Jumat, 06 Desember 2013

TV One Menyesatkan

BUKANNYA MENCERAHKAN, TV ONE MALAH MENYESATKAN
Salah satu persoalan Ibukota DKI Jakarta adalah kemacetan. Ada banyak faktor yang menjadi penyebab kemacetan itu. Dan Pemprov DKI tidak tinggal diam. Berbagai kebijakan sudah dikeluarkan demi mengatasi masalah kemacetan tersebut. Salah satunya adalah sterilisasi jalur busway.

Namun perlu disadari bahwa masalah kemacetan ini bukan hanya urusan Pemprov DKI, Jokowi dan Ahok, saja. Persoalan kemacetan adalah juga urusan semua warga Jakarta dan juga pemerintah pusat. Pemprov hanya sebatas memikirkan dan mengeluarkan kebijakan yang berlaku untuk semua. Yang melaksanakan kebijakan itu bukan cuma pihak pemprov saja, melainkan juga semua warga ibukota.

Artinya, semua elemen masyarakat harus turut serta dengan cara mengikuti apa yang dikehendaki pemprov untuk mengatasi kemacetan. Media massa, sebagai salah satu elemen masyarakat, sudah semestinya menjadi sarana untuk membantu mengatasi masalah kemacetan ini dengan himbauan-himbauan pencerahan kepada masyarakat.

Akan tetapi, hal ini tidak terlihat pada TV ONE. Bukannya memberi pencerahan, TV ONE justru menyesatkan masyarakat. Ini terjadi pada acara KABAR PETANG, 3 Desember 2013 (sebelum topik Jakarta Darurat Macet atau sebelum azan magrib). Dalam acara itu TV ONE mengatakan bahwa sterilisasi jalur busway dilihat sebagai pemicu kemacetan. Terkesan bahwa TV ONE hanya mau mengkritik kebijakan pemprov soal sterilisasi jalur busway.

Bagi pemprov dengan kebijakan itu masyarakat “dipaksa” untuk meninggalkan kendaraan pribadi dan beralih ke kendaraan umum (dalam hal ini Trans Jakarta). Logikanya, dengan meninggalkan kendaraan pribadi dan pindah ke kendaraan umum, berarti jumlah kendaraan akan berkurang dari jalanan. Dengan demikian kemacetan sedikitnya teratasi.

Di sini tampak bahwa TV ONE tidak menangkap maksud pemprov dengan kebijakan itu. Dan tanpa memahami atau mengerti maksud kebijakan pemprov itu, TV ONE malah buat pernyataan bahwa sterilisasi jalur busway pemicu kemacetan. Jelas, ini sebuah pembodohan bagi masyarakat. Jadi, bukannya mencerahkan, tapi justru membodohkan masyarakat dengan berita menyesatkan.

Seharusnya TV ONE turut serta dalam mengurai masalah kemacetan ini dengan cara menghimbau dan mengajak masyarakat untuk meninggalkan kendaraan pribadi dan mulai menggunakan kendaraan umum. TV ONE mesti memberi pencerahan dengan himbauan-himbauan kepada warga untuk sadar bahwa masalah kemacetan adalah tanggung jawab bersama, bukan cuma pemprov saja.

Kenapa TV ONE sampai pada kesimpulan menyesatkan itu? Ada tiga kemungkinan. Pertama, mungkin karena kebodohan para awak medianya yang tidak dapat memahami maksud kebijakan sterilisasi jalur busway. Kedua, mungkin karena TV ONE berpikir instan. Jadi, dengan dikeluarkan kebijakan sterilisasi jalur busway, segera masalah kemacetan hilang. TV ONE berpikir bahwa mengatasi masalah kemacetan itu semudah membalikkan telapak tangan. Padahal tidaklah demikian. Mengatasi masalah kemacetan berarti menghadapi ratusan ribu manusia dengan segala ego dan kepentingannya. Adalah sangat sulit mengatur manusia sebanyak itu, apalagi yang sudah terbiasa dengan hidup seenaknya. Jadi, sangat tidak bijak kalau kita mengharapkan kebijakan instan untuk mengatasi kemacetan. Ketiga, mungkin TV ONE membawa misi tokoh tertentu untuk menjatuhkan popularitas Jokowi, yang dari hasil survei selalu berada di atas sebagai calon presiden.

Karena itu, perlulah disadari bahwa kemacetan adalah tugas kita juga untuk mengatasinya. Dengan meninggalkan ego kita masing-masing dan mengikuti kebijakan pemprov, kita sudah membantu mengurai benang kusut kemacetan ibukota. Harus diingat baik-baik bahwa kebijakan yang dikeluarkan pemprov DKI bukan untuk kepentingan Jokowi dan Ahok. Kebijakan itu untuk semua warga. Kita tidak bisa mengharapkan kebijakan yang instan. Semua itu membutuhkan proses. Dalam proses, semua elemen turut berperan.

Mari kita dukung kebijakan itu!
Bandung, 3 Des 2013
by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar