto dan Joko Widodo. Karena itu, dua stasiun TV swasta menjadikannya sebagai breaking news.

Kedua stasiun televisi itu adalah TV One dan Metro TV. Kedua stasiun ini, sejak masa kampanye pilpres lalu, sudah bersaing sengit. TV One, dengan mottonya: “Memang Beda”, selalu menunjukkan perbedaan berita dari Metro TV. Misalnya, kalau Metro TV mengangkat-angkat Jokowi, maka TV One berusaha menjatuhkannya. Yang paling mencolok adalah hasil hitung cepat pilpres kemarin. Ketika Metro TV menampilkan beberapa lembaga survei kredibel yang memenangkan pasangan Jokowi – Jusuf Kalla, TV One justru sebaliknya. Entah dari mana asalnya, tiba-tiba muncul empat lembaga survei yang memenangkan pasangan Prabowo – Hatta. TV One tetap setia dengan mottonya: “Memang Beda.”

Hal yang sama dengan peristiwa politik hari Jumat itu. TV One masih berpegang pada prinsipnya: “Memang Beda.” Perbedaan antara TV One dan Metro TV, berkaitan dengan peristiwa pertemuan Prabowo dan Jokowi, ada pada judul breaking news. Kalau Metro TV membuat judul “Jokowi Bertemu Prabowo”, TV One mengubahnya menjadi “Prabowo Bertemu Jokowi”. “Mengubah” di sini bukan berarti bahwa TV One mengubah judul dari Metro TV. TV One hanya tidak mau sama dengan Metro TV. Ia ingin beda.

Sekilas tidak ada masalah dengan judul ini. Akan tetapi, jika diperhatikan baik-baik, ada nuansa berbeda dengan implikasinya masing-masing. Ada dua implikasinya, yaitu soal kebenaran fakta (realitas) dan kepribadian pada kedua tokoh yang melakukan pertemuan. Publik bisa bertanya, dari judul berita dua televisi itu, mana yang menunjukkan kebenaran realita?

Salah satu misi media sosial, termasuk media eletronik seperti televisi, adalah menyampaikan berita sesuai realita. Peristiwa yang menjadi breaking news ini adalah pertemuan Jokowi dan Prabowo. Namun, dari judul yang ditampilkan TV One dan Metro TV, orang bisa bertanya: apakah Jokowi bertemu Prabowo” atau Prabowo bertemu Jokowi. Kalau melihat versi TV One, publik akan berkesimpulan bahwa Prabowo-lah yang mendatangi Jokowi. Prabowo menjadi subyek aktif sedangkan Jokowi sebagai obyeknya. Jokowi menunggu kedatangan Prabowo di tempatnya. Tapi jika melihat versi Metro TV, orang akan mengatakan bahwa Jokowi yang mendatangi tempat Prabowo. Di sini Jokowi sebagai subyek aktif sedangkan Prabowo obyeknya. Mana yang benar?

Kita kembalikan saja kepada kenyataannya (kebenaran faktual). Pertemuan itu terjadi di sebuah rumah di Jl. Kertanegara No 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Kita tak perlu mencari bukti pada dua stasiun itu (TV One dan Metro TV). Kita bisa bertanya pada wartawan lain atau masyarakat sekitar. Saya yakin semua pasti mengatakan bahwa pertemuan itu terjadi di tempat kediaman Prabowo di Jakarta Selatan. Apalagi saat itu Prabowo berulang tahun. Oleh karena itu, judul versi Metro TV-lah yang menampilkan kebenaran realita.

Dari sini kita dapat mengatakan bahwa TV One telah melakukan pemutar-balikan fakta. Sekalipun isi beritanya benar, namun melalui judulnya TV One telah membohongi rakyat. Kenapa TV One melakukan hal itu? Apakah tidak ada tim ahli di TV One? Satu jawaban yang bisa ditemukan ada pada prinsip atau motto TV One itu sendiri: “Memang Beda”. Artinya, TV One mau membela prinsip atau mottonya. Mereka ingin tampil beda. Apalagi rivalitas dengan Metro masih berlanjut. Oleh karena itu, supaya tidak sama dengan Metro TV (dan tentu demi gengsi), maka dipilihlah judul “Prabowo Bertemu Jokowi”. Memanglah, TV One “Memang Beda”.

Selain soal kebenaran fakta, berkaitan dengan judul juga menentukan kepribadian kedua tokoh politik tersebut: Prabowo dan Jokowi. Omong kosong bila dikatakan tidak ada apa-apa di antara mereka. Pastilah ada luka batin di antara mereka. Dua orang yang sedang “perang dingin” akan merasa sulit untuk berkomunikasi. Dibutuhkan kebesaran jiwa untuk dapat melakukan komunikasi di saat ketegangan masih terjadi. Salah satu keutamaan orang berjiwa besar adalah sikap rendah hati. Seperti orang yang datang meminta maaf kepada “lawan” seterunya. Hanya orang yang berjiwa besar yang mau datang dan meminta maaf di saat masih marahan.

Nah, dari dua judul berita di atas, siapa yang memiliki jiwa besar itu? Kalau melihat judul Metro TV, maka dapat disimpulkan bahwa Jokowi-lah yang berjiwa besar. Jokowi mendatangi tempat kediaman Prabowo, menjalin komunikasi politik yang sempat beku setelah pilpres kemarin. Akan tetapi, TV One mengubah kebenaran fakta sehingga muncul kesan Prabowo mempunyai jiwa besar. Maklum, selama ini TV One selalu membela Prabowo. Karena itu, tak heran mereka mengubah kebenaran fakta demi membela tokoh idola mereka, Prabowo Subianto.

Bukan lantas berarti Prabowo tidak memiliki jiwa besar. Menerima kedatangan Jokowi pun membutuhkan jiwa besar. Seperti orang menerima uluran tangan minta maaf dari sesamanya. Akan tetapi, apa yang dilakukan Jokowi benar-benar menunjukkan kemuliaan watak-karakternya. Di sini Jokowi sudah memberi contoh soal karakter, sebagai bagian dari program revolusi mentalnya.

“Jokowi Bertemu Prabowo” dan/atau “Prabowo Bertemu Jokowi” adalah dua judul berita yang mirip tapi tak sama. Ia ibarat persamaan matematik yang pernah heboh di jangat maya beberapa minggu lalu: 4 X 6 = 6 X 6 X 6 X 6 atau 4 X 4 X 4 X 4 X 4 X 4. Memang hasilnya sama, namun ada implikasinya. Demikian pula dua judul di atas. Kita telah mengupasnya. Dan dari ulasan itu, kita dapat menyimpulkan bahwa TV One telah memutar balik fakta. Atau dengan kata lain, TV One telah membohongi dan membodohi masyarakat. Kita tidak tahu pasti apa alasan di balik semua itu. Satu dugaan saja adalah soal kesetiaan TV One pada motto atau prinsipnya, yaitu “Memang Beda”. Di sini TV One ingin menghayati mottonya, sehingga tampilan TV One selalu berbeda dengan stasiun televisi lainnya.
Jakarta, 17 Oktober 2014
by: adrian
Baca juga:
1.      TV One Menyesatkan
3.      Jokowi Jadi RI-1
4.      Prabowo Menggugat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar