Kabar gembira
Inilah kabar gembira yang diwartakan oleh Tuhan Kita Yesus
Kristus kepada para murid-Nya dalam bentuk perumpamaan:
Kerajaan surga itu bagaikan dua orang bersaudara yang hidup bahagia dan
puas, sampai kedua-duanya dipanggil Tuhan untuk emnjadi murid-Nya.
Yang lebih tua menanggapi panggilan itu dengan sukarela, meskipun ia
harus meninggalkan orang tua serta gadis yang dicintainya dan diimpikan menjadi
isterinya. Ia lalu pergi ke sebuah negeri yang jauh. Di sana ia mencurahkan
seluruh hidupnya untuk melayani orang-orang yang sangat miskin. Penganiayaan timbul
di negeri itu. Ia ditangkap atas dasar tuduhan palsu, kemudian disiksa dan dibunuh.
Dan Tuhan berkata kepadanya:
“Baik, hamba yang jujur dan setia! Engkau memberiku pengabdian seharga
seribu talenta. Sekarang akan kuberikan kepadamu semiliyar, semiliyar talenta
sebagai ganjaranmu. Masuklah dalam sukacita Tuhanmu!”
Tanggapan adiknya atas panggilan Tuhan kurang begitu rela. Ia ingin
melalaikannya supaya dapat meneruskan rencananya serta menikah dengan gadis
yang dicintainya. Ia menikmati kebahagiaan hidup berkeluarga, usahanya
berkembang pesat, ia menjadi terkenal dan kaya. Kadangkala ia member sedekah
kepada pengemis, bersikap ramah terhadap isteri dan anak-anaknya. Sesekali ia
juga mengirim sedikit uang untuk kakaknya yang tinggal di negeri yang jauh. “Uang
ini mungkin bisa membantu karyamu di tengah orang miskin itu,” tulisnya di
dalam surat.
Pada saat ia meninggal, Tuhan berkata kepadanya:
“Baik, hamba yang jujur dan setia! Engkau memberiku pelayanan seharga
sepuluh talenta. Sekarang akan kuberikan ganjaran kepadamu sebesar semiliyar,
semiliyar talenta. Masuklah ke dalam sukacita Tuhanmu!”
Kakaknya tercengang-cengang ketika mendengar bahwa adiknya mendapatkan
ganjaran yang sama dengannya. Dan ia senang. Katanya, “Tuhan, setelah melihat
semua ini, seandainya saya harus lahir dan hidup kembali, saya masih akan
melakukan hal yang persis sama dengan yang telah saya perbuat bagi-Mu!”
Ini sungguh Kabar Gembira. Tuhan sungguh Mahamurah dan
seorang murid mengabdi kepada-Nya hanya karena gembira saja. Kegembiraan itu
diterakan pada pengabdian oleh cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar