Anak itik
Sham-e
Tabbrizi, seorang sufi yang suci,
mengisahkan cerita
tentang dirinya sendiri
sebagai berikut.
Sejak masih
kanak-kanak,
aku dianggap
seorang yang tak berguna.
Rupanya tak
seorang pun memahami diriku.
Ayahku sendiri
pernah berkata,
“Kau tidak
cukup gila
untuk dimasukkan
ke rumah sakit jiwa,
dan tidak cukup
saleh
untuk dimasukkan
ke biara.
Aku tidak
tahu harus berbuat apa denganmu.”
Aku menjawab,
“Sekali
peristiwa, sebutir telur itik
dierami oleh
seekor ayam.
Setelah telur
menetas, anak itik itu berjalan-jalan
bersama-sama
mengikuti si induk
sampai mereka
tiba pada sebuah kolam.
Anak itik
itu langsung terjun ke dalam air.
Induk ayam
tertinggal di pinggir kolam,
sambil berkotek-kotek
kebingungan.
Nah, bapakku
tercinta,
aku sudah
terjun ke dalam samudera raya,
dan merasa
kerasan di sana.
Bapak tentu
tidak dapat mencela aku,
kalau bapak
memilih tinggal di pantai saja.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar