Kamis, 06 Mei 2021

YESUS ROTI HIDUP - EKARISTI


 

Dalam salah satu pengajaran-Nya kepada orang Yahudi Yesus mengatakan bahwa Dia adalah Roti hidup Yesus bersabda, "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.” Hal ini kembali ditegaskan Yesus pada waktu perjamuan malam terakhir bersama para murid-Nya. Pada waktu itu, Yesus mengambil roti lalu mengucap berkat dan kemudian memecah-mecahkab roti itu dan membaginya kepada para murid. Saat itu Dia berkata bahwa roti yang dibagikan itu adalah tubuh-Nya, dan Dia meminta para murid-Nya untuk memakannya karena memang itu makanan (bdk. Mat 26: 26; 1 Kor 11: 24). Yesus meminta para murid untuk senantiasa melakukan hal itu sebagai peringatan/kenangan akan diri-Nya.

Apa yang dilakukan Yesus bersama para murid-Nya di malam perjamuan terakhir adalah sebuah bentuk ekaristi. Oleh karena itu, perjamuan terakhir dikenal sebagai hari berdirinya sakramen ekaristi.

Sangat menarik kalau dicermati pernyataan di atas, secara khusus kata-kata yang ditebalkan. Sentralnya adalah Yesus. Lalu ada roti, tubuh atau daging dan makan serta makanan. Roti diidentikkan dengan daging atau tubuh dan itu adalah makanan. Karena ia merupakan makanan, ya mesti dimakan. Dan itulah yang terjadi dalam perayaan ekaristi. Umat diundang untuk menyambut tubuh Kristus, yang dikenal dengan hosti.

Namun masih banyak manusia yang menyangsikan bahwa hosti itu adalah benar-benar daging. Kalau dikatakan hosti itu benar-benar makanan: sudah pasti. Tapi kalau dikatakan benar-benar daging: sabar dulu dech. Demikian pemikiran banyak orang.

Berikut ini akan dikisahkan beberapa kisah mujizat ekaristi. Kami tidak tahu apakah ini dapat menghapus keraguan banyak orang. Bukan maksud kami untuk membuat Anda percaya. Karena soal percaya atau tidak adalah hak Anda. Kami hanya mau berbagi cerita. Berkaitan dengan percaya atau tidak, kami mengikuti apa yang pernah dikatakan Yesus, "Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." (Yoh 20: 29).

LANCIANO, sekitar 700 M

Lanciano adalah sebuah kota kecil di pesisir Laut Adriatic di Italia. Lanciano berarti “tombak”. Menurut tradisi, Santo Longinus, prajurit yang menikamkan tombaknya ke lambung Yesus

hingga mengalir Darah dan Air (Yoh 19:34), berasal dari Lanciano. Longinus bertobat setelah peristiwa penyaliban dan di kemudian hari wafat sebagai martir demi imannya.

Pada masa terjadinya mukjizat Ekaristi ini, suatu bidaah (ajaran sesat) menyebar dalam Gereja menentang ajaran tentang Kehadiran Nyata Yesus Kristus dalam Ekaristi. Dalam hati seorang imam timbul keragu-raguan dan keragu-raguannya itu semakin lama semakin kuat. Suatu pagi, saat Konsekrasi dalam perayaan Misa, tubuhnya gemetar dan berguncang hebat. Di hadapan umat, ia menunjukkan apa yang telah terjadi.

Hosti telah berubah menjadi Daging dan anggur menjadi Darah!

Mukjizat ini terjadi hampir 1300 tahun yang silam dan berlangsung hingga kini. Sekitar tahun 1970-an dilakukan penelitian dan hasilnya membuktikan bahwa daging tersebut adalah jaringan jantung manusia dan darahnya adalah darah manusia, keduanya memiliki golongan darah AB. Darah memiliki karakteristik darah hidup dan tidak diketemukan adanya bahan pengawet atau sejenisnya, baik dalam daging maupun dalam darah. Kami merenungkan mukjizat Lanciano dengan Kitab Suci:

Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.” (Yoh 6:53-54)

Bangkitkanlah dalam diri kami rasa lapar dan haus akan santapan Ekaristi-Mu, ya Kristus, agar dengan mengikuti-Mu dan mencicipi roti surgawi-Mu, kami boleh datang untuk menikmati kehidupan kekal.

TRANI, tahun 1000

Pasa masa terjadinya Mukjizat Ekaristi ini, adalah seorang wanita Yahudi yang amat benci pada Gereja Katolik. Gereja St. Anna, dulunya adalah sebuah sinagoga, tetapi kini telah menjadi Gereja Katolik di mana orang-orang Yahudi yang telah bertobat bersembah bakti kepada Tuhan. Hari Kamis Putih, yaitu malam ditetapkannya Sakramen Ekaristi, adalah malam terjadinya mukjizat.

Wanita Yahudi berhasil membujuk seorang wanita Katolik yang murtad untuk membawakan baginya sekeping Hosti yang telah dikonsekrasikan. Setelah menerima Komuni Kudus, wanita itu tidak menyantap Hosti, melainkan membawanya kepada si wanita Yahudi guna mendapatkan imbalan sejumlah uang. Si wanita Yahudi kemudian pergi ke tungku dapur dan menjerangkan periuk yang telah diisinya dengan minyak. Ketika minyak dalam periuk mendidih, ia melemparkan Hosti Kudus ke dalamnya. Wanita itu sangat terkejut ketika Hosti berubah menjadi daging dan mulai mengeluarkan banjir darah.

Wanita Yahudi itu amat ketakutan sementara darah terus membanjir hingga meluber ke luar periuk. Para tetangga berdatangan untuk melihat mengapa ia berteriak-teriak, maka ia menceritakan kepada mereka apa yang telah terjadi. Beberapa wanita bergegas melaporkannya kepada imam yang segera datang dan melihat darah yang membanjir. Imam mengambil daging dari periuk dan membawanya ke Katedral Trani. Sebuah monstran perak berhias indah dirancang khusus bagi Kristus. Di tengah monstran ditempatkan dua bagian kecil dari Hosti yang tergoreng. Warna sebagian besar Hosti adalah coklat tua dan Hosti yang tercelup darah itu tidak mengalami kerusakan. Hosti disimpan dengan hormat serta dapat dilihat di katedral.

Selama berabad-abad dilakukan penyelidikan serta analisa terhadap Mukjizat Ekaristi ini. Pada tahun 1384, Paus Urbanus VI mengunjungi Trani dan menyatakan bahwa Hosti secara ajaib tidak mengalami kerusakan. Suatu pengakuan mengagumkan atas Kehadiran Nyata Yesus dalam Ekaristi.

diambil dari tulisan 7 tahun lalu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar