Senin, 30 Mei 2016

Renungan Hari Senin Biasa XXIV - Thn II

Renungan Hari Senin Biasa XXIV, Thn A/II
Bac I    1Kor 12: 31 – 13: 13; Injil               Luk 2: 33 – 35;

Hari ini adalah peringatan Santa Perawan Maria Berdukacita. Gereja Universal mengajak umatnya untuk bercermin pada dukacita Bunda Maria. Injil hari ini memuat ramalan Simeon akan dukacita Maria. “Suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri.” (ay. 35) demikian ungkap Simeon tentang Maria. Pusat dukacita Maria ada pada Yesus, Puteranya. Dukacita Maria menampilkan sisi keibuannya atas perilaku tak adil terhadap Yesus, Puteranya. Perlakuan tak adil yang diterima Yesus terjadi sepanjang hidup-Nya dan berpuncak pada salib. Karena itu, peringatan ini masih berkaitan dengan pesta Salib Suci kemarin.

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat di Korintus, yang menjadi bacaan pertama ini, memang sama sekali tidak menyinggung secara eksplisit Maria yang berdukacita. Tema surat Paulus ini adalah kasih. Paulus mengajak jemaat untuk mewujudkan kasih di antara sesama. Salah satu ungkapan kasih adalah bersukacita akan kebenaran, bukan atas ketidak-adilan (ay. 6). Dengan kata lain, terhadap peristiwa ketidak-adilan, umat hendaknya tidak bersukacita, tetapi berdukacita. Di sini umat menunjukkan kasih solidaritas atas mereka yang menderita ketidak-adilan. Hal ini mirip seperti yang dialami oleh Bunda Maria.

Dewasa ini banyak orang tua tidak lagi bisa membedakan mana yang baik dan tidak baik; mana yang benar dan salah, berkaitan dengan anaknya. Kasih orang tua akan anaknya sering ditampilkan dengan sikap membela sang anak, sekalipun anak berbuat salah. Bahkan ada orang tua yang bangga akan perilaku anak yang demikian. Hari ini kita diajak untuk berkaca pada Bunda Maria. Sabda Tuhan menghendaki supaya kita berdukacita pada ketidak-adilan dan bersukacita pada kebenaran. Artinya, kita bisa membedakan benar dan salah. Jika ada orang lain berbuat salah, entah itu anak atau siapa saja, hendaknya kita prihatin atas hal itu dan berusaha untuk membenahinya.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar