Selasa, 31 Mei 2016

Renungan Hari Minggu Paskah II - B

Renungan Hari Minggu Paskah II, Thn B/I
Bac I    Kis 4: 32 – 35; Bac II                        1Yoh 5: 1 – 6;
Injil      Yoh 20: 19 – 31;

Hari ini merupakan pekan kedua Minggu Paskah. Dalam tradisi Gereja Katolik, Minggu Paskah kedua ini dikenal juga sebagai Minggu Kerahiman Ilahi. Bacaan-bacaan liturgi hari ini memiliki tema tentang percaya. Kepercayaan itu ditujukan kepada Kristus yang telah bangkit. Inilah yang hendak ditekankan dalam Injil hari ini. Injil berkisah tentang penampakan Tuhan Yesus yang bangkit kepada para murid, secara khusus Thomas. Ada kesan bahwa maksud dari penampakan-penampakan Tuhan Yesus adalah supaya para murid percaya, bukan hanya bahwa Dia telah bangkit, tetapi juga bahwa Dia adalah Kristus. Dengan kepercayaan ini para murid diajak untuk mengimani-Nya.

Bacaan pertama dan kedua memuat konsekuensi dari percaya pada Tuhan Yesus. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Kisah Para Rasul, dikisahkan kehidupan para murid yang percaya kepada Kristus. Kata “percaya” di sini bisa juga dipahami dengan beriman. Dan mereka yang beriman ini dikatakan hidup “sehati dan sejiwa”. Singkat kata, mereka hidup dalam persaudaraan, kasih dan damai. Semangat ini membuat mereka tidak terlalu memperhatikan kepentingan diri sendiri, melainkan bersama.

Apa yang dihidupi para jemaat perdana dalam bacaan pertama, kembali ditegaskan Yohanes dalam bacaan kedua. Dalam suratnya yang pertama, Yohanes menyatakan bahwa setiap orang yang percaya bahwa Yesus adalah Kristus, harus mengasihi Allah dan sesamanya. Yohanes menekankan juga bahwa orang-orang yang percaya ini harus juga menuruti perintah-Nya. Tentulah umat sudah tahu bahwa perintah utama Tuhan adalah kasih yang ditujukan kepada Allah dan sesama.

Sabda Tuhan hari ini mau menegaskan kepada kita bahwa Yesus yang bangkit adalah Tuhan, yang telah menebus kita. Tuhan hendak mengajak kita untuk percaya dan mengimani-Nya. Berkaitan dengan Minggu kerahiman ilahi, kita diajak untuk mengimani kerahiman-Nya. Tuhan Yesus adalah andalan kita. Kepada-Nya kita percaya bahwa pada-Nya ada kerahiman. Berkat kerahiman-Nya, dosa-dosa kita diampuni. Akan tetapi, kepercayaan kita menuntut konsekuensi. Kita diminta untuk hidup dalam kasih satu dengan yang lain. Sebagaimana Tuhan telah mengampuni dosa kita, maka kita pun diminta untuk saling mengampuni kesalahan sesama.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar