Renungan
HUT Kemerdekaan RI ke-69, Thn A/II
Bac I : Sir 10: 1 – 8; Bac
II : 1Ptr 2: 13 – 17;
Injil : Mat 22: 15 – 21
Hari ini, sebagai
warga negara, kita merayakan hari kemerdekaan bangsa kita dari penjajahan
bangsa asing. Tepat tanggal 17 Agustus enampuluh sembilan tahun lalu, Bung Karno
dan Bung Hatta, atas nama bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya. Tema
sabda Tuhan dalam bacaan liturgi kemerdekaan ini adalah bijaksana. Dikaitkan dengan
hari raya kita, maka secara tidak langsung Tuhan menghendaki agar kita
menggunakan kemerdekaan kita dengan bijaksana.
Dalam bacaan
pertama, sikap bijaksana itu ditujukan kepada para pemimpin terhadap
bawahannya. Sikap bijaksana pemimpin dapat membawa efek positif bagi
bawahannya. Penulis Putera Sirakh mengatakan bahwa pemimpin yang bijaksana akan
mendatangkan ketertiban dan keteraturan (ay.1) dan kesejahteraan (ay. 3).
Sedangkan dalam bacaan kedua, yang diambil dari surat Rasul Petrus yang
pertama, sikap bijaksana ditujukan kepada semua orang, secara khusus orang
bawahan. Petrus dalam suratnya, menegaskan agar kita tidak menyalahgunakan
kemerdekaan demi kepentingan diri sendiri. Petrus menghendaki agar kita hidup
“sebagai orang merdeka” (ay. 16), yang berarti menggunakan kemerdekaan dengan
bijaksana. Hidup merdeka dengan bijaksana dapat terlihat dalam sikap
menghormati dan mengasihi sesama, takut akan Allah dan menghormati pemimpin
pemerintahan (ay. 17).
Sikap bijaksana,
dalam Injil hari ini, diperlihatkan oleh Tuhan Yesus. Menghadapi pertanyaan
menjebak dari murid-murid kaum Farisi dan orang Herodian, Yesus memberikan
jawaban yang bijaksana. “Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan
kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.” (ay.
21). Di sini Yesus mau menanamkan sikap bijaksana berhadapan dengan dua
institusi: agama dan sipil. Melalui jawabannya itu, Tuhan Yesus mengajak orang
untuk tidak mencampuradukkan kedua urusan ini. Sikap bijaksana terlihat dari
kemampuan orang membedakan dan memisahkan kedua urusan tersebut.
Sebagai orang
merdeka tentulah kita merasa bangga hidup di alam kemerdekaan. Agak susah jika
membayangkan kita masih hidup dalam keterjajahan, meski dalam artian tertentu
masih banyak sesama kita yang terjajah. Sabda Tuhan hari ini mengajak kita
menghayati kemerdekaan negara kita dengan bijaksana. Menghayati kemerdekaan
dengan bijaksana bukan berarti menikmati kemerdekaan itu untuk diri sendiri
atau kelompok kita sendiri saja, melainkan membaginya kepada sesama kita. Tak bisa
dipungkiri bahwa ada banyak warga negara yang hidupnya masih dijajah, dan yang
ironisnya dilakukan oleh anak bangsa sendiri. Sabda Tuhan memanggil kita untuk
menggunakan kemerdekaan kita demi pemerdekaan saudara-saudari kita yang masih
dijajah. Di sinilah letak kebijaksanaan kemerdekaan kita.. Dengan kebijaksanaan
itulah maka akan tercipta cita-cita bangsa ini, yaitu kesejahteraan hidup, yang
dalam bahasa imannya adalah Kerajaan Allah.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar