SANTO LEO IX, PAUS
Bruno
Egesheim, nama asli Paus Leo IX (1049-1054), lahir pada tahun 1002 di sebuah
kota kecil di perbatasan Jerman dan Perancis. Keluarganya tergolong keluarga
bangsawan yang kaya raya dan berpengaruh di Jerman. Semenjak kecil, Bruno
bercita-cita menjadi imam, terdorong oleh cara hidup keluarganya yang saleh.
Ketika berumur 5 tahun, ayahnya memasukkan dia ke sebuah sekolah yang didirikan
oleh Uskup Bertold di Toul, Perancis. Ketika saudara sepupunya menjadi Kaisar
Jerman dengan nama Conrad II, Bruno menjadi pembantu uskup Harriman di Toul.
Sepeninggal Uskup Harriman, Bruno diangkat menjadi Uskup Toul pada tahun 1027.
Selama 22 tahun ia bekerja keras membina iman umatnya dan membaharui
keuskupannya.
Sepeninggal
Paus Damasus II pada tahun 1048, Bruno diajukan sebagai Paus oleh Kaisar Henry
III, yang menggantikan Conrad II, saudara sepupu Bruno. Walaupun Bruno sendiri
merasa berat untuk menerima jabatan mulia itu, namun ia bersedia juga berangkat
ke Roma. Bersama peziarah lainnya, Bruno memasuki kota suci Roma tanpa memakai
alas kaki. Rahib Hildebrand, yang nanti bertugas sebagai penasehat Bruno dan
kemudian menjadi Paus Gregorius VII (1073-1085), menerima Bruno di Roma. Dalam
hati kecilnya, Bruno berpikir bahwa orang-orang Roma akan menolaknya karena
berkebangsaan Jerman. Tetapi ternyata orang-orang Roma datang dan berkumpul di
Basilika Santo Petrus untuk menyambut dia. Imam-imam Roma dengan suara bulat
menerima dan memilih dia menjadi Paus. Akhirnya ia menjadi Paus dengan nama Leo
IX.
Semenjak
awal kepemimpinannya, Leo IX melancarkan aksi pembaharuan di seluruh Gereja.
Terlebih dahulu ia memperbaharui cara hidup para imam, sambil berusaha keras
menentang kembalinya Benediktus IX ke atas tahta kepausan dan menyehatkan
kembali keadaan keuangan kepausan yang porak poranda. Hildebrand diangkatnya
menjadi pengawas keuangan kepausan. Selanjutnya beliau mengadakan sinode untuk
membicarakan kejahatan besar praktek simonia (membeli jabatan gerejani dengan
uang) dan cara hidup para imam yang tidak mengindahkan keluhuran hidup selibat.
Semua tabhisan yang telah dibeli dengan uang dibatalkan meskipun ada perlawan
keras dari kaum awam dan imam-imam. Ia melarang imam-imam untuk menikah dan
menjual barang-barang gereja. Campur tangan kaum awam dalam pencalonan dan
pentabhisan imam-imam tidak diperkenankan.
Untuk
mencapai keberhasilan dalam usaha-usahanya itu, ia sendiri mengadakan
perjalanan ke seluruh Eropa untuk menjelaskan keabsahan dan ketulusan
rencana-rencananya. Ia mengadakan serangkaian konsili di Pavia, Italia, Reims,
Perancis dan Mainz-Jerman untuk membicarakan masalah kehidupan rohani para imam
dan memecat imam-imam yang tidak hidup menurut cita-citanya. Dari tahun 1050
sampai 1053, Leo beberapa kali mengadakan perjalanan keliling Italia Selatan,
Jerman dan Perancis untuk memberi konferensi-konferensi di Langres, Traves,
Pressburg, Ratisbon, Augsburg dan Mantua.
Pada
tahun 1050, Leo mengadakan lagi sebuah konsili di Roma untuk membicarakan
masalah Berengarius dari Tours dan pengikut-pengikutnya yang tetap menyangkal
kebenaran ajaran iman perihal kehadiaran riil Yesus Kristus dalam Ekaristi dan
transubstansi (perubahan roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus).
Dalam konsili ini, Berengarius dijatuhi hukuman ekskomunikasi.
Dalam masa kepemimpinannya yang singkat itu. Leo dikenal sebagai Paus yang menuntut otoritas atas Gereja Timur. Ia dikenal sebagai pembaharu Gereja, pendobrak praktek simonia dalam gereja dan praktek hidup imam yang bertentangan dengan cita-cita imamat. Ia juga dengan gigih membela orang-orang Italia selatan yang dikuasai oleh bangsa Normandia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar