Senin, 27 Oktober 2014

(Refleksi) Kekacauan Melanda Gereja

AKAN ADA KEKACAUAN
Pengantar

Pesan Bunda Maria ini diambil dari wawancara batin antara Don Stefano Gobbi bersama Bunda Maria. Wawancara batin adalah suatu gejala mistik yang ada dalam kehidupan Gereja. Ia bukanlah komunikasi inderawi, dimana orang bisa mendengar dengan telinga atau melihat dengan mata dan ada sesuatu yang dapat disentuh. Jadi, wawancara batin merupakan anugerah dalam bentuk pesan yang disampaikan Allah kepada kita supaya dilaksanakan dengan bantuan-Nya.

Dalam wawancara batin di sini, Don Stefano menjadi alat komunikasi; dengan tetap menjaga kebebasannya, ia mengungkapkan persetujuan terhadap kegiatan Roh Kudus. Artinya, ia tidak mencari-cari gagasan atau cara pengungkapannya. Ia murni sebagai penyalur pesan.

Wawancara batin antara Bunda Maria dan Don Stefano Gobbi ini memuat pesan Bunda Maria untuk para imam. Pesan yang disampaikan dalam wawancara batin ini, meski terjadi pada tahun 1979, namun nilai dan maknanya masih relevan hingga saat kini. Pesan Bunda Maria ini, secara khusus ditujukan kepada para imam, akan tetapi peruntukkannya bisa juga untuk umat katolik dan umat manusia pada umumnya. Jadi, dalam pesan Bunda Maria yang disampaikan masa lalu, terdapat butir-butir pencerahan untuk masa kini.

Semuanya tergantung sejauh mana hati kita terbuka untuk mencerapnya.

Bunda Maria Berpesan

“Putra-putraku terkasih, mengungsilah di dalam Hatiku yang Tak Bernoda. Datangnya Kerajaan Kristus yang mulia akan didahului penderitaan berat yang akan digunakan untuk memurnikan Gereja dan dunia, dan untuk menuntun mereka ke pembaruan sempurnanya.

Aneka tanda menunjukkan kepadamu bahwa saat pemurnian bagi Gereja telah tiba: tanda yang pertama di antaranya adalah kekacauan yang akan merajalela. Sungguh, saat ini adalah saat kekacauan besar. Kekacauan merajalela dalam Gereja; di sana segala sesuatu dalam bidang dogma, liturgi dan ajaran sedang dirongrong. Di dalamnya termasuk kebenaran-kebenaran yang diwahyukan oleh Puteraku dan kebenaran-kebenaran yang ditetapkan oleh Gereja satu kali untuk selama-lamanya, lewat wewenang ilahinya yang tidak dapat salah.

Kebenaran-kebenaran ini tidak dapat diubah, sebagaimana kebenaran tentang Allah sendiri tidak dapat diubah. Banyak dari kebenaran ini merupakan bagian dari misteri dalam arti kata yang sebenarnya, sebab kebenaran-kebenaran itu tidak pernah dapat dipahami oleh nalar manusia. Manusia harus menerimanya dengan rendah hati, dengan sikap iman yang tulus dan dengan kepercayaan teguh kepada Allah yang telah mewahyukan dan menyampaikan nya kepada manusia di segala zaman, lewat Magisterium Gereja.

Tetapi sekarang merajalela kecenderungan yang sangat berbahaya yang ingin menggali dan memahami segala sesuatu – termasuk misteri-misteri – sampai pada titik bahwa yang sungguh benar hanyalah yang dapat dimengerti oleh nalar manusia. Bahkan muncul keinginan untuk menyingkap misteri Allah sendiri.

Setiap kebenaran yang tidak dipahami oleh nalar ditolak. Di sini ada kecenderungan untuk secara baru dan secara rasionalistis memaparkan semua kebenaran yang diwahyukan sambil mengkhayal untuk membuat kebenaran-kebenaran itu dapat diterima oleh semua orang.”
28 Januari 1979
diedit dari: Marian Centre Indonesia, Kepada Para Imam: Putra-putra Terkasih Bunda Maria. (hlm 374 – 375)
Baca juga:
5.      Proyek Rohani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar