Renungan Hari Raya
Kabar Sukacita, Thn A/II
Bac I : Yes 7: 10 – 14, 8: 10; Bac II : Ibr 10: 4 – 10;
Injil : Luk 1: 26 – 38
Hari ini Gereja Universal merayakan Hari Raya Kabar Sukacita.
Yang dimaksud dengan hari raya ini adalah peristiwa Bunda Maria menerima kabar
sukacita dari Malaikat Gabriel. Injil hari ini mengisahkan peristiwa tersebut. Dasar
penetapan perayaan ini mungkin berdasarkan hitungan kehamilan yang umumnya
sembilan bulan. Gereja sudah menetapkan bahwa kelahiran Yesus terjadi pada tanggal
25 Desember, maka jika dihitung mundur, hari ini genap 9 bulan. Karena itulah,
di saat Maria menjawab “ya” atas rencana Allah, Yesus bersemayam dalam
rahimnya. Jadi, Yesus, sebagaimana manusia lainnya, berada dalam rahim ibunya
selama 9 bulan.
Karena tema umum perayaan hari ini adalah sukacita, maka
bacaan-bacaan liturgi pun mewartakan sukacita. Dalam bacaan pertama, Yesaya
mengungkapkan nubuat sukacita akan kehadiran Immanuel melalui seorang perempuan.
Nubuat sukacita Yesaya ini terpenuhi dalam diri Bunda Maria yang terbaca dalam
Injil hari ini.
Penulis Kitab Kepada Orang Ibrani, dalam bacaan kedua, tidak
hanya berhenti pada penerimaan Bunda Maria atas warta sukacita. Memang hal itu
mendatangkan sukacita. Akan tetapi, penulis melihat peran dari Yesus yang
dikandung Bunda Maria, yaitu menebus dosa umat manusia. Inilah sukacita
terbesar, karena betapa Allah mengasihi umat-Nya sehingga rela mengorbankan
Putera-Nya untuk keselamatan manusia. Jadi, penulis tidak berhenti pada
sukacita penerimaan kabar gembira, melainkan berlanjut pada sukacita
penyelamatan.
Hari Raya Kabar Sukacita hendaknya menjadi sukacita bagi kita.
Sabda Tuhan menyadarkan kita bahwa Allah begitu peduli dan mengasihi kita,
sekalipun kita berdosa. Inilah hendaknya mendatangkan sukacita dalam hidup
kita. Dan kita diajak untuk membagikan sukacita itu kepada sesama kita. Hari ini
Tuhan menghendaki agar kita bersukacita atas kasih-Nya dan supaya kita saling
berbagi sukacita.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar