Selasa, 09 November 2021

INI ALASAN KENAPA ANIES BASWEDAN BISA TERPILIH JADI PRESIDEN RI

 


Survei elektabilitas calon presiden 2024 ditempati oleh 3 nama, yaitu Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Kemunculan nama Anies Baswedan tentulah mengusik akal sehat bagi sebagian besar warga Indonesia. Alasannya karena Anies minus prestasi: kerjanya tak nyata, janji-janjinya waktu kampanye tak bisa dipenuhi, makan di warteg hanya mampu bayar 1 juta, untuk proyek pengusaha ia kelebihan bayar miliyaran. Akan tetapi, nama Anies Baswedan tetap menjadi ancaman bagi dua nama lainnya.

Tak heran, ada sekelompok pegiat media sosial mencoba membuka akal sehat warga tentang betapa buruknya Anies. Ada yang terang-terangan mengatakan Anies pemimpin terbego. Ada pula yang meramalkan negara bakal hancur bila Anies terpilih jadi presiden. Ada yang sedikit santun mengatakan Anies hanya bisa mengolah kata, bukan menata kota. Mereka mencoba menampilkan keburukan-keburukan kepemimpinan Anies Baswedan selama menjabat Gubernur DKI Jakarta. Memang agak sulit untuk menemukan prestasi Anies, karena pencapaian-pencapaian yang selalu dibanggakan itu merupakan buah kerja pemimpin sebelumnya.

Sekalipun berita-berita negatif selalu disematkan pada diri Anies Baswedan, yakinlah Anies Baswedan akan terpilih jadi Presiden RI dalam PEMILU 2024 nanti. Setidaknya ada beberapa alasan yang bisa dikemukakan di sini.

1.    Masih ada partai yang haus kekuasaan

Salah satu sistem PEMILU kita adalah calon harus diusung oleh partai politik. Memang seseorang bisa maju dengan menempuh jalur independen, namun jalan yang harus ditapaki begitu berliku. Dapatlah dikatakan bahwa partai yang mengusung Anies menjadi presiden adalah partai yang haus akan kekuasaan. Mereka hanya menggunakan suara rakyat untuk kepentingan partai. Kenapa bisa dikatakan demikian? Tentulah mereka tidak buta matanya. Mereka juga melihat Anies tak punya prestasi. Mereka tahu negara tak akan maju. Namun mereka melihat Anies punya nilai jual untuk memenuhi syahwat politik mereka.

2.    Masih banyak pemilih yang bodoh

Tak bisa dipungkiri, masih banyak pemilih Indonesia nanti masuk dalam ketegori bodoh. Kata “bodoh” ini tidak dalam pengertian lemah intelektual, tetapi dalam pengertian tak mampu menggunakan akal sehat dan kurang bijaksana. Jadi, sekalipun seseorang itu punya gelar sarjana, namun dalam PEMILU nanti bisa saja dia menjadi bodoh. Pemilih bodoh ini hanya puas dengan kenikmatan sesaat, yaitu janji-janji atau juga bantuan yang biasa diberikan saat kampanye.

3.    Masih banyak pemilih yang suka dibodoh-bodohi

Alasan ketiga ini masih terkait erat dengan alasan kedua. Sudah lumrah kalau orang bodoh paling mudah dibodoh-bodohi, alias dibohongi. Hal ini tampak jelas pada pemilihan gubernur DKI Jakarta lalu. Banyak pemilih “rela” dibodoh-bodohi dengan janji, “ayat dan mayat”. Dan pada PEMILU 2024 nanti kelihatannya pemilih yang bodoh dan yang suka dibodoh-bodohi masih banyak. Mereka inilah yang akan menghantar Anies Baswedan menuju RI-1.

4.    Masih ada agama yang bisa dijual

Sudah jadi rahasia umum kalau islam merupakan agama yang punya nilai jual untuk dipolitisasi. Dari PEMILU satu ke PEMILU lain, hanya agama islam yang selalu memainkan peranan dalam kampanye hitam. Dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta lalu, agama islam dipakai untuk menghantam lawan politik Anies Baswedan. Tim sukses Anies menggunakan ayat Al-Qur’an untuk menjegal lawannya, dan ternyata itu ampuh. Dalam pemilihan presiden 2019 lalu juga demikian. Tim sukses Prabowo menggunakan islam untuk menghantam lawannya. Tidak hanya itu, masjid-masjid juga selalu dipakai untuk menyerang lawan yang tidak disukai. Ada banyak ustad dan da’i yang siap dipakai. Kepada ustad dan da’i dikatakan demi bela agama, tapi di baliknya adalah demi kekuasaan.

5.    Masih banyak kelompok radikal dan fanatik

Alasan kelima ini masih terkait erat dengan alasan keempat. Yang dimaksud dengan kelompok di sini tentulah kelompok islam. Hal ini disebabkan karena kepicikan itu biasa diidentikkan dengan pemeluk islam. Ketika dikatakan oleh ustad, da’i atau ulama bahwa satu calon itu tidak islami dan yang satu islami, tentulah umat islam akan pilih yang islami. Belum lagi ada misi islam untuk mendirikan khilafah, tentulah akan menyatukan suara mereka untuk memilih Anies Baswedan. Soal negara maju atau tidak, bukan urusan, yang penting islam berkembang.

DEMIKIANLAH lima alasan kenapa dalam pemilihan presiden 2024 nanti Anies Baswedan akan terpilih. Memang saat ini ramai di media sosial orang menampilkan sisi negatif Anies Baswedan, tetap saja dia akan terpilih. Upaya para “anti” Anies hanya menyasar poin kedua dan ketiga, sementara poin lainnya sama sekali tak tersentuh. Bahkan poin lainnya itu tak akan mungkin disentuh, karena ketiganya terkait dengan agama. Soal agama ini tentulah ranah yang sangat sensitif. Salah bergerak, bisa jadi masalah. Dan sementara area ini sudah dikuasai oleh kelompok-kelompok yang punya kepentingan; yang satu kepentingan kekuasaan, yang lain kepentingan khilafah.

Sebenarnya masih ada satu alasan lagi, namun terlihat kurang kuat. Alasan itu adalah motif bela rasa. Sering dalam PEMILU-PEMILU di negara ini kemenangan bukan ditentuka oleh prestasi calon tetapi karena bela rasa pemilih kepada calon. Umumnya, calon yang dibela-rasai ini adalah calon yang sering dizolimi. Sebagai contoh, kemenangan pertama SBY dalam pilpres. Nah, saat ini ada kesan Anies Baswedan dizolimi oleh para pegiat sosial media yang membuka aib dan keburukan Anies. Bukan tidak mungkin, apa yang dilakukan oleh pegiat medsos ini justru membuat pemilih merasa kasihan dengan Anies dan akhirnya memilih dia.

Dabo Singkep, 21 Oktober 2021

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar