POLA PERUBAHAN MINAT RELIGIUS
Periode Kesadaran
Religius
Pada saat remaja mempersiapkan diri untuk menjadi anggota
gereja yang dianut orang tua, minat religiusnya meninggi. Sebagai akibat dari
meningkatnya minat ini, ia mungkin menjadi bersemangat mengenal agama – sampai-sampai
ia mempunyai keinginan untuk menyerahkan kehidupan untuk agama – malah meragukan
keyakinan yang diterima mentah-mentah selama masa kanak-kanak. Seringkali remaja
membandingkan keyakinannya dengan keyakinan teman-teman, atau menganalisis
keyakinannya secara kritis sesuai dengan meningkatnya pengetahuan remaja.
Periode Keraguan
Religius
Berdasarkan penelitian secara kritis terhadap keyakinan masa
kanak-kanak, remaja sering bersikap skeptik pada pelbagai bentuk religius,
seperti berdoa dan upacara-upacara gereja yang formal, dan kemudian mulai
meragukan isi religius, seperti ajaran mengenai sifat Tuhan dan kehidupan
setelah mati. Bagi beberapa remaja keraguan ini dapat membuat mereka kurang
taat pada agama, sedangkan remaja yang lain berusaha untuk mencari kepercayaan
lain yang dapat lebih memenuhi kebutuhan daripada kepercayaan yang dianut oleh
keluarganya.
Periode Rekonstruksi
Agama
Lambat atau cepat remaja membutuhkan keyakinan agama meskipun
ternyata keyakinan pada masa kanak-kanak tidak lagi memuaskan. Bila hal ini
terjadi, ia mencari kepercayaan baru – kepercayaan pada sahabat karib sesama jenis
atau lawan jenis, atau kepercayaan pada salah satu kultus agama baru. Kultus ini
selalu muncul di berbagai Negara dan mempunyai daya tarik yang kuat bagi remaja
dan pemuda yang kurang mempunyai ikatan religius. Pemuda biasanya merupakan
mangsa bagi setiap kultus religius yang berbeda atau baru.
sumber: Elizabeth B.
Hurlock, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. (edisi 5). Jakarta: Erlangga, 1980, hlm. 222.
Baca juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar