Minggu, 10 Maret 2019

PAUS FRANSISKUS: JANGAN SERAKAH


Masa pra-paskah mengingatkan umat katolik bahwa mengikuti kesenangan pribadi yang berlebihan merusak persekutuan dengan Allah, dengan orang lain dan dengan ciptaan. Demikian ucap Paus Fransiskus dalam pesannya untuk prapaskah 2019 ini. Kegagalan untuk hidup sebagai anak-anak Allah dapat memberi jalan kepada dosa, yang “mengambil bentuk keserakahan dan pengejaran akan kenyamanan yang tidak terkontrol, kurangnya perhatian untuk kebaikan orang lain dan bahkan diri sendiri.”
“Jika kita tidak secara terus menerus mengarah menuju Paskah, menuju cakrawala Kebangkitan, mentalitas yang dinyatakan dalam slogan-slogan ‘Aku menginginkan semuanya dan aku menginginkannya sekarang!’ dan ‘Terlalu banyak tidak pernah cukup’, akan berada di atas angin,” kata Paus Fransiskus. Pesan pra-paskah Paus, yang dirilis di Vatikan 26 Februari, berpusat pada satu ayat dari Surat Santo Paulus kepada jemaat di Roma, dimana rasul mengungkapkan kerinduan ciptaan untuk menyatakan anak-anak Allah.
Kerinduan itu, menurut Paus Fransiskus, adalah “perjalanan dari Paskah ke Paskah menuju pemenuhan keselamatan” yang telah diterima semua orang kroisten melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Merefleksikan pada “perjalanan pertobatan”, pra-paskah, Paus Fransiskus menjelaskan bahwa ketika orang kristen hidup sebagai anak-anak Allah, semua ciptaan mendapat manfaat dari rahmat penebusan.
Namun Paus Fransiskus mengingatkan bahwa keharmonisan yang dihasilkan oleh penebusan terus-menerus terancam oleh kuasa dosa dan kematian. Dosa, yang merupakan akar dari semua kejahatan, mengganggu persekutuan manusia dengan Tuhan dan “merusak hubungan kita yang harmonis dengan lingkungan” dan membuat “manusia menganggap dirinya dewa pencitaan,” jelas Paus Fransiskus.
“Ini mengarah pada eksploitasi ciptaan, baik manusia maupun lingkungan, karena ketamakan yang tak terpuaskan yang memandang setiap keinginan sebagai hak dan cepat atau lambat menghancurkan semua yang ada dalam cengkeramannya,” tambah Paus Fransiskus. Perjalanan menuju Paskah adalah masa dimana orang kristiani dapat memperbaharui diri melalui “penyesalan, pertobatan dan pengampunan.”
“Pra-paskah adalah tanda sakramental dari pertobatan ini,” ujar Paus Fransiskus. “Pra-paskah mengundang orang-orang kristen untuk mewujudkan misteri paskah secara lebih mendalam dan konkret dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan sosial, terutama dengan berpuasa, berdoa dan memberi sedekah.”
“Puasa menuntun orang-orang Kristen menjauh dari godaan untuk melahap segala sesuatu untuk memuaskan ketamakan kita, sementara doa mengajar kita untuk meninggalkan segala bentuk berhala dan ego kita,” jelas Paus Fransiskus. Selain itu, sedekah membantu orang-orang Kristen “bebas dari kegilaan menimbun segala-galanya bagi diri sendiri, dalam keyakinan ilusi bahwa kita dapat mengamankan masa depan yang bukan milik kita.”
Paus Fransiskus mengatakan bahwa melalui perjalanan pra-paskah, orang-orang kristiani dapat pula membawa harapan Kristus kepada ciptaan, sehingga ia dapat terbebaskan dari ikatan untuk membusuk dan memperoleh kebebasan mulia dari anak-anak Allah. “Jangan biarkan masa rahmat ini berlalu dengan sia-sia!” ajak Paus Fransiskus. “Mari kita memohon kepada Tuhan untuk membantu kita memulai jalan pertobatan sejati.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar