Selasa, 31 Mei 2016

Renungan Hari Senin Biasa XXX - Thn I

Renungan Hari Senin Biasa XXX, Thn B/I
Bac I  Rom 8: 12 – 17; Injil                 Luk 13: 10 – 17;

Dalam Injil hari ini, Tuhan Yesus mengkritik pandangan orang Yahudi, khususnya kepala rumah ibadat, perihal melakukan kebajikan pada hari sabat. Diceritakan bahwa pada hari sabat itu Tuhan Yesus mengajar di sebuah rumah ibadat. Di sana ada seorang perempuan yang telah 18 tahun hidup dalam penderitaan karena sakit bungkuk punggungnya. Atas dasar belas kasih, Tuhan Yesus menyembuhkannya. Namun tindakan-Nya itu mendapat tanggapan negatif dari kepala rumah ibadat itu. Dalam tindakan-Nya ini Tuhan Yesus mau menunjukkan jiwa merdeka-Nya yang mengatasi kekakuan aturan demi kehidupan manusia. Tuhan tidak mengabdi pada aturan, sebagaimana dicontohkan oleh kepala rumah ibadat, melainkan mengabdi kepada kemanusiaan.
Sikap seperti Tuhan Yesus di atas kembali disuarakan Paulus dalam refleksinya. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, yang menjadi bacaan pertama hari ini, Paulus menegaskan bahwa umat sudah dimerdekakan dan menjadi anak-anak Allah. Dengan menjadi anak-anak Allah, berarti umat menjadi ahli waris kemuliaan Allah. Ada dua konsekuensi untuk ini, yaitu pertama, umat harus mematikan perbuatan-perbuatan daging dalam tubuh. Dengan kata lain, umat diminta untuk tidak hidup menurut daging. Kedua, umat diminta untuk menerima Kristus dan turut menderita bersama-sama dengan Dia.
Dalam kehidupan seringkali kita jumpai orang yang begitu terikat pada peraturan. Memang peraturan itu dibutuhkan untuk terciptanya keteraturan. Akan tetapi, manusia dipanggil buat menjadi budak aturan. Manusia adalah tuan atas peraturan. Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk memiliki jiwa merdeka atas peraturan. Bukan berarti kita dapat melanggar peraturan seenaknya saja. Tuhan mengajak kita supaya kita melaksanakan aturan demi kemanusiaan. Hal yang sama ketika diterapkan dalam kehidupan rohani. Tuhan menghendaki agar kita menampilkan diri sebagai anak-anak Allah, karena memang kita sudah dimerdekakan. Dengan kemerdekaan itu, hendaklah kita berjuang mematikan perbuatan daging dalam tubuh kita.***
by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar