Selasa, 31 Mei 2016

Renungan Hari Minggu Biasa XXIX - B

Renungan Hari Minggu Biasa XXIX, Thn B/I
Bac I  Yes 53: 10 – 11; Bac II              Ibr 4: 14 – 16;
Injil    Mrk 10: 35 – 45;

Bacaan pertama hari ini, yang diambil dari Kitab Nabi Yesaya, menyampaikan nubuat Allah tentang Hamba Tuhan yang menderita. Dikatakan bahwa penderitaan yang dialami dilihat sebagai korban penebus salah, bukan kesalahannya, melainkan kesalahan orang lain. Hal ini tampak dalam pernyataan “kejahatan mereka dia pikul.” (ay. 11). Jadi, Hamba Tuhan ini, sekalipun tidak punya salah, namun ia harus memikul kesalahan orang lain sehingga dengan demikian orang lain mendapatkan keselamatan.
Gambaran Hamba Tuhan yang menderita ini merupakan gambaran Tuhan Yesus. Hal ini terlihat dalam Injil dan kembali ditegaskan dalam bacaan kedua. Dalam Injil dikisahkan tentang permintaan Yakobus dan Yohanes kepada Tuhan Yesus agar kelak mereka diperkenankan mendapat posisi di samping-Nya. Tuhan Yesus menegaskan jalan hidup-Nya sebagai Hamba Tuhan. Dia terpanggil untuk merendahkan diri dan memberikan nyawa menjadi tebusan bagi banyak orang (ay. 45). Di sini Tuhan Yesus tidak hanya menunjukkan jalan hidup-Nya, tetapi juga mengajak para murid-Nya untuk mengikuti jalan hidup-Nya itu.
Penulis Surat kepada Orang Ibrani, dalam bacaan kedua, mencoba merefleksikan jalan hidup Tuhan Yesus sebagai Hamba Tuhan yang menderita. Bagi penulis, Tuhan Yesus adalah Imam Besar Agung (ay. 14). Tidak hanya sekedar Besar, tetapi juga Agung. Akan tetapi, sekalipun Besar Dia turut merasakan kelemahan manusia, sekalipun Ia tidak berdosa. Tidak seperti imam besar lainnya. Ada semangat solidaritas dengan kaum lemah. Di sini penulis, sama seperti ajakan Tuhan Yesus kepada para murid-Nya, mengajak jemaat untuk mau solidaritas dengan sesama mengikuti teladan Tuhan Yesus, “supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.” (ay. 16).
Sabda Tuhan hari ini pertama-tama mau mengatakan kepada kita bahwa Tuhan Yesus merupakan kepenuhan nubuat Allah dalam Perjanjian Lama. Dia-lah Hamba Tuhan yang menderita. Dia menderita untuk keselamatan umat manusia. Selain itu, sabda Tuhan mau mengajak kita untuk mengikuti teladan Tuhan Yesus. Tuhan menghendaki supaya kita mau merendahkan hati di hadapan Tuhan dan sesama dengan hidup solider pada sesama.***
by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar