Senin, 30 Mei 2016

Renungan Hari Sabtu Biasa XXII - Thn II

Renungan Hari Sabtu Biasa XXII, Thn A/II
Bac I    1Kor 4: 6b – 15; Injil                        Luk 6: 1 – 5;

Dalam bacaan kedua, yang diambil dari surat Paulus yang pertama kepada jemaat di Korintus, Paulus membeberkan kriteria murid Kristus. Kriteria itu bukan sebatas ungkapan teoretis belaka, melainkan nyata dalam diri Paulus sendiri dan juga Apolos. Artinya, jemaat dapat melihat kriteria murid Kristus dalam diri kedua rasul itu. Misalnya seperti mengutamakan kepentingan umat daripada kepentingan pribadi, sabar sekalipun dianiaya, memberkati meskipun dicaci maki, ramah walaupun difitnah. Melalui suratnya ini Paulus meminta jemaat untuk mengikuti teladan hidupnya dan juga Apolos, karena itulah ciri atau tanda murid Kristus.

Apa yang dihidupi Paulus dan Apolos, dan yang menjadi teladan bagi jemaat, sudah dilakukan Tuhan Yesus. Makanya wajar bila dalam perilaku Paulus dan Apolos, umat dapat melihat Kristus. Injil hari ini menampilkan kriteria yang dimaksud Paulus dalam suratnya itu. Menghadapi kritik pedas dari kaum Farisi berkaitan dengan kebiasaan hari sabat, Tuhan Yesus menghadapinya dengan sabar dan ramah. Tuhan Yesus tidak menggunakan rasionalisasi, melainkan menggunakan dasar Kitab Suci. Jadi, dasar Kitab Suci yang digunakan kaum Farisi dalam mengecam perbuatan para murid Yesus dilawan dengan Kitab Suci juga. Di sini bukan berarti Kitab Suci itu membingungkan karena berisi pertentangan. Yesus mau mengajak umat, terlebih kaum Farisi, untuk dapat melihat Kitab Suci secara utuh; bukan secara parsial saja. Lebih dari itu, Yesus mau meminta mereka untuk lebih melihat kehendak Allah dalam Kitab Suci, ketimbang menggunakan Kitab Suci untuk pembenaran diri.

Tak jarang dalam kehidupan, kita sering menghadapi kritikan, hinaan, fitnah juga aniaya. Kebanyakan dari kita, ketika menghadapi semuanya itu, menunjukkan reaksi membalas atau sekedar pembenaran diri. Sangat jarang kita menghadapi semua itu dengan sikap jernih dan reflektif. Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk menyikapi semua itu dengan hati jernih dan lapang dada. Kita tak perlu membalas ataupun berasionaliasi. Tuhan menghendaki supaya kita menampilkan jati diri kita sebagai orang Kristen, murid Kristus, yang mengutamakan damai dan kasih persaudaraan.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar