Senin, 27 Oktober 2014

Renungan Hari Senin Biasa XXX - Thn II

Renungan Hari Senin Biasa XXX, Thn A/II
Bac I    Ef 4: 32 – 5: 8; Injil               Luk 13: 10 – 17;

Injil hari ini bercerita Tuhan Yesus menyembuhkan seorang perempuan yang sakit karena dirasuki roh selama delapan belas tahun. Kejadian itu terjadi di rumah ibadat dan pada hari sabat, dimana orang dilarang melakukan pekerjaan. Karena itulah, wajar jika kepala rumah ibadat bersikap sinis atas kejadian itu. Kepala rumah ibadat mendasarkan sikapnya pada aturan, sementara Yesus mendasarkan tindakan-Nya pada kemanusiaan. Namun satu hal yang menarik adalah, Tuhan Yesus membongkar kemunafikan sikap kepala rumah ibadat (serta mereka yang sehaluan dengannya). Karena dalam kasus itu mereka berpegang teguh pada aturan, tapi bagian lain (dengan masalah yang sama) mereka bersikap longgar.

Semangat Tuhan Yesus pada kasih kemanusiaan inilah yang diwartakan Paulus dalam bacaan pertama. Dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, Paulus mengajak jemaat untuk menjadi penurut Allah dan hidup dalam kasih sebagaimana Kristus telah mengasihi. Salah satu wujud kasih itu adalah bersikap ramah terhadap sesama, penuh kasih mesra dan saling mengampuni. Paulus juga mengajak jemaat untuk menjaga kesucian diri dengan menghindari kecemaran hidup. Di sini Paulus memperingati agar jemaat jangan hanya bisa mengkritik hidup orang lain, sementara hidupnya penuh dengan kecemaran.

Satu hal yang menarik dari sabda Tuhan hari ini adalah soal kemunafikan. Kepala rumah ibadat, dengan dasar aturan, mengkritik tindakan kasih Yesus kepada perempuan yang sudah delapan belas tahun menderita sakit. Sementara dia sendiri melanggar aturan yang digunakan untuk mengkritik Tuhan Yesus dengan kegiatan lainnya. Sikap munafik ini sering kita jumpai dalam kehidupan ini. Sering kita mendengar, misalnya dalam kotbah atau pembicaraan lain, para imam mengkritik kasus korupsi di Negara dengan berbagai tinjauan moral kemanusiaan dan tinjauan lain. Sementara di Gereja dia sendiri memperkaya diri dengan hasil korupsi atau kebijakan yang melestarikan korupsi. Sabda Tuhan hari ini menyadarkan kita agar kita konsisten dengan ucapan. Kita hendaknya jangan cuma bisa menilai orang lain tanpa terlebih dahulu menilai diri sendiri.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar