Minggu, 01 Februari 2015

Ada Korupsi di Gereja

PAUS AKUI ADA KORUPSI DALAM GEREJA
Dalam perjalanan pulang kembali ke Roma, setelah lawatannya ke Filipina, Paus Fransiskus menyatakan bahwa ada orang-orang katolik dan lembaga-lembaga dalam Gereja katolik yang korup. Orang-orang ini bisa saja mengacu kepada kaum awam, bisa juga kepada imam atau kaum tertahbis; dan lembaga bisa mengacu pada paroki, yayasan atau perusahan yang dikelola orang katolik.

Sadar akan fakta ini, di hari terakhir kunjungannya di Filipina, Paus Fransiskus mendesak umat Filipina untuk “menolak segala bentuk korupsi.” Hal ini dapat dimaklumi mengingat korupsi di Filipina termasuk yang terburuk di Asia Tenggara. Filipina berada di peringkat 85 dari 175 negara di Transparency International’s Corruption Perceptions Index (CPI) tahun lalu.

Pernyataan Bapak Paus terkait korupsi yang melanda Gereja, bukanlah baru pertama kali ini saja. Di tahun-tahun pertama kepemimpinannya, salah satu gebrakan beliau adalah soal korupsi ini. Paus Fransiskus mengadakan transparansi di lembaga keuangan di Vatikan. Tuntutan transparansi ini mengisyaratkan adanya korupsi di dalam Gereja. (Tentang hal ini baca: Paus dan Korupsidi Gereja).

Oleh karena itu, ajakan Paus ke- 266 untuk menolak segala bentuk korupsi tidak hanya ditujukan kepada warga Filipina, melainkan juga kepada semua umat katolik di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Negara Indonesia tak jauh berbeda dengan Filipina, malah lebih buruk dari Filipina. Tingkat korupsi Indonesia ada di urutan 107.

Untuk mengatasi korupsi, Paus Fransiskus sudah memberi contoh, yaitu dengan transparansi. Tentu harapan Paus, yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio, supaya tindakannya itu diikuti oleh umat katolik di belahan bumi lainnya. Mengingat Gereja katolik masih lekat dengan sistem hierarki, maka tindakan itu harus diawali dari pimpinan Gereja, seperti uskup dan pastor paroki. Uskup dapat membuat kebijakan transparasi keuangan di keuskupan, dan juga “memaksa” setiap paroki untuk membuka laporan keuangan paroki kepada umat.

Persoalannya, bersediakah pimpinan Gereja ini membuka laporan keuangannya bagi publik, khususnya umat. Menindak-lanjuti pesan Paus Fransiskus selama kunjungannya di Filipina, para uskup Filipina mengadakan pertemuan tertutup di Manila. Salah satu agenda yang mereka bahas adalah soal korupsi. Uskup Agung Ramon Arguelles dari Lipa mengatakan bahwa para uskup harus melakukan “beberapa pencarian jiwa karena korupsi telah memasuki Gereja.”
Batam, 23 Januari 2014
Baca juga artikel lainnya:
Ini Alasan Paroki WajibTransparansi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar