Rabu, 04 Maret 2020

PAUS FRANSISKUS: ALLAH MENGAJARKAN KITA KEBEBASAN DAN TANGGUNG JAWAB SEJATI

Paus Fransiskus mengatakan kepada umat beriman bahwa Allah datang ke dunia untuk memberi kita rahmat-Nya agar kita bisa melakukan kehendak-Nya, dan menjelaskan bahwa melalui hukum-Nya Yesus mengajarkan kita kebebasan dan tanggung jawab yang sejati. Hal ini dikatakan kepada para peziarah yang berkumpul di Lapangan St. Petrus untuk Doa Angelus, 16 Februari 2020. Pesan Paus Fransiskus ini berangkat dari bacaan Injil hari Minggu ke-6 masa biasa, yang diambil dari “Kotbah di Bukit” dan membahas masalah menggenapi hukum Taurat. “Jangan lupakan ini: jalankan hukum sebagai alat kebebasan, yang membantu saya untuk menjadi lebih bebas, yang membantu saya untuk tidak menjadi budak nafsu dan dosa,” ujar Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus merenungkan perang dan konsekuensinya dengan mengatakan, “begitu banyak bencana, begitu banyak.” Perang merupakan buah dari nafsu. “Orang yang berperang tidak tahu cara menguasai mereka,” lanjut Paus Fransiskus. Kalau kita menyerah pada godaan dan nafsu, kita menyerah untuk bertanggung jawab atas kehidupan kita. Yesus memperingatkan para murid-Nya akan bahaya pemikiran akan pembunuhan, perzinahan, perceraian atau sumpah palsu.
Yesus tidak meniadakan perintah dari hukum-hukum itu, tetapi menjelaskan maknanya yang lebih mendalam dan menunjukkan semangat yang mereka harus perhatikan. Dia menyerukan kepada kita untuk berubah dari ketaatan formal terhadap hukum menjadi ketaatan substansial dengan “menerima hukum di dalam hati kita,” jelas Paus Fransiskus.

“Dari hati datanglah perbuatan baik dan buruk,” ujar Paus Fransiskus. Dengan menerima Hukum Allah di dalam hati, “kita memahami kalau kita tidak mencintai sesama, kita membunuh diri sendiri dan sedikit banyak orang lain juga, karena kebencian, persaingan dan perpecahan membunuh kasih persaudaraan yang merupakan dasar hubungan antar-pribadi.” Hal ini sesungguhnya bukan hanya untuk perang, tetapi “juga untuk gosip, karena lidah membunuh.”
Hanya dengan menerima Hukum Allah dalam hati, “kita bisa memahami bahwa keinginan harus dibimbing, karena tidak semua yang kita inginkan dapat dimiliki,” papar Paus Fransiskus. Yesus sadar bahwa tidaklah mudah menjalankan 10 Perintah Allah dengan cara bagitu mendalam dan menyeluruh, dan “itulah sebabnya Dia memberikan kita bantuan kasih-Nya.”
Yesus datang ke dunia tidak hanya untuk memenuhi Hukum Taurat, “tetapi juga untuk memberi kita rahmat-Nya, agar kita bisa melakukan kehendak Allah, mengasihi Dia dan saudara-saudari kita.” Paus Fransiskus menambahkan, “Kita bisa melakukan segalanya, segalanya, dengan rahmat Allah. Sesungguhnya kekudusan tidak lain adalah menjaga hal cuma-cuma yang Allah berikan kepada kita.”
Paus Fransiskus kemudian mendesak umat beriman untuk percaya dan mempercayakan diri mereka kepada-Nya dan kepada rahmat-Nya, “seraya menyambut tangan yang terus-menerus diularkan-Nya kepada kita, agar upaya dan komitmen kita bisa dipertahankan dengan bantuan-Nya, yang dipenuhi dengan kebaikan dan belas kasihan.”
diambil dari Pena Katolik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar