YESUS ADALAH ROTI HIDUP
Bacaan Injil hari Selasa hingga Sabtu Paskah
III bercerita tentang pengajaran Yesus kepada orang Yahudi bahwa Dia adalah Roti
hidup (teks bacaan klik di sini). Dalam Injil hari Selasa Yesus bersabda,
"Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan
lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.”
Dan pada perjamuan malam terakhir bersama para murid-Nya Yesus
mengambil roti lalu mengucap berkat dan kemudian memecah-mecahkab roti
itu dan membaginya kepada para murid. Saat itu Dia berkata bahwa roti yang
dibagikan itu adalah tubuh-Nya, dan Dia meminta para murid-Nya untuk memakannya
karena memang itu makanan (bdk. Mat 26: 26; 1 Kor 11: 24). Yesus meminta
para murid untuk senantiasa melakukan hal itu sebagai peringatan/kenangan akan
diri-Nya.
Apa yang dilakukan Yesus bersama para murid-Nya di malam perjamuan
terakhir adalah sebuah bentuk ekaristi. Oleh karena itu, perjamuan terakhir
dikenal sebagai hari berdirinya sakramen ekaristi.
Sangat menarik kalau dicermati pernyataan di atas, secara khusus
kata-kata yang ditebalkan. Sentralnya adalah Yesus. Lalu ada roti, tubuh atau
daging dan makan serta makanan. Roti diidentikkan dengan daging atau tubuh dan
itu adalah makanan. Karena ia merupakan makanan, ya mesti dimakan. Dan itulah yang terjadi dalam perayaan ekaristi.
Umat diundang untuk menyambut tubuh Kristus, yang dikenal dengan hosti.
Namun masih banyak manusia yang menyangsikan bahwa hosti itu
adalah benar-benar daging. Kalau dikatakan hosti itu benar-benar makanan: sudah
pasti. Tapi kalau dikatakan benar-benar daging: sabar dulu dech.
Demikian pemikiran banyak orang.
Berikut ini akan dikisahkan beberapa kisah mujizat ekaristi. Kami
tidak tahu apakah ini dapat menghapus keraguan banyak orang. Bukan maksud kami
untuk membuat Anda percaya. Karena soal percaya atau tidak adalah hak Anda.
Kami hanya mau berbagi cerita. Berkaitan dengan percaya atau tidak, kami
mengikuti apa yang pernah dikatakan Yesus, "Berbahagialah mereka yang
tidak melihat, namun percaya." (Yoh 20: 29).
LANCIANO, sekitar 700 M
Lanciano adalah sebuah kota
kecil di pesisir Laut Adriatic di Italia. Lanciano berarti “tombak”. Menurut
tradisi, Santo Longinus, prajurit yang menikamkan tombaknya ke lambung Yesus
hingga mengalir Darah dan Air (Yoh 19:34), berasal dari Lanciano. Longinus
bertobat setelah peristiwa penyaliban dan di kemudian hari wafat sebagai martir
demi imannya.
Pada masa terjadinya
mukjizat Ekaristi ini, suatu bidaah (ajaran sesat) menyebar dalam Gereja
menentang ajaran tentang Kehadiran Nyata Yesus Kristus dalam Ekaristi. Dalam
hati seorang imam timbul keragu-raguan dan keragu-raguannya itu semakin lama
semakin kuat. Suatu pagi, saat Konsekrasi dalam perayaan Misa, tubuhnya gemetar
dan berguncang hebat. Di hadapan umat, ia menunjukkan apa yang telah terjadi.
Hosti telah berubah menjadi Daging
dan anggur menjadi Darah!
Mukjizat ini terjadi hampir
1300 tahun yang silam dan berlangsung hingga kini. Sekitar tahun 1970-an
dilakukan penelitian dan hasilnya membuktikan bahwa daging tersebut adalah
jaringan jantung manusia dan darahnya adalah darah manusia, keduanya memiliki
golongan darah AB. Darah memiliki karakteristik darah hidup dan tidak
diketemukan adanya bahan pengawet atau sejenisnya, baik dalam daging maupun
dalam darah. Kami merenungkan mukjizat Lanciano dengan Kitab Suci:
Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak
mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum
darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir
zaman.” (Yoh 6:53-54)
Bangkitkanlah dalam diri
kami rasa lapar dan haus akan santapan Ekaristi-Mu, ya Kristus, agar dengan
mengikuti-Mu dan mencicipi roti surgawi-Mu, kami boleh datang untuk menikmati
kehidupan kekal.
TRANI, tahun 1000
Pasa masa terjadinya
Mukjizat Ekaristi ini, adalah seorang wanita Yahudi yang amat benci pada Gereja
Katolik. Gereja St. Anna, dulunya adalah sebuah sinagoga, tetapi kini telah
menjadi Gereja Katolik di mana orang-orang Yahudi yang telah bertobat bersembah
bakti kepada Tuhan. Hari Kamis Putih, yaitu malam ditetapkannya Sakramen
Ekaristi, adalah malam terjadinya mukjizat.
Wanita Yahudi berhasil
membujuk seorang wanita Katolik yang murtad untuk membawakan baginya sekeping
Hosti yang telah dikonsekrasikan. Setelah menerima Komuni Kudus, wanita itu
tidak menyantap Hosti, melainkan membawanya kepada si wanita Yahudi guna
mendapatkan imbalan sejumlah uang. Si wanita Yahudi kemudian pergi ke tungku
dapur dan menjerangkan periuk yang telah diisinya dengan minyak. Ketika minyak
dalam periuk mendidih, ia melemparkan Hosti Kudus ke dalamnya. Wanita itu
sangat terkejut ketika Hosti berubah menjadi daging dan mulai mengeluarkan
banjir darah.
Wanita Yahudi itu amat
ketakutan sementara darah terus membanjir hingga meluber ke luar periuk. Para
tetangga berdatangan untuk melihat mengapa ia berteriak-teriak, maka ia
menceritakan kepada mereka apa yang telah terjadi. Beberapa wanita bergegas
melaporkannya kepada imam yang segera datang dan melihat darah yang membanjir.
Imam mengambil daging dari periuk dan membawanya ke Katedral Trani. Sebuah
monstran perak berhias indah dirancang khusus bagi Kristus. Di tengah monstran
ditempatkan dua bagian kecil dari Hosti yang tergoreng. Warna sebagian besar
Hosti adalah coklat tua dan Hosti yang tercelup darah itu tidak mengalami
kerusakan. Hosti disimpan dengan hormat serta dapat dilihat di katedral.
Selama berabad-abad
dilakukan penyelidikan serta analisa terhadap Mukjizat Ekaristi ini. Pada tahun
1384, Paus Urbanus VI mengunjungi Trani dan menyatakan bahwa Hosti secara ajaib
tidak mengalami kerusakan. Suatu pengakuan mengagumkan atas Kehadiran Nyata
Yesus dalam Ekaristi.
Jakarta, 5 Mei 2014
by: adrian, dari berbagai
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar