5 FAKTA HIV/AIDS
YANG MUSTI DIKETAHUI
Kasus HIV/AIDS di
Indonesia makin mengkhawatirkan. Di Indonesia secara kumulatif kasus pengidap
HIV dan AIDS mulai Januari 1987 hingga 31 Maret 2009 terdiri dari HIV 6.668
kasus, AIDS 16.964 kasus. Proporsi kumulatif untuk kasus AIDS menurut golongan
usia, antara lain di bawah usia satu tahun mencapai 135, usia satu hingga empat
tahun mencapai 175, usia lima hingga empat belas tahun mencapai 88.
Sebagaimana
dikutip dari Kompas, pengidap HIV yang sudah parah dan menanti ajal (saat ini
sudah meninggal), usia lima belas hingga sembilan belas tahun mencapai 522,
usia dua puluh hingga dua puluh sembilan tahun mencapai 8.567 kasus. Sedangkan
usia 30 hingga 39 tahun mencapai 4.997, usia 40 hingga 49 tahun mencapai 1.427,
usia 50 hingga 59 tahun mencapai 404, usia di atas 60 tahun mencapai 91, dan
tak diketahui usia penderita mencapai 558 kasus.
Dari data ini,
penderita usia remaja dan produktif cukup banyak. Ini mengkhawatirkan. Sebagian
besar remaja menganggap HIV sebagai penyakit yang tak berbahaya. Lebih parah
lagi, banyak sekali pemahaman salah terkait HIV/AIDS. Mari kita lihat 5 fakta
mengenai HIV/AIDS yang wajib diketahui remaja:
1. HIV tidak pandang bulu
Sejak epidemi HIV
dimulai 20 tahun lalu, stereotipe yang beredar di masyarakat tentang penderita
HIV yaitu para gay, pemakai narkoba dan para pekerja seks komersial lah yang
mendapat label tersebut. Faktanya, semua orang bisa terkena HIV, dari usia tua,
muda, kaya, miskin, wanita, pria, maupun anak–anak dan dari berbagai macam
profesi.
2. Seks oral tak seaman yang dipikirkan
Oral sex
seringkali dianggap sebagai cara “aman” melakukan hubungan seksual. Faktanya,
berdasar penelitian, cairan tubuh yang terinfeksi seperti semen dan sekresi
vagina yang mengandung konsentrasi virus HIV tinggi bisa memasuki aliran darah
melalui membran mukosa mulut.
3. Jangan cuma khawatir hamil
Banyak remaja
percaya, satu–satunya risiko berhubungan seks tanpa proteksi adalah kehamilan.
Karena itu dipakailah pil KB, oral seks dan ejakulasi di luar demi mencegah
kehamilan. Padahal, banyak hal yang harus dikhawatirkan selain kehamilan, yakni
adanya penyakit menular seksual (PMS) seperti sifilis, herpes, termasuk HIV
yang bisa mengancam kehidupan.
4. Kadang orang tak bilang sesungguhnya dan kita tak
tahu faktanya
Coba pikirkan
sejenak kalimat di atas. Berapa banyak orang yang mengakui bahwa mereka
menderita HIV jika ditanya oleh pasangan barunya? Berapa banyak orang yang
mengakui kehidupan seksual mereka ketika mereka baru mengenal seseorang? Berapa
banyak orang yang benar–benar mengetahui status HIV mereka dan status kesehatan
orang–orang yang bersama mereka sebelumnya? Sebuah pernyataan “partner saya
tidak mengidap HIV” hanya bisa diterima jika disertai dengan bukti nyata tes
HIV negatif. Tanyalah dengan jelas status HIV mereka dan mintalah mereka
melakukan tes sebagai bukti.
5. Belum ada obat untuk si pembunuh
Meski orang dengan
HIV/AIDS (ODHA) bisa hidup lebih lama berkat obat antiretroviral, obat ini
tidak menyembuhkan. Kalau pun obat-obat ini melindungi dari infeksi
opportunistik ini bukanlah “jalan pintas” dari infeksi HIV. Obat ini bahkan
menyebabkan efek samping seperti diare, kelelahan berlebihan, kemerahan, mual
dan muntah.
Jadi, sebaiknya
pikirkanlah dahulu sebelum berbuat terlalu jauh dan merusak masa depan Anda,
karena HIV merupakan “silent killer”,
si pembunuh senyap yang jelas akan membuat Anda menyesal di masa depan
karenanya.
oleh Dr. Intan Airlina Febiliawanti
source
: ruanghati.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar