YANG SETIA DISINGKIRKAN
Pengantar
Pesan Bunda Maria ini diambil dari
wawancara batin antara Don Stefano Gobbi dan Bunda Maria. Wawancara batin
adalah suatu gejala mistik yang ada dalam kehidupan Gereja. Ia bukanlah
komunikasi inderawi. Dalam wawancara batin ini orang tidak mendengar dengan
telinga atau melihat dengan mata dan tidak ada sesuatu yang bisa disentuh. Jadi,
wawancara batin merupakan karunia dalam wujud pesan yang disampaikan Allah
supaya kita laksanakan dengan bantuan-Nya.
Dalam wawancara batin di sini, Don
Stefano menjadi alat komunikasi; dengan tetap menjaga kebebasannya, ia
mengungkapkan persetujuan terhadap kegiatan Roh Kudus. Artinya, ia tidak
mencari-cari gagasan atau cara pengungkapannya. Ia murni sebagai penyalur
pesan.
Wawancara batin antara Bunda Maria
dan Don Stefano Gobbi ini memuat pesan Bunda Maria untuk para imam. Pesan
yang disampaikan dalam wawancara batin ini, meski terjadi pada tahun 1977, tapi nilai dan maknanya masih relevan hingga saat kini. Pesan Bunda Maria ini,
secara khusus ditujukan kepada para imam, namun peruntukkannya bisa juga
untuk umat katolik dan umat manusia pada umumnya. Jadi, dalam pesan Bunda Maria
yang disampaikan masa lalu, terdapat butir-butir pencerahan untuk masa sekarang.
Semuanya tergantung sejauh mana mata hati kita
melihatnya.
Bunda Maria Berpesan
“Kekacauan berkembang semakin parah, juga di dalam Gereja,
dan kini menyebar ke segala penjuru dunia. Yang pertama akan digempur adalah
para imam. Mereka membiarkan diri dijerumuskan oleh ketidaksetiaan. Setiap hari
jumlah mereka yang membiarkan diri dijerumuskan oleh kesesatan ini semakin besar.
Atas nama kemajuan, sejumlah imam telah menjadi hamba dunia
dan hidup menurut dunia. Mereka telah menggantikan doa dengan kegiatan yang
menyibukkan; mereka telah menggantikan mati raga dengan terus memburu
penghiburan dan kenikmatan; mereka telah mengganti kekudusan dengan semakin
patuh kepada dosa. Mereka telah menjadi jasad berjalan, kubur yang dicat putih,
yang masih menyebut diri imam, tetapi oleh Puteraku Yesus, tidak lagi diakui
sebagai imam.
Dan sayang sekali, tidak jarang orang-orang seperti itulah yang paling dihargai, yang
berhasil mencapai sukses dan yang ditempatkan pada kedudukan dengan tanggung
jawab besar.
Mereka yang tetap setia biasanya adalah mereka yang dianiaya,
yang paling tidak diacuhkan dan
kadang-kadang sengaja disingkirkan.
Dengan demikian kegelapan merajalela dan awan setan berusaha
menutupi segala sesuatu: setiap hari kemurtadan semakin besar.”
10 Maret 1977
diedit dari: Marian
Centre Indonesia, Kepada Para Imam:
Putra-putra Terkasih Bunda Maria. (hlm 284 – 285)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar