Jumat, 15 Oktober 2021

TELAAH ATAS SURAH ALI IMRAN AYAT 85

 

 “Dan barangsiapa mencari agama selain islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi.” [QS 3: 85]

Al-Qur’an merupakan pusat spiritualitas islam. Umat islam menyakini Al-Qur’an langsung berasal dari Allah SWT. Ada dua versi pemaknaan dari kata “langsung” ini. Versi pertama memahami Al-Qur’an, sebagai sebuah kitab yang utuh diberikan langsung kepada nabi Muhammad SAW. Hal ini didasarkan pada kisah turunnya wahyu pertama, saat Muhammad bersemedi di gua Hira. Saat itu suatu malaikat menampakkan diri kepada Muhammad dan memberi perintah singkat: Bacalah! Tentulah waktu itu sudah ada kitab, yang belakangan dikenal dengan nama Al-Qur’an, sehingga malaikat menyuruh Muhammad untuk membacanya. Versi lain memahami bahwa wahyu Allah SWT diturunkan secara bertahap dalam kurun waktu 23 tahun. Ada dua lokasi besar turunnya wahyu, yaitu Mekkah dan Madinah (jaraknya kurang lebih 450 km). Makna “langsung” di sini Allah menyampaikan wahyu-Nya kepada Muhammad, dan kemudian ditulis. Kumpulan tulisan wahyu Allah ini kemudian dikumpulkan, dan jadilah Al-Qur’an.

Mau versi pertama atau kedua, tetap saja Al-Qur’an itu adalah wahyu Allah. Apa yang tertulis di dalamnya, kecuali penomoran dan juga beberapa kata/frase yang ada dalam tanda kurung) merupakan perkataan Allah sendiri. Dengan demikian, kutipan ayat di atas harus dipercaya sebagai kata-kata Allah, yang disampaikan kepada Muhammad. Berhubung surah ini masuk dalam kelompok surah madaniah, maka bisa dipastikan kutipan ayat di atas dikatakan Allah saat Muhammad berada di Madinah. Bisa dibayangkan pada waktu itu Allah berkata bersabda kepada Muhammad, “Dan barangsiapa mencari agama selain islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi.”

Berhubung Al-Qur’an hanya sebatas kumpulan wahyu Allah, dimana sering terjadi juga antara ayat yang satu dengan ayat yang lain tidak ada kaitan, maka sering orang menemukan maksud asli wahyu Allah tersebut. Memang Allah sendiri sudah mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah keterangan yang jelas. Misalnya seperti kutipan wahyu Allah di atas. Orang sulit memahami karena tidak tahu persis konteks historisnya, apa latar belakang di balik perkataan Allah tersebut, kenapa Allah mengeluarkan pernyataan seperti itu dan apa maksud tujuannya.

Terkait perkataan Allah di atas, kita dapat mengajukan dua kemungkinan. Pertama, kata-kata Allah ini ditujukan kepada para pengikut Muhammad, yang dikenal dengan sebutan kaum anshar. Mungkin waktu itu mereka baru menetap di Madinah. Di Madinah sendiri waktu itu sudah ada beberapa agama, setidaknya ada agama Yahudi dan Kristen Nestorian. Ada ketakutan dalam diri Muhammad para pengikutnya tertarik mengikuti agama lain dan meninggalkan islam. Karena itulah Allah menurunkan wahyu (atau Muhammad menciptakan wahyu?) dengan sedikit nada ancaman, yang menjadi ciri khas wahyu-wahyu Allah. Tujuannya jelas, yakni agar para pengikutnya ini tetap memilih islam. Mungkin situasi ini pula yang melahirkan ajaran Muhammad untuk membunuh umat islam yang murtad (silahkan baca: Islam Mengajarkan untuk Membunuh Umatnyayang Murtad).

Kedua, kata-kata Allah ini ditujukan kepada para penduduk Madinah, teristimewa yang bukan beragama Yahudi dan Kristen Nestorian. Sebagaimana sudah diketahui umum, di Madinah juga ada suku Arab yang masih dengan kepercayaan lama. Hampir dapat dipastikan waktu itu ada keinginan tersembunyi Muhammad untuk menguasai Madinah. Namun keinginan tersebut tak bisa langsung diwujudkan mengingat jumlah pengikutnya masih sedikit. Dia harus menambah jumlah. Karena itu, Muhammad harus mencari pengikut baru, yang sasaran utamanya adalah penduduk asli Madinah yang belum beragama. Maka lahirlah wahyu Allah ini (atau wahyu Muhammad?).

Jika berfokus pada kemungkinan kedua, maka dapatlah dikatakan bahwa wahyu Allah ini merupakan bantuk pewartaan islam agar umat lain masuk islam. Dengan perkataan lain, wahyu Allah ini bisa disederhakan menjadi, “masuk islam kamu untung, tak masuk islam kamu buntung.” Tentulah, dengan hitung-hitungan ekonomis orang akan mencari keuntungan.

Jika kutipan perkataan Allah di atas direfleksikan secara kritis dengan akal sehat yang jernih, maka akan ditemukan dua butir penting.

(1) Berangkat dari keyakinan umum bahwa Al-Qur’an adalah kitab yang jelas karena wahyu yang ada di dalamnya juga jelas, maka kita dapat mengajukan pertanyaan untuk mengecek seberapa jelas wahyu Allah ini. Wahyu Allah ini secara tidak langsung telah membuat pembedaan dengan agama-agama lain. Secara implisit hendak dikatakan bahwa agama-agama lain itu tidak baik, membuat orang yang memilihnya menjadi rugi. Hanya islam agama yang baik, membuat orang yang memilihnya untung. Menjadi pertanyaan, dimana letak “baiknya” agama islam itu? Apa yang membuat orang yang memilih islam itu tidak rugi. Di sini sama sekali tidak ada penjelasan dari Allah. Baik ayat sebelumnya maupun ayat sesudahnya sama sekali tidak menjelaskan hal ini, sehingga benar-benar wahyu Allah ini tidak jelas; dan karena itu bertentangan dengan pernyataan umum, Al-Qur’an itu jelas.

Tentulah umat islam, tanpa mengadakan analisa atas ajaran agamanya, akan mengatakan bahwa memang agama islam itu yang baik. Namun kepada mereka bisa diajukan 7 pertanyaanberikut ini:

a)   Apakah agama itu baik jika agama itu mengajarkan umatnya untuk membunuh orang yang murtad?

b)   Apakah agama itu baik jika agama itu mengajarkan untuk meneror umat agama lain dengan berbagai cara seperti menawan, menyiksa dengan kejam, memenggal kepala, memancung jari-jari bahkan membunuh?

c)   Apakah agama itu baik jika agama itu mengajarkan untuk membunuh orang yang menghina Allahnya dan nabi Muhammad?

d)   Apakah agama itu baik jika agama itu mengajarkan untuk memusuhi orang kafir, tidak menjalin relasi dengan orang kafir apalagi memilih orang kafir sebagai pemimpin?

e)   Apakah agama itu baik jika agama itu mengajarkan untuk tidak menshalatkan jenasah orang yang bersekutu dengan orang kafir?

f)     Apakah agama itu baik jika agama itu mengajarkan bahwa suami dapat memperkosa istrinya dan juga pembantu rumah tangga yang dimiliki?

g)   Apakah agama itu baik jika agama itu mengajarkan bahwa suami bisa menyetubuhi pembantu rumah tangga yang dimiliki, dan ini bukan zinah?

Tidak jelas “baiknya” islam itu menimbulkan kesan kalau Allah (atau Muhammad) hanya sekedar omong. Allah tidak menyadari kalau orang lain juga punya pendapat demikian, yaitu bahwa agamanya yang paling baik. Ataukah Allah meniru pemikiran orang itu?

(2)  Dalam wahyunya itu, secara halus Allah melatakkan ancaman. Dengan mengatakan jika tidak memilih islam maka orang akan menderita, ini sudah merupakan ancaman. Memang wahyu Allah dalam Al-Qur’an banyak dipenuhi dengan ancaman atau menakut-nakuti orang. Ancaman neraka dengan gambaran-gambaran yang menakutkan sering ditujukan bukan hanya kepada pemeluk islam agar tidak meninggalkan islam, tetapi juga kepada non muslim supaya masuk islam.

Memang itu adalah urusan Allah. semua itu keputusan-Nya, yang harus dihormati. Akan tetapi, wahyu Allah ini jelas-jelas bertentangan dengan wahyu Allah lainnya (QS al-Baqarah : 256). Dalam surah al-Baqarah, yang juga termasuk dalam kelompok surah Madaniah, Allah mengatakan bahwa tidak ada paksaan dalam memeluk agama islam. Di sini sama sekali tidak ada nada ancaman: mau masuk islam, ya silahkan, tidak juga tak apa-apa. Tidak dikatakan kalau tidak masuk islam, maka akan rugi atau menderita. Karena itulah, bisa dipastikan wahyu Allah dalam QS Ali Imran: 85 bertolak belakang dengan wahyu Allah dalam QS al-Baqarah: 256. Kenapa bisa terjadi demikian?

DEMIKIANLAH telaah atas wahyu Allah yang terdapat dalam surah Ali Imran ayat 85. Lewat telaah ini kita dapat menemukan kontradiksi dalam wahyu Allah itu sendiri. Hal ini membuat kita tak berlebihan kalau meragukan kutipan wahyu di atas sungguh berasal dari Allah. Atau bahkan meragukan AL-Qur’an sebagai wahyu Allah. Hasil penelaahan tebersit kalau “wahyu Allah” ini hanyalah karangan manusia, yang bernama Muhammad. Tetulah ini masih sebatas opini, yang masih perlu dibuktikan lewat penelitian lebih lanjut.

Dabo Singkep, 4 Oktober 2021

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar