Rabu, 08 Maret 2017

MEMUPUK KASIH SAYANG DALAM KELUARGA

Ungkapan kasih sayang orangtua amat penting bagi perkembangan psikologis anak. Ini bisa menjadi bekal saat anak beranjak dewasa; dia akan memiliki kekuatan, harga diri dan kebahagiaan. Dalam buku The First Love Language of Children karya Gary Chapman dan Rosa Campbell, ada lima hal yang dapat menjadi acuan dasar dalam mengungkapkan dan memahami kasih sayang antara anak dengan orangtua. Kelimanya adalah sentuhan fisik, kata-kata menenangkan, waktu berkualitas, hadiah dan tindakan melayani.
Sentuhan fisik dapat diwujudkan dengan membelai anak penuh kasih sayang atau menepuk pundaknya untuk memberi dukungan. Memeluk atau merangkul juga masuk dalam kategori ini. Sentuhan fisik membuat relasi anak dan orangtua seakan dekat. Sementara kata-kata menenangkan terwujud dalam pujian atau permintaan maaf bila salah. Pada prinsipnya, hendaknya orangtua tidak mengeluarkan kata-kata kasar dan keras kepada anak.
Menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga menjadi hal penting, yang terasa sangat berharga bagi orangtua yang bekerja. Meluang waktu bersama anak, sekalipun hanya sebentar tapi sungguh berkualitas, membuat anak merasa diperhatikan. Akhir pekan perlu dinikmati bersama anak sekaligus memberikan afeksi dan perhatian yang tulus. Saat ini dapat dipakai bagi setiap anggota keluarga untuk lebih saling mengenal, mendengarkan dan berbagi cerita. Bapak dan ibu pun jadi lebih memahami kondisi yang sedang dialami anaknya.
Jadi, waktu berkualitas ini bertujuan untuk menikmati kebersamaan. Hal ini dapat dilakukan bukan hanya di rumah atau komplek rumah, melainkan juga di luar rumah seperti pantai, gunung atau tempat rekreasi lainnya. Sangat bagus jika sedini mungkin anak tidak tergantung pada permainan elektronik.
Memberi hadiah kepada anak atas prestasinya merupakan bentuk perhatian dan apresiasi orangtua. Prestasi di sini bukan sebatas prestasi bangku sekolah saja, melainkan perilaku, sikap dan kehidupan yang positif yang diperlihatkan anak. Hadiah tidak selamanya berwujud barang. Ucapan terima kasih, pujian dan memenuhi keinginan anak, sejauh masih dalam batas wajar, dapat menjadi bentuk hadiah.
Perlu juga menanamkan nilai kasih sayang kepada anak, termasuk saling menyayangi antar saudara dan kepada orangtua. Misalnya, ibu bisa berkata kepada anaknya, “Ayo tolong temani mama masak”, atau ayah dapat berkata, “Temani ayah cuci mobil yuk.” Bisa juga meminta mereka untuk memperhatikan saudaranya, “Tolong temani kakak ke toko.”
Kasih sayang antar sesama saudara itu sangat penting ditumbuhkan. Mengajak anak untuk menjaga, menemani atau membantu saudaranya merupakan benih kasih sayang yang harus ditanamkan. Selain itu, sangat penting juga bertanya kepada anak tentang dimana saudaranya. Ini mirip seperti pertanyaan Allah kepada Kain, “Dimana Habel, adikmu itu?” (Kej 4: 9). Semua ini bertujuan supaya anak tidak masa bodoh terhadap kehadiran kakak atau adiknya.
Penanaman nilai kasih sayang dan perhatian satu sama lain merupakan wujud dari tindakan melayani. Dengan ini anak mempunyai sifat dan sikap melayani. Penting juga bila tindakan melayani ini diwujudkan dengan semangat saling mendoakan. Ketika si kakak menganggu adik sehingga adik merasa kesal, tak salah jika orangtua mengajak adik untuk mendoakan si kakak. Demikian pula sebaliknya. Tindakan ini bertujuan menanamkan benih kasih, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Hal ini sejalan dengan nasehat Yesus agar orang tidak membalas kejahatan dengan kejahatan (Mat 5: 39, bdk 1Ptr 3: 9).
Dari semua uraian di atas, ada tiga kata istimewa yang harus diterapkan dalam kehidupan rumah tangga. Ketiga kata itu adalah terima kasih, tolong dan maaf. Orangtua harus menanamkan tiga kata tersebut ke dalam hati anak-anaknya. Penanaman yang efektif adalah bila orangtua sendiri menerapkannya dalam hidup. Misalnya, jika benar dirinya salah, orangtua harus jujur dan berani meminta maaf, baik itu kepada anak maupun antar suami isteri. Demikian pula dengan dua kata lainnya.
sumber: Kompas, 12 Februari 2017, hlm 11
by: adrian
Baca juga tulisan lain:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar