Selasa, 31 Mei 2016

Renungan Hari Sabtu Biasa XXIX - Thn I

Renungan Hari Sabtu Biasa XXIX, Thn B/I
Bac I  Rom 8: 1 – 11; Injil                   Luk 13: 1 – 9;

Dalam Injil hari ini, Tuhan Yesus mengkritik pandangan orang Yahudi yang mengaitkan aib atau penderitaan dengan dosa. Kritik ini diungkapkan Tuhan Yesus untuk menanggapi pernyataan orang-orang Yahudi yang datang kepada-Nya dengan kabar tentang darah orang Galilea yang dicampurkan Pilatus ke darah korban persembahan. Mereka menilai bahwa orang Galilea sangat berdosa. Di balik penilaian ini ada anggapan bahwa orang yang tidak mengalami peristiwa aib itu berarti dirinya tidak berdosa. Bagi Tuhan Yesus siapa saja bisa mengalami peristiwa itu dan bisa juga berdosa. Namun yang terpenting adalah pertobatan. Dengan bertobat orang melepaskan diri dari hukuman dosa, yaitu maut.
Bertobat merupakan gerakan roh. Inilah yang mau ditekankan Paulus dalam bacaan pertama, yang masih diambil dari Surat Paulus kepada Jemaat di Roma. Dalam suratnya itu, Paulus membeberkan refleksinya tentang Tuhan Yesus yang telah mati untuk penebusan dosa umat manusia. Oleh kematian-Nya, umat sekarang hidup menurut roh yang memerdekakannya dari “hukum dosa dan hukum maut.” (ay. 2). Dosa terjadi karena umat hidup menurut daging. Namun jika umat hidup menurut roh, maka roh itulah yang akan mendorongnya untuk bertobat.
Sebagai manusia kita tentu tidak luput dari dosa. Daging kita lemah. Kita selalu mengikuti kecenderungan daging sehingga akhirnya kita jatuh ke dalam dosa. Sabda Tuhan hari ini menyadarkan kita akan hal itu. Dengan kesadaran ini kita tentunya tidak akan memandang rendah atau menghakimi sesama yang mendapat musibah sebagai akibat dosanya. Tuhan menghendaki supaya kita selalu bertobat. Melalui sabda-Nya, Tuhan menyadarkan kita bahwa dengan kematian Yesus Kristus di salib, kita hidup menurut roh. Oleh karena itu, hendaklah kita selalu hidup menurut roh.***

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar