Selasa, 18 Desember 2012

(Inspirasi Hidup) Kebaikan Orangtua & Balasan Kita


KEBAIKAN ORANGTUA & BALASAN KITA

Saat kita berusia 1 tahun, 
orang tua memandikan dan merawat kita.
Sebagai balasannya, 
kita malah menangis di tengah malam.

Saat kita berusia 2 tahun, 
orang tua mengajari kita berjalan.
Sebagai balasan, 
kita malah kabur ketika orang tua memanggil kita.

Saat kita berusia 3 tahun, 
orang tua memasakkan makanan kesukaan kita. 
Sebagai balasan, kita malah menumpahkannya.

Saat kita berusia 4 tahun, 
orang tua memberi kita pensil berwarna.
Sebagai balasan, 
kita malah mencoret-coret dinding dengan pensil tersebut.

Saat kita berusia 5 tahun, 
orang tua membelikan kita baju yang bagus-bagus. 
Sebagai balasan, 
kita malah mengotorinya dengan bermain-main di lumpur.

Saat kita berusia 10 tahun, 
orang tua membayar mahal-mahal uang sekolah dan uang les kita.
Sebagai balasan, kita malah malas-malasan bahkan bolos.

Saat kita berusia 11 tahun, 
orang tua mengantarkan kita ke mana-mana.
Sebagai balasan, 
kita malah tidak mengucapkan salam ketika keluar rumah.

Saat kita berusia 12 tahun, 
orang tua mengizinkan kita menonton di bioskop 
dan acara lain di luar rumah bersama teman-teman kita.
Sebagai balasan, 
kita malah meminta orang tua duduk di barisan lain, 
terpisah dari kita dan teman-teman kita.

Saat kita berusia 13 tahun, 
orang tua membayar biaya kemah, biaya pramuka, 
dan biaya liburan kita.
Sebagai balasan, 
kita malah tidak memberinya kabar ketika kita berada di luar rumah.

Saat kita berusia 14 tahun, 
orang tua pulang kerja dan ingin memeluk kita. 
Sebagai balasan, 
kita malah menolak dan mengeluh, “Papa, Mama, aku sudah besar!”

Saat kita berusia 17 tahun, 
orang tua sedang menunggu telepon yang penting dari kita, 
sementara kita malah asyik menelepon teman-teman kita yang sama sekali tidak penting.

Saat kita berusia 18 tahun, 
orang tua menangis terharu ketika kita lulus SMA. 
Sebagai balasan, 
kita malah berpesta semalaman dan baru pulang keesokan harinya.

Saat kita berusia 19 tahun, 
orang tua membayar biaya kuliah kita 
dan mengantar kita ke kampus pada hari pertama.
Sebagai balasan, 
kita malah meminta mereka berhenti jauh-jauh dari gerbang kampus 
dan menghardik, “Papa, Mama, aku malu! Aku kan sudah gede!”

Saat kita berusia 22 tahun, 
orang tua memeluk kita dengan haru ketika kita diwisuda.
Sebagai balasan, 
kita malah bertanya kepadanya, “Papa, Mama, mana hadiahnya? 
Katanya mau membelikan aku ini dan itu?”

Saat kita berusia 23 tahun, 
orang tua membelikan kita sebuah barang yang kita idam-idamkan.
Sebagai balasan, 
kita malah mencela, “Duh! Kalau mau beli apa-apa untuk aku, 
bilang-bilang dong! Aku kan nggak suka model seperti ini!”

Saat kita berusia 29 tahun, 
orang tua membantu membiayai pernikahan kita. 
Sebagai balasan, 
kita malah pindah ke luar kota, meninggalkan mereka, 
dan menghubungi mereka hanya dua kali setahun.

Saat kita berusia 30 tahun, 
orang tua memberi tahu kita bagaimana cara merawat bayi.
Sebagai balasan, 
kita malah berkata, “Papa, Mama, zaman sekarang sudah beda. 
Nggak perlu lagi cara-cara seperti dulu. Kan ada babysitter!”

Saat kita berusia 40 tahun, 
orang tua sakit-sakitan dan membutuhkan perawatan. 
Sebagai balasan, 
kita malah beralasan, “Papa, Mama, aku sudah berkeluarga. 
Aku punya tanggung jawab terhadap keluargaku.”

Dan entah kata-kata apalagi yang pernah kita ucapkan kepada orang tua. Bukan mustahil, itu yang menyumbat rezeki dan kebahagiaan kita selama ini.

sumber:  http://cermot.com/kebaikan-orang-tua-vs-balasan-kita.html  (22 Juni 2012, jam 10: 05)
Baca juga refleksi lainnya:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar