BUKANNYA MENCERAHKAN, TV ONE MALAH MENYESATKAN
Salah satu persoalan Ibukota DKI Jakarta adalah kemacetan.
Ada banyak faktor yang menjadi penyebab kemacetan itu. Dan Pemprov DKI tidak
tinggal diam. Berbagai kebijakan sudah dikeluarkan demi mengatasi masalah
kemacetan tersebut. Salah satunya adalah sterilisasi jalur busway.
Namun perlu disadari bahwa masalah kemacetan ini bukan hanya
urusan Pemprov DKI, Jokowi dan Ahok, saja. Persoalan kemacetan adalah juga
urusan semua warga Jakarta dan juga pemerintah pusat. Pemprov hanya sebatas
memikirkan dan mengeluarkan kebijakan yang berlaku untuk semua. Yang
melaksanakan kebijakan itu bukan cuma pihak pemprov saja, melainkan juga semua
warga ibukota.
Artinya, semua elemen masyarakat harus turut serta dengan cara mengikuti apa yang
dikehendaki pemprov untuk mengatasi kemacetan. Media massa, sebagai salah satu
elemen masyarakat, sudah semestinya menjadi sarana untuk membantu mengatasi
masalah kemacetan ini dengan himbauan-himbauan pencerahan kepada masyarakat.
Akan tetapi, hal ini tidak terlihat pada TV ONE. Bukannya
memberi pencerahan, TV ONE justru menyesatkan masyarakat. Ini terjadi pada
acara KABAR PETANG, 3 Desember 2013 (sebelum topik Jakarta Darurat Macet atau
sebelum azan magrib). Dalam acara itu TV ONE mengatakan bahwa sterilisasi jalur
busway dilihat sebagai pemicu
kemacetan. Terkesan bahwa TV ONE hanya mau mengkritik kebijakan pemprov soal
sterilisasi jalur busway.
Bagi pemprov dengan kebijakan itu masyarakat “dipaksa” untuk
meninggalkan kendaraan pribadi dan beralih ke kendaraan umum (dalam hal ini
Trans Jakarta). Logikanya, dengan meninggalkan kendaraan pribadi dan pindah ke
kendaraan umum, berarti jumlah kendaraan akan berkurang dari jalanan. Dengan
demikian kemacetan sedikitnya teratasi.
Di sini tampak bahwa TV ONE tidak menangkap maksud pemprov
dengan kebijakan itu. Dan tanpa memahami atau mengerti maksud kebijakan pemprov itu, TV ONE
malah buat pernyataan bahwa sterilisasi jalur busway pemicu kemacetan. Jelas, ini sebuah pembodohan bagi
masyarakat. Jadi, bukannya mencerahkan, tapi justru membodohkan masyarakat
dengan berita menyesatkan.
Seharusnya TV ONE turut serta dalam mengurai masalah
kemacetan ini dengan cara menghimbau dan mengajak masyarakat untuk meninggalkan kendaraan
pribadi dan mulai menggunakan kendaraan umum. TV ONE mesti memberi pencerahan
dengan himbauan-himbauan kepada warga untuk sadar bahwa masalah kemacetan
adalah tanggung jawab bersama, bukan cuma pemprov saja.
Kenapa TV ONE sampai pada kesimpulan menyesatkan itu? Ada tiga kemungkinan. Pertama, mungkin karena kebodohan para awak
medianya yang tidak dapat memahami maksud kebijakan sterilisasi jalur busway. Kedua, mungkin karena TV ONE berpikir instan. Jadi, dengan dikeluarkan
kebijakan sterilisasi jalur busway,
segera masalah kemacetan hilang. TV ONE berpikir bahwa mengatasi masalah
kemacetan itu semudah membalikkan telapak tangan. Padahal tidaklah demikian.
Mengatasi masalah kemacetan berarti menghadapi ratusan ribu manusia dengan
segala ego dan kepentingannya. Adalah sangat sulit mengatur manusia sebanyak
itu, apalagi yang sudah terbiasa dengan hidup seenaknya. Jadi, sangat tidak
bijak kalau kita mengharapkan kebijakan instan untuk mengatasi kemacetan. Ketiga, mungkin TV ONE membawa misi tokoh
tertentu untuk menjatuhkan popularitas Jokowi, yang dari hasil survei selalu
berada di atas sebagai calon presiden.
Karena itu, perlulah disadari bahwa kemacetan adalah tugas
kita juga untuk mengatasinya. Dengan meninggalkan ego kita masing-masing dan
mengikuti kebijakan pemprov, kita sudah membantu mengurai benang kusut kemacetan
ibukota. Harus diingat baik-baik bahwa kebijakan yang dikeluarkan pemprov DKI
bukan untuk kepentingan Jokowi dan Ahok. Kebijakan itu untuk semua warga. Kita
tidak bisa mengharapkan kebijakan yang instan. Semua itu membutuhkan proses. Dalam
proses, semua elemen turut berperan.
Mari kita dukung kebijakan itu!
Bandung, 3 Des 2013
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar