Santo guido anderlecht, pengaku iman
Guido, yang lazim juga disebut Guy, lahir di Anderlecht,
Brussels, Belgia. Hari kelahirannya tidak diketahui dengan pasti. Orang tuanya
miskin namun saleh. Oleh pendidikan orang tuanya ia berkembang dewasa menjadi
seorang pemuda yang beriman dan taat agama. Ia menerima kemiskinan orang tuanya
dengan gembira. Dalam kondisi itu ia bercita-cita melayani orang-orang miskin
dengan kemiskinannya.
Guido tergolong dalam bilangan para kudus yang termiskin. Ia seorang
musafir miskin seperti Santo Benediktus Labre dan Matt Talbot, buruh miskin yang
saleh itu. Semenjak masa mudanya ia sudah menunjukkan keutamaan-keutamaan hidup
yang mengagumkan, teristimewa dalam hal doa dan pengabdian kepada sesama. Untuk
melaksanakan cita-citanya itu secara sempurna, ia meninggalkan kampung halamannya
Anderlecht dan pindah ke Laeken. Di sana ia berkelana ke sana ke mari dan
menjadi petapa yang saleh. Cara hidupnya ini menarik perhatian pastor paroki
Laeken. Akhirnya oleh pastor itu ia diangkat menjadi sakristan di gereja Bunda
Maria di Laeken. Seperti Samuel di dalam Bait Allah Yerusalem dahulu, Guido
tinggal di dalam rumah Allah, melayani misa kudus, membersihkan dan menghiasi
gereja. Semua umat senang dengan Guido karena kerajianannya melayani misa kudus
dan memelihara gereja.
Banyak roang memberinya bantuan keuangan. Dengan uang itu ia
membantu orang-orang miskin. Agar lebih banyak membantu orang-orang miskin, ia
diajak seorang saudagar kaya untuk ikut serta dalam usaha dagangnya. Ia setuju
dengan ajakan itu, lalu meninggalkan tugasnya sebagai pelayan Tuhan di gereja
Laeken. Persekutuaan dagang dengan saudagar kaya itu mengalami bangkrut
mendadak. Guido kewalahan dan kembali mengalami kemelaratan hidup seperti
sediakala. Dalam keadaan itu ia memutuskan kembali lagi ke Laeken untuk menjadi
sakristan. Tetapi tugas itu sudah diambil alih oleh orang lain. Ia semakin
bingung dan mulai menyadari hal itu sebagai hukuman Tuhan atas dirinya.
Guido sungguh menyesal dan bertobat atas kebodohannya itu. Ia
kemudian berziarah ke Roma dan Tanah Suci dengan berjalan kaki. Setelah tujuh
tahun berada di sana, ia kembali ke Anderlecht. Di sana ia meninggal dunia pada
tahun 1012 karena penyakit yang dideritanya selama perjalanannya di Tanah Suci.
Ia dinyatakan ‘kudus’ karena berbagai mujizat yang terjadi di kuburnya bagi
orang-orang yang berdoa di sana.
sumber: Orang
Kudus Sepanjang Tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar