Kamis, 02 Mei 2019

RENUNGAN HARI MINGGU PASKAH III - C

Renungan Hari Minggu Paskah III, Thn  C
Injil    Yoh 21: 1 – 19;
Bacaan kedua hari ini, yang diambil dari Kitab Wahyu, mau menggambarkan penglihatan Rasul Yohanes akan sosok Yesus sebagai Anak Domba. Dalam penglihatan itu Anak Domba itu menerima kemuliaan yang tiada taranya dari “semua makhluk yang ada di sorga dan yang ada di bumi, dan yang di bawah bumi dan yang di laut, dan semu yang ada di dalamnya.” (ay. 13). Dapat dikatakan gambaran kemuliaan itu terkait erat dengan peristiwa paskah, yang diawali peristiwa salib. Gambaran Anak Domba yang disembelih merupakan gambaran salib, yang mana keduanya adalah gambaran kurban keselamatan.
Bacaan pertama dan Injil hari ini mempunyai pesan yang sama. Keduanya dapat dilihat sebagai konsekuensi lanjut dari peristiwa paskah Kristus. Dalam Injil, kebangkitan Kristus merupakan sebuah ajakan untuk mengikuti Dia. “Ikutilah Aku!” (ay. 19). Memang ajakan itu pertama-tama ditujukan kepada Rasul Petrus. Akan tetapi, ajakan itu menjadi ajakan Yesus kepada para murid lainnya, termasuk kita saat ini.
Kisah Para Rasul, yang menjadi bacaan pertama, mengisahkan perjalanan para rasul dalam mengemban misi Kristus, yaitu mewartakan kebangkitan Kristus. Hal ini merupakan konsekuensi dari pengalaman paskah. Bagi para rasul, melaksanakan tugas mewartakan kebangkitan Kristus merupakan suatu keharusan (ay. 29 – 32). Karena keharusan itu, mereka terpanggil untuk melaksanakannya walau tantangan dan cobaan menghadang. Semua itu dihadapi dengan senyum (ay. 41).
Bacaan-bacaan liturgi hari ini masih mengulas tema paskah. Melalui sabda Tuhan ini kita disadarkan bahwa peristiwa kebangkitan Kristus mempunyai dampak bagi kehidupan kita. Dampak pertama adalah kita mendapatkan rahmat penebusan. Akan tetapi, kebangkitan Kristus juga mengandung panggilan bagi kita untuk ambil bagian dalam tugas perustusan. Seperti para rasul, kita juga dipanggil Kristus untuk mewartakan kebangkitan-Nya. Kita tak perlu merasa gentar dengan cobaan dan tantangan. Para rasul sudah mengalamainya dan mereka menghadapinya dengan senyum. Maka hendaklah kita pun demikian.***
by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar