Selasa, 02 September 2014

Memilih Permainan untuk Anak

Bermain terbukti ilmiah mampu merangsang tumbuh kembang otak anak secara optimal. Sementara itu, dengan rutin bermain, tubuh secara alamiah akan memberikan alarm penanda rasa lapar dan kenyang dengan lebih efektif.

Anak-anak juga akan terlatih keseimbangan tubuh dan gerak motorik halus atau kasar dari kegiatan bermain mereka. Jika rutin bermain, secara otomatis putra-putri Anda akan terbiasa untuk menggerakkan otot-ototnya. Di sinilah, mereka juga belajar mengoordinasikan gerakan, melatih dan mempertajam fungsi pancaindra, serta menyalurkan energi.

Terlibat
Tujuan bermain tidak hanya untuk sebuah kesenangan dan penyegaran, melainkan sebagai sebuah pembelajaran bagi anak. Untuk itu, diperlukan kebijaksanaan orang tua dalam memberikan permainan yang tepat sehingga pada saat bermain sang buah hati dapat memperoleh manfaat maksimal bagi perkembangan kepribadiannya.

Tak lupa, terlibatlah untuk bermain bersama buah hati. Lewat keterlibatan tersebut secara efektif akan membentuk emosi positif yang bermanfaat. Kebaikan dari emosi positif itu, yakni mengoptimalkan tumbuh kembang otak anak, menjalin kedekatan emosi, melatih konsentrasi dan menciptakan komunikasi terbuka.

Tepat
Aktivitas bermain tentu sebaiknya didukung alat permainan yang tepat, sesuai usia serta karakter anak.

Menurut penelitian para ahli, anak berusia 1 – 4 bulan akan mulai mengenal rasa, bentuk dan gerak melalui anggota tubuhnya. Tidak mengherankan mereka selalu bermain dengan memasukkan sesuatu ke bagian mulut sebagai pengecap rasa dan pengenalan bentuk. Rattle atau music box berwarna cerah serta mengeluarkan suara-suara boleh jadi mainan yang tepat untuk anak dalam fase usia tersebut.

Menginjak usia 4 – 12 bulan, anak mulai melakukan spontaneous play dan eksplorasi lebih jauh karena pada usia tersebut, mereka mulai mampu menggunakan kedua tangannya secara independen. Permainan yang dapat diberikan berupa teething atau permainan yang membantu anak untuk belajar duduk, tengkurap, bahkan berdiri. Permainan ‘cilukba’ juga menjadi satu permainan sederhana yang dapat mengenalkan mereka terhadap sesuatu hal dapat hilang dan timbul. Tombol-tombol yang mampu mengeluarkan cahaya berwarna-warni juga penting untuk pengenalan warna.

Ketika berusia 12 – 24 bulan, anak dapat diperkenalkan permainan menyusun dan koordinasi bentuk, seperti puzzle sederhana, gelas susun dan memasukkan bola-bola. Saat anak sudah mampu berdiri dan akan melangkah, stimulasi dia dengan alat bantu jalan yang menarik perhatiannya, apalagi jika dilengkapi warna-warni cerah dan fitur musik.

Di atas usia 24 bulan, permainan yang mengembangkan imajinasinya dengan permainan-permainan pura-pura bisa jadi alat tepat untuk menstimulasi buah hati. Ajak anak untuk menjadi sebuah karakter sesuai khayalannya. Permainan profesi atau karakter dapat menjadi pilihan utama. Mari berikan pengalaman-pengalaman positif bagi perkembangan si kecil

sumber: Kompas, 20 Juli 2014, hlm 35
Baca juga:

5.      Konsep Umum pada Anak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar