AKAN ADA KEKACAUAN
Pengantar
Pesan Bunda Maria ini diambil dari
wawancara batin antara Don Stefano Gobbi bersama Bunda Maria. Wawancara batin
adalah suatu gejala mistik yang ada dalam kehidupan Gereja. Ia bukanlah
komunikasi inderawi, dimana orang bisa mendengar dengan
telinga atau melihat dengan mata dan ada sesuatu yang dapat disentuh. Jadi,
wawancara batin merupakan anugerah dalam bentuk pesan yang disampaikan Allah
kepada kita supaya dilaksanakan dengan bantuan-Nya.
Dalam wawancara batin di sini, Don
Stefano menjadi alat komunikasi; dengan tetap menjaga kebebasannya, ia
mengungkapkan persetujuan terhadap kegiatan Roh Kudus. Artinya, ia tidak
mencari-cari gagasan atau cara pengungkapannya. Ia murni sebagai penyalur
pesan.
Wawancara batin antara Bunda Maria
dan Don Stefano Gobbi ini memuat pesan Bunda Maria untuk para imam. Pesan
yang disampaikan dalam wawancara batin ini, meski terjadi pada tahun 1979,
namun nilai dan maknanya masih relevan hingga saat kini. Pesan Bunda Maria ini,
secara khusus ditujukan kepada para imam, akan tetapi peruntukkannya bisa juga
untuk umat katolik dan umat manusia pada umumnya. Jadi, dalam pesan Bunda Maria
yang disampaikan masa lalu, terdapat butir-butir pencerahan untuk masa kini.
Semuanya tergantung sejauh mana hati kita terbuka untuk mencerapnya.
Semuanya tergantung sejauh mana hati kita terbuka untuk mencerapnya.
Bunda Maria Berpesan
“Putra-putraku terkasih, mengungsilah di dalam Hatiku yang Tak Bernoda. Datangnya Kerajaan Kristus yang mulia akan didahului penderitaan berat yang akan digunakan untuk memurnikan Gereja dan dunia, dan untuk menuntun mereka ke pembaruan sempurnanya.
Aneka tanda menunjukkan kepadamu bahwa saat pemurnian bagi
Gereja telah tiba: tanda yang pertama di antaranya adalah kekacauan yang akan
merajalela. Sungguh, saat ini adalah saat kekacauan besar. Kekacauan merajalela
dalam Gereja; di sana segala sesuatu dalam bidang dogma, liturgi dan ajaran
sedang dirongrong. Di dalamnya termasuk kebenaran-kebenaran yang diwahyukan
oleh Puteraku dan kebenaran-kebenaran yang ditetapkan oleh Gereja satu kali
untuk selama-lamanya, lewat wewenang ilahinya yang tidak dapat salah.
Kebenaran-kebenaran ini tidak dapat diubah, sebagaimana kebenaran
tentang Allah sendiri tidak dapat diubah. Banyak dari kebenaran ini merupakan
bagian dari misteri dalam arti kata yang sebenarnya, sebab kebenaran-kebenaran
itu tidak pernah dapat dipahami oleh nalar manusia. Manusia harus menerimanya dengan rendah hati, dengan sikap iman yang
tulus dan dengan kepercayaan teguh kepada Allah yang telah mewahyukan dan
menyampaikan nya kepada manusia di segala zaman, lewat Magisterium Gereja.
Tetapi sekarang merajalela kecenderungan yang sangat
berbahaya yang ingin menggali dan memahami segala sesuatu – termasuk misteri-misteri
– sampai pada titik bahwa yang sungguh benar hanyalah yang dapat dimengerti
oleh nalar manusia. Bahkan muncul keinginan untuk menyingkap misteri Allah
sendiri.
Setiap kebenaran yang tidak dipahami oleh nalar ditolak. Di sini
ada kecenderungan untuk secara baru dan secara rasionalistis memaparkan semua kebenaran
yang diwahyukan sambil mengkhayal untuk membuat kebenaran-kebenaran itu dapat
diterima oleh semua orang.”
28 Januari 1979
diedit dari: Marian
Centre Indonesia, Kepada Para Imam:
Putra-putra Terkasih Bunda Maria. (hlm 374 – 375)
Baca juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar