Senin, 30 Mei 2016

Renungan Pesta Salib Suci - A

Renungan Pesta Salib Suci, Thn A
Bac I    Bil 21: 4 – 9; Bac II               Flp 6: 2 – 11;
Injil      Yoh 3: 13 – 17;

Hari ini Gereja Universal mengajak kita untuk merayakan pesta Salib Suci. Ada dua kata yang hendak ditonjolkan di sini, yaitu Salib dan Suci. Salib merupakan tempat Tuhan Yesus “ditinggikan”, sehingga dari-Nya umat manusia memperoleh keselamatan atau disucikan. Semua bacaan liturgi hari ini mau berbicara tentang hal itu. Bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Bilangan, memang sama sekali tidak menyinggung soal salib, namun kisahnya menjadi inspirasi Salib Kristus. Diceritakan bahwa umat Israel berdosa sehingga Allah menurunkan ular tedung sebagai hukuman. Akibat hukuman itu banyak orang Israel mati dan lahirlah pertobatan. Keselamatan muncul ketika orang memandang ular tedung tembaga yang ditinggikan Musa.

Peristiwa Perjanjian Lama ini kembali ditekankan dengan member makna baru oleh Tuhan Yesus dalam Injil hari ini. Tuhan Yesus membandingkan peristiwa peninggian ular tedung dengan peninggian Anak Manusia. Jika ular tedung tembaga ditinggikan dengan tongkat, Anak Manusia ditinggikan dengan Salib. Itulah peristiwa Kalvari. Pernyataan Tuhan Yesus mendahului peristiwa penyaliban Diri-Nya. Seperti ular tedung tembaga, Salib Kristus juga mendatangkan keselamatan bagi yang percaya.

Dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, yang menjadi bacaan kedua, Paulus seakan merefleksikan dua bacaan tadi (bacaan pertama dan Injil). Paulus melihat bahwa dalam peristiwa salib itu, Yesus yang adalah Allah, rela melepas status keallahan-Nya dan mengambil rupa seperti manusia. Yesus yang rendah hati ini tidak hanya terlihat dalam keserupaan dengan manusia saja, melainkan juga dalam kematian-Nya di salib. Pada peristiwa salib, Paulus melihat ada gerak turun dan naik. Dengan salib Yesus benar-benar sangat merendahkan diri-Nya, tapi dengan salib juga Yesus ditinggikan. Dalam gerak turun dan naik inilah ada keselamatan. Dengan salib Yesus turun merangkul semua umat manusia; dan dengan salib juga Yesus mengangkat umat manusia pada kemuliaan. Itulah keselamatan. Dan itu ada pada salib, tempat Yesus bergantung.

Sabda Tuhan hari ini pertama-tama mau menyadarkan kita bahwa Allah menyelamatkan umat manusia dalam dan melalui Salib Kristus. Salib menunjukkan solidaritas Allah kepada umat manusia. Kepeduliaan Allah pada manusia yang ditunjukkan pada Salib hendaknya membangkitkan rasa hormat kita. Karena itulah, seperti kata Paulus, hendaknya kita berlutut menyembah Dia bagi kemuliaan Allah. Sikap hormat pada Salib adalah juga sikap percaya pada-Nya. Namun lebih dari itu, lewat sabda-Nya, Tuhan hendak mengajak kita juga untuk membangun semangat solidaritas antar sesama. Allah telah menunjukkan solidaritas-Nya dalam salib, yang adalah juga simbol penderitaan dan penghinaan. Maka solidaritas kita pun hendaknya tertuju kepada mereka yang menderita dan hina.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar