Senin, 20 Oktober 2014

Renungan Hari Senin Biasa XXIX - Thn II

Renungan Hari Senin Biasa XXIX, Thn A/II
Bac I    Ef 2: 1 – 10; Injil                    Luk 12: 13 – 21;

Injil hari ini berkisah tentang perumpamaan orang kaya yang bodoh. Perumpamaan ini berawal dari seseorang yang meminta Tuhan Yesus untuk menjadi “hakim” dalam soal pembagian harta warisan. Tuhan Yesus menegaskan bahwa di balik semua itu terdapat sebuah sikap keserakahan. Dari sinilah Tuhan Yesus kemudian menegaskan bahwa harta kekayaan tidak dapat menyelamatkan hidup betapapun banyaknya. Hidup kita tidak tergantung pada kekayaan. Hal ini dipertegas dengan contoh orang kaya dalam perumpamaan yang diceritakan Yesus. tampak jelas bahwa kekayaannya itu tidak dapat menyelamatkan dirinya.

Apa yang disampaikan Yesus dalam Injil, kembali mendapat tekanan dalam bacaan pertama. Dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, Paulus mengajak umat untuk tidak menuruti kehendak daging atau dorongan hawa nafsu. Bagi Paulus, kekayaan yang paling berharga adalah rahmat penebusan dan kasih karunia Allah. Semua itu murni pemberian dari Allah, bukan usaha manusia. Di sini Paulus mau mengatakan bahwa tidak ada dasar untuk memegahkan diri. Sikap yang hendak ditanam dan rendah hati.

Dewasa ini harta dan kekayaan sudah menjadi dewa yang selalu diburu dan dikejar manusia. Setiap orang, bahkan imam, biarawan/wati yang mengucapkan kaul.janji kemiskinan pun, tak luput dari keinginan untuk memiliki harta kekayaan yang berlimpah. Dan tak sedikit di antara mereka yang begitu  terikat dengan kekayaan sampai lupa atau menyingkirkan Tuhan. Sabda Tuhan hari ini menyadarkan kita bahwa harta kekayaan itu tidak dibawa mati. Kekayaan, sebanyak apapun, tidak dapat menyemalatkan hidup kita. Tuhan menghendaki supaya kita bersikap rendah hati dan tidak serakah terhadap kekayaan.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar