SANTO RAYMUNDUS PENAFORT, USKUP & PENGAKU IMAN
Pada tahun 1175
keluarga Penafort dianugerahi seorang putera. Sang bayi ini segera
dipermandikan dan diberi nama Raymundus. Oleh orang tuanya ia dididik dan
dibesarkan dalam keluhuran iman katolik dan dalam ilmu pengetahuan. Semenjak kecilnya,
Raymundus menunjukkan bakat yang luar biasa. Bakat dan kemampuannya menjadi
nyata ketika ia menyelesaikan kuliahnya di Universitas Barcelona dan ditunjuk
sebagai pengajar Filsafat. Kemudian Raymundus melanjutkan lagi studinya di
Universitas Bologna, Italia, hingga meraih gelar doktor dalam bidang hukum. Di
universitas ini pun ia menjadi seorang mahasiswa yang disukai para mahasiswa.
Pada tahun 1222, Raymundus
kembali ke Barcelona. Di sini ia tertarik pada kehidupan membiara. Tak lama
kemudian ia menggabungkan diri dengan para biarawan Ordo Dominikan. Bersama
Santo Petrus Nolaskus, ia mendirikan Tarekat Pembebas Para Hamba (Tarekat
Marsederian), yang khusus mengabdikan diri bagi orang-orang kristen yang
ditawan oleh orang-orang Moor.
Pada tahun 1230, Raymundus
pergi ke Roma atas undangan Paus Gregorius IX (1227 – 1241). Oleh paus ia
diangkat menjadi Bapa Pengakuannya dan ditugaskan untuk mengatur semua dekrit
Gereja yang telah diterbitkan. Sewaktu tugas ini selesai dikerjakan pada tahun
1234, paus mensahkannya sebagai buku pegangan untuk semua lembaga pendidikan
seminari dan universitas.
setahun kemudian (1235)
paus menunjuk Raymundus sebagai Uskup Agung Terragona, Spanyol. Tetapi atas
permohonannya sendiri penunjukkan itu ditarik kembali. Tahun itu juga ia
kembali ke Barcelona untuk memulai kembali kegiatan pewartaannya menentang
ajaran sesat Albigensia. Tiga tahun kemudian ia terpilih sebagai Pemimpin
Tertinggi Ordo Dominikan. Selama masa jabatannya ini ia membaharui
aturan-aturan ordo. Pada tahun 1240, ketika ia berusia 65 tahun, ia
mengundurkan diri dari jabatan itu.
Tahun-tahun terakhir
hidupnya dipakainya untuk berkotbah dan melancarkan perlawanan terhadap bidaah
Albigensia serta berusaha mempertobatkan bangsa Moor da Yahudi. Ia juga
memperkenalkan pelajaran bahasa Ibrani dan Arab di semua sekolah Dominikan. Atas
permintaannya, Santo thomas Aquinas menulis sebuah buku khusus untuk melawan
para penganut bidaah itu. Setelah berthun-tahun mengabdikan dirinya pada
Gereja, Raymundus meninggal di Barcelona pada tanggal 6 Januari 1275 dalam usia
100 tahun.
Sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar