Senin, 30 Maret 2020

PAUS FRANSISKUS: KITA JADI SAKSI KRISTUS BUKAN KARENA KEMAMPUAN KITA

Meskipun kita belum melihat “dengan mata kepala sendiri wajah Yesus yang bersinar seperti matahari,” kita tetap harus siap memberikan kesaksian tentang Kristus. Terlepas dari beban dan kekhawatiran kehidupan sehari-hari, “kita tidak boleh lupa bahwa pembaptisan dan penguatan yang telah kita terima menjadikan kita saksi, bukan karena kemampuan kita, tetapi sebagai akibat dari karunia Roh.” Demikian ungkap Paus Fransiskus dalam sambutan Angelus pada Minggu, 8 Maret 2020.
Pesan Paus Fransiskus kali ini tidak disampaikan di tempat biasanya, melainkan dari Perpustakaan di Istana Apostolik. Hal ini menanggapi keprihatinan yang sedang berlangsung tentang virus corona. Pesan Paus Fransiskus ini berangkat dari Injil yang menampilkan kisah transfigurasi, yang merupakan bacaan hari Minggu pra-paskah kedua.
Dijelaskan bahwa Yesus membawa ketiga murid “dan naik ke gunung yang tinggi, simbol kedekatan dengan Allah, agar mereka lebih terbuka pada pemahaman lebih penuh tentang misteri pribadi-Nya, yang harus menderita, mati dan kemudian bangkit kembali.” Melalui peristiwa transfigurasi tersebut “ketiga murid itu dipanggil untuk mengenal Putera Allah yang bersinar dengan kemuliaan dalam Yesus,” jelas Paus Fransiskus.

Pilihan Petrus, Yakobus dan Yohanes untuk menyaksikan transfigurasi itu tidak diambil sesuai kriteria manusiawi. Petrus, pada kenyataannya, akan menyangkal Yesus dalam sengsara-Nya, dan kakak beradik Yakobus dan Yohanes secara ambisius mencari tempat pertama dalam Kerajaan Yesus. Sebaliknya, Yesus memilih mereka “sesuai rencana kasih-Nya.” Itu “pilihan bebas, tanpa syarat,” ungkap Paus Fransiskus, “inisiatif bebas, persahabatan ilahi yang tidak meminta imbalan apa pun.”
Kita dipanggil dengan cara yang sama untuk menjadi saksi Yesus, kata Paus Fransiskus. Panggilan kita adalah karunia yang tidak pantas kita terima; dan meskipun “kita mungkin merasa tidak memenuhi syarat, kita tak bisa mundur dengan alasan ketidak-mampuan kita,”
Paus Fransiskus mengakhiri renungannya dengan doa agar di masa pra-paskah yang baik, Perawan Maria dapat menganugerahkan kita kepatuhan terhadap Roh yang sangat diperlukan untuk dengan tegas menuju pertobatan. Setelah pembacaan doa Angelus, Paus Fransiskus mengejutkan umat beriman yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus dengan muncul di jendela Istana Apostolik. Di sana Paus Fransiskus melambaikan tangan dan memberkati orang-orang yang sebelumnya menontonnya dari layar besar.
diambil dari Pena Katolik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar