SANTA BERNADETHA SOUBIRIUS, PENGAKU IMAN
Marie
Bernadetha Soubirius lahir di Lourdes pada tahun 1884. Ia adalah anak sulung
dari keluarga Francoius Soubirous, seorang pengusaha gilingan gandum yang jatuh
miskin. Semasa remajanya, ketika berumur 14 tahun, ia sering sakit-sakitan
sehingga tubuhnya tampak lemah dan gerakannya lamban. Meski demikian ia tetap
bersikap ramah kepada semua orang.
Ketika Bernadette (= Bernarde kecil) bersama kedua orang adiknya, Marie dan Yeanne, mencari kayu bakar di dekat gua Massabielle, ia mengalami peristiwa ajaib: ia melihat wanita muda yang sangat cantik berdiri dalam lingkaran cahaya ajaib di mulut gua itu. Wanita muda itu berpakaian putih cermelang; ikat pinggangnya berwarna biru langit, kerudungnya panjang hingga menyentuh kakinya; kedua telapak tangannya saling mengatup di depan dadanya, sementara sebuah rosario yang berkilau-kilauan tergantung pada lengannya. Peristiwa ajaib ini terjadi pada tanggal 11 Februari 1858.
Sekembalinya
di rumah, Bernadeth menceritakan peristiwa ajaib itu kepada orang tuanya. Ia
dimarahi dan diejek oleh orang tuanya dan orang-orang lain. Namun ia terus
datang ke gua Massabielle sesuai pesan wanita muda cantik itu. Setiap kali
datang, wanita muda itu selalu menampakkan dirinya. Hal ini terjadi sebanyak
delapan belas kali, mulai dari tanggal 18 Februari sampai 16 Juli 1858.
Mula-mula wanita cantik itu tidak menyatakan siapa dirinya. Barulah kemudian
wanita itu mengaku: "Akulah yang
dikandung tanpa cela", sambil meminta agar orang berdoa dan bertobat,
serta meminta agar tempat penampakannya itu dibangun sebuah gereja. Peristiwa
ini sempat meresahkan masyarakat, pejabat negara dan gereja. Polisi setempat
melarang keras semua orang datang ke gua Massabielle. Meski demikian, makin
banyak orang datang bersama Bernadeth ke gua Massabielle, walaupun mereka tidak
melihat wanita muda itu. Mereka hanya menyaksikan perubahan wajah Bernadeth dan
sikapnya yang terpesona memandang Bunda Maria yang tampak padanya.
Pastor
paroki, Sempet dan Uskup setempat sangat berhati-hati dalam menanggapi
peristiwa penampakan itu. Beberapa tahun lamanya Bernadeth banyak menderita,
baik karena kecurigaan orang-orang yang tidak mau percaya, maupun oleh semangat
serta perhatian yang berlebih-lebihan dari orang-orang yang percaya. Namun ia
menanggung semuanya dengan tabah dan sabar sambil tetap percaya kepada Bunda
Maria yang menjanjikan kepadanya kebahagiaan surgawi.
Pada
tahun 1866 ia masuk biara suster Karitas di Nevers. Di sini ia terlindung dari
gangguan orang banyak, meskipun tetap saja menderita karena sikap tak ramah
dari beberapa suster pemimpin biara. Dalam situasi ini, penyakit asma yang
sudah dideritanya sejak lama kambuh lagi dan semakin parah. Akibatnya pada
tahun 1879, Bernadeth meninggal dunia pada usia 35 tahun. Jenazahnya tetap disimpan
dalam biara itu di dalam sebuah peti kaca. Jenazahnya itu tetap berada dalam
keadaan utuh dan segar sampai sekarang.
Peristiwa
penampakan Bunda Maria di Lourdes pada tahun 1858 itu dan banyaknya mukjizat
penyembuhan yang terjadi di sana sampai dewasa ini, menjadikan Lourdes tempat
ziarah teramai dalam sejarah Kristen. Bernadeth, saksi langsung peristiwa itu,
tidak mengambil bagian dalam perkembangan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar