Selasa, 14 Oktober 2014

Renungan Hari Selasa Biasa XXVIII - Thn II

Renungan Hari Selasa Biasa XXVIII, Thn A/II
Bac I    Gal 4: 31 – 5: 6; Injil             Luk 11: 37 – 41;

Sabda Tuhan hari ini berbicara tentang pertentangan antara Tuhan Yesus dengan tradisi Yahudi. Dalam Injil pertentangan itu terjadi di rumah orang Farisi yang mengundang Yesus makan. Orang Farisi mempersoalkan cara Yesus makan yang tidak membesihkan tangan terlebih dahulu, sebagaimana tradisi yang berlaku selama ini. Mungkin tradisi itu berkaitan dengan kesehatan, karena tangan yang kotor dapat “mengotori” bagian dalam tubuh. Dari sinilah, Tuhan Yesus memberikan pengajaran-Nya. Yesus menghendaki agar umat selalu menjaga kebersihan bukan saja yang di luar, melainkan juga yang di dalam.

Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Surat Paulus kepada Jemaat di Galatia, Paulus menampilkan juga pertentangan antara Tuhan Yesus dengan tradisi Yahudi, khususnya berkaitan dengan sunat. Bagi Paulus Kristus adalah segala-galanya, sehingga tradisi sunat tidak diperlukan lagi. Mungkin tradisi sunat dikaitkan dengan kebersihan. Dan bagi Paulus, Kristus, yang telah memerdekakan umat, sudah “membersihkan” umat manusia lewat kurban-Nya di salib. Karena itu, Paulus mengajak jemaat untuk tetap percaya kepada Kristus Yesus.

Semua manusia dilahirkan dalam lingkup budaya. Karena itu, ia tidak bisa dilepaskan dari tradisi budaya. Umumnya tradisi dibuat untuk kebaikan manusia. Akan tetapi, dalam perjalanan sejarah ada banyak tradisi kelihatan usang, bahkan dirasa sudah tak memadai lagi. Namun selalu saja ada orang yang berusaha mempertahankannya. Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk melihat hal itu. Bukan berarti bahwa tradisi itu tidak baik. Melalui sabda-Nya, Tuhan mau mengatakan bahwa ada yang jauh lebih baik dri tradisi, yaitu Tuhan Yesus. Jika ada yang jauh lebih baik, kenapa kita musti ngotot mempertahankan yang baik? Tuhan menghendaki supaya kita berani melawan arus dan memegang Kristus sebagai “tradisi” baru pembawa keselamatan.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar