PENGANTAR INJIL LUKAS
Lukas, seorang dokter berkebangsaan Siria,
dipertobatkan menjadi Kristen ketika misionaris-misionaris pertama meninggalkan
jemaat-jemaat Yerusalem dan Kaisarea untuk membawa Injil melewati batas-batas
negara Yahudi. Lukas kemudian meninggalkan tanah airnya untuk menemani Rasul
Paulus.
Ia tiba di Roma, ibu kota dunia yang dikenal pada
waktu itu, di mana ia tinggal selama sekurang-kurangnya dua tahun. Di sana ia
bertemu dengan Petrus dan Markus yang sedang giat-giatnya berkhotbah di
kalangan orang-orang Kristen di Roma.
Ketika ia menulis Injilnya, ada banyak sekali naskah
yang memuat perbuatan-perbuatan dan mukjizat-mukjizat Yesus yang dengan mudah
diperoleh, naskah-naskah mana juga dipergunakan oleh Markus dan Matius. Dalam
perjalanannya, ia juga mengambil cerita-cerita lain yang berasal dari
murid-murid Yesus yang pertama. Cerita-cerita ini dilestarikan dalam
Gereja-Gereja yang paling tua di Yerusalem dan Kaisarea.
Tentang ini kita mempunyai kesaksian dalam alinea
pertama bab pertama (1:1-4): ia selalu berpikir tentang bagaimana menemukan
kesaksian dari pelayan-pelayan Sabda yang pertama yaitu para rasul.
Maka kelirulah kalau kita berpikir bahwa Lukas menulis
lama sesudah kejadian-kejadian, seperti yang dikatakan sementara orang, dan
hanya memperluas hal-hal yang tidak diketahuinya. Meskipun perbaikan-perbaikan
terakhir atas injilnya baru dilakukan sekitar tahun 70, bagian terbesar naskah
aslinya sudah dikerjakan jauh sebelumnya. Ini khususnya menyangkut dua bab
pertama dari Injil Lukas yang memberi kita cerita tentang masa kanak-kanak
Yesus. Kedua bab pertama ini merupakan terjemahan yang hampir harfiah dari
tulisan Ibrani atau Aram yang berasal dari generasi Kristen pertama. Cerita
tentang masa kanak-kanak Yesus ini didasarkan atas informasi yang kemungkinan
besar diberikan oleh Maria, ibu Yesus.
Latar belakang budaya Lukas adalah Yunani dan ia
menulis untuk orang-orang Yunani. Ia menghilangkan beberapa detail dari Markus,
yang membahas hukum dan adat istiadat Yahudi yang kiranya akan sulit dimengerti
oleh para pembacanya.
Lukas melihat di dalam Injil kekuatan yang
mempersatukan umat dengan Allah dan di antara umat sendiri. Karena itu, ia
mencurahkan perhatiannya memberikan perumpamaan tentang belas kasihan dan
kata-kata yang mengutuk uang - suatu faktor yang memecah belah umat. Demikian
pula, Lukas menunjukkan bagaimana Yesus memperlakukan kaum perempuan dengan
cara yang sangat manusiawi - kelompok yang sama sekali terpinggirkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar