Renungan Hari Jumat
Agung, Thn A/II
Bac I : Yes 52: 13 – 53: 12; Bac II : Ibr 4: 14 – 16, 5: 7 – 9;
Injil : Yoh 18: 1 – 19: 42;
Hari ini dikenal sebagai hari wafatnya Tuhan Yesus Kristus. Hari
ini dikenal sebagai Jumat Agung. Mungkin ada yang bertanya, kenapa hari Jumat
ini, di mana Tuhan Yesus wafat di kayu salib, disebut Agung? Di mana letak
keagungannya, jika wafat di kayu salib merupakan bentuk penghinaan? Memang letak
keagungan hari ini ada pada kematian Yesus Kristus, karena lewat kematian itu
kuasa maut, yaitu dosa dikalahkan. Kematian Yesus membawa penebusan dan keselamatan
bagi umat manusia.
Injil hari ini mengisahkan kisah sengsara Tuhan Yesus hingga
wafat-Nya dan dimakamkan. Bacaan kedua, yang diambil dari Kitab Kepada Orang
Ibrani, merefleksikan kisah sengsara Yesus ini. Penulis melihat ada kesamaan
sekaligus perbedaan antara Yesus dan Imam Besar. Karena itu, bagi penulis Yesus
adalah Imam Besar Agung (ay. 14 – 15). Selain itu, dari kisah sengsara Yesus,
seperti yang tertulis dalam Injil, penulis melihat ketaatan Yesus pada kehendak
Allah. Ketaatan itu dilihat sebagai “pokok keselamatan yang abadi bagi semua
orang yang taat kepada-Nya.” (ay. 9). Hal ini sudah dinubuatkan Yesaya dalam
bacaan pertama (ay. 3 – 4).
Beberapa kisah sengsara Yesus dalam Injil terlihat seperti
pemenuhan nubuat Nabi Yesaya dalam bacaan pertama. Peristiwa kematian Yesus di
kayu salib, yang merupakan kemenangan-Nya atas maut, seakan memenuhi
apa yang dinubuatkan Yesaya, “Hamba-Ku akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung dan
dimuliakan.” (ay. 13). Peristiwa sengsara Yesus juga telah digambarkan Yesaya
dalam kitabnya. Gambaran Yesaya tentang hamba Allah yang “begitu buruk rupanya,
bukan seperti manusia lagi,” (ay. 14) mengacu pada pernyataan Pilatus, “Lihatlah
manusia itu!” Wajah Yesus sudah babak belur sehingga tidak kelihatan lagi
wujudnya. Dengan menunjukkan wajah Yesus kepada orang banyak, Pilatus ingin
mendapat simpati sehingga Yesus bisa dibebaskan. Namun orang banyak tetap
ngotot untuk menyalibkan Yesus.
Sabda Tuhan hari ini mau mengingatkan kita bahwa kematian
Yesus di kayu salib adalah penebusan bagi umat manusia. Lewat kematian-Nya kita
mendapat keselamatan. Karena itu, memperingati kematian Yesus pada hari ini
kita tidak perlu merasa sedih. Hari ini bukanlah merupakan masa perkabungan. Hari
ini merupakan saat bersyukur karena kita memiliki Imam Agung yang “turut
merasakan kelemahan-kelemahan kita” (Ibr 4: 15), dan yang menanggung penyakit
kita serta memikul kesengsaraan kita (Yes 53: 4).
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar