Rabu, 08 Januari 2014

Pola Emosi Bayi

POLA EMOSIONAL YANG LAZIM PADA MASA BAYI
Kemarahan
Perangsang yang lazim membangkitkan kemarahan bayi adalah campur tangan terhadap gerakan-gerakan mencoba-cobanya, menghalangi keinginannya, tidak mengizinkannya mengerti sendiri dan tidak memperkenankannya melakukan apa yang di dekatnya. Pada tahun kedua bayi dapat juga melonjak-lonjak, berguling-guling, meronta-ronta dan menahan nafas.

Ketakutan
Perangsang yang paling mungkin membangkitkan ketakutan bayi adalah suara keras, orang berang dan situasi asing, ruangan gelap, tempat tinggi dan binatang. Perangsang yang terjadi tiba-tiba atau tidak terduga atau yang tidak lazim bagi bayi biasanya membangkitkan rasa takut juga. Tanggapan rasa takut yang lazim pada masa bayi terdiri dari upaya menjauhan diri dari perangsang yang menakutkan dengan merengek, menangis dan menahan nafas.

Rasa ingin tahu
Setiap mainan atau barang baru dan tidak biasa adalah perangsang untuk keingintahuan, kecuali jika kebaruan itu bagitu tegas sehingga menimbulkan ketakutan. Bila rasa takut berkurang, ia akan digantikan oleh rasa ingin tahu. Bayi mudah mengungkapkan rasa ingin tahunya terutama melalui ekspresi wajah – menegangkan otot muka, membuka mulut dan menjulurkan lidah. Kemudian bayi akan menangkap barang yang membangkitkan rasa ingin tahunya tersebut, memegang, membolak-balik, melempar atau memasukkan ke mulutnya.

Kegembiraan
Kegembiraan dirangsang oleh kesenangan fisik. Pada bulan kedua atau ketiga, bayi bereaksi pada orang yang mengajaknya bercanda, menggelitik, mengamati dan memperhatikannya. Mereka mengungkapkan rasa senang atau kegembiraannya dengan tersenyum, tertawa dan menggerakkan lengan serta kakinya. Bila rasa senang sangat besar, bayi berdekut, berdeguk atau bahkan berteriak dengan gembira, dan semua gerakan tubuh menjadi makin intensif.

Afeksi
Setiap orang yang mengajak bayi bermain, mengurus kebutuhan jasmaninya atau melihatkan afeksi akan merupakan perangsang untuk afeksi mereka. Kemudian mainan dan hewan kesayangan keluarga mungkin juga menjadi obyek cinta bagi mereka. Umumnya bayi mengungkapkan afeksinya dengan memeluk, menepuk dan mencium barang atau orang yang dicintai.

sumber: Elizabeth B. Hurlock, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5). Jakarta: Erlangga, 1980, hlm. 87

Tidak ada komentar:

Posting Komentar