Renungan
Hari Minggu Biasa XXIX, Thn B/I
Bac
I Yes 53: 10 – 11; Bac II Ibr 4: 14 – 16;
Injil Mrk 10: 35 – 45;
Bacaan pertama hari ini, yang diambil dari Kitab Nabi Yesaya, menyampaikan nubuat Allah tentang Hamba Tuhan yang menderita. Dikatakan bahwa penderitaan yang dialami dilihat sebagai korban penebus salah, bukan kesalahannya, melainkan kesalahan orang lain. Hal ini tampak dalam pernyataan “kejahatan mereka dia pikul.” (ay. 11). Jadi, Hamba Tuhan ini, sekalipun tidak punya salah, namun ia harus memikul kesalahan orang lain sehingga dengan demikian orang lain mendapatkan keselamatan.
Gambaran Hamba Tuhan yang
menderita ini merupakan gambaran Tuhan Yesus. Hal ini terlihat dalam Injil dan
kembali ditegaskan dalam bacaan kedua. Dalam Injil dikisahkan tentang
permintaan Yakobus dan Yohanes kepada Tuhan Yesus agar kelak mereka
diperkenankan mendapat posisi di samping-Nya. Tuhan Yesus menegaskan jalan
hidup-Nya sebagai Hamba Tuhan. Dia terpanggil untuk merendahkan diri dan
memberikan nyawa menjadi tebusan bagi banyak orang (ay. 45). Di sini Tuhan
Yesus tidak hanya menunjukkan jalan hidup-Nya, tetapi juga mengajak para
murid-Nya untuk mengikuti jalan hidup-Nya itu.
Penulis Surat kepada Orang
Ibrani, dalam bacaan kedua, mencoba merefleksikan jalan hidup Tuhan Yesus
sebagai Hamba Tuhan yang menderita. Bagi penulis, Tuhan Yesus adalah Imam Besar
Agung (ay. 14). Tidak hanya sekedar Besar, tetapi juga Agung. Akan tetapi,
sekalipun Besar Dia turut merasakan kelemahan manusia, sekalipun Ia tidak
berdosa. Tidak seperti imam besar lainnya. Ada semangat solidaritas dengan kaum
lemah. Di sini penulis, sama seperti ajakan Tuhan Yesus kepada para murid-Nya,
mengajak jemaat untuk mau solidaritas dengan sesama mengikuti teladan Tuhan
Yesus, “supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat
pertolongan kita pada waktunya.” (ay. 16).
Sabda Tuhan hari ini pertama-tama
mau mengatakan kepada kita bahwa Tuhan Yesus merupakan kepenuhan nubuat Allah dalam
Perjanjian Lama. Dia-lah Hamba Tuhan yang menderita. Dia
menderita untuk keselamatan umat manusia. Selain itu, sabda Tuhan mau mengajak
kita untuk mengikuti teladan Tuhan Yesus. Tuhan menghendaki supaya kita mau
merendahkan hati di hadapan Tuhan dan sesama dengan hidup solider pada sesama.***
by:
adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar