EFEK BEGADANG BAGI
KESEHATAN
Pernahkah Anda melakukan kegiatan sampai larut malam? Mungkin
untuk belajar, deadline kerjaan, atau
main game. Anda tahu dong ketika
memiliki kualitas tidur baik, maka segala aktivitas tubuh dan aktivitas
kehidupan sehari-hari akan berjalan lancar. Sebaliknya, jika kualitas tidur
buruk, berbagai efek negatif muncul.
Inilah dampak buruk yang bisa Anda alami jika waktu
tidur anda kurang dari 7-9 jam/hari, dan bila tidur anda tidak nyenyak.
Hasrat ngemil makanan berlemak
meningkat
Kurang tidur bisa melenyapkan hormon yang mengatur
nafsu makan. Akibatnya, keinginan menyantap makanan berlemak dan tinggi
karbohidrat akan meningkat. Sehingga menyebabkan Anda menginginkan asupan
kalori tinggi. Jika selama 2 malam tidur Anda tidak berkulitas bisa memicu rasa
lapar berlebihan. Kondisi ini terjadi karena merangsang hormon ghrelin penambah nafsu makan, dan
mengurangi hormon leptin sebagai
penekan nafsu makan.
Seiring dengan berjalannya waktu, hal ini dapat
menyebabkan penambahan berat badan. Dalam penelitian yang dilakukan pada orang
kembar identik oleh University of Washington menemukan, mereka tidur 7-9 jam
setiap malam, rata-rata indeks massa tubuh 24,8, hampir 2 poin lebih rendah
daripada rata-rata Body Mass Index
(BMI) mereka yang kurang tidur.
Antibodi menjadi lemah
Berdasarkan studi JAMA, mereka yang tidur kurang dari
7 jam per malam bisa 3 kali lebih rentan mengalami rasa dingin. Penelitian lain
menemukan, pada pria yang kurang tidur akan mengalami kegagalan untuk menjaga
respon imun atau kekebalan tubuh secara normal setelah menerima suntikan flu.
Mereka yang kurang tidur, antibodi yang bekerja setelah dilakukan vaksinasi
hanya bisa bertahan paling lama 10 hari. Kondisi tersebut sangat berbahaya.
Karena itu, perbaiki kualitas tidur, untuk
meningkatkan kekebalan tubuh Anda. Jika terlalu sedikit waktu tidur Anda sistem
kekebalan tubuh bisa terganggu.
Rentan terserang diabetes
Gula adalah bahan bakar setiap sel dalam tubuh Anda.
Jika proses pengolahannya terganggu bisa menyebabkan efek buruk. Dalam
penelitian yang dilakukan Universitas Chicago, AS, yang meneliti sejumlah orang
selama 6 hari, mendapatkan kondisi ini bisa mengembangkan resistensi terhadap
insulin, yakni hormon yang membantu mengangkut glukosa dari aliran darah ke
dalam sel.
Mereka yang tidur kurang dari 6 jam per malam dalam
penelitian 6 hari ini menemukan, terjadi proses metabolisme gula yang tidak
semestinya. Akibatnya bisa menyebabkan timbulnya diabetes.
Stres meningkat
Studi yang dilakukan Universitas Chicago juga
menemukan ‘menutup mata’ kurang dari 7 jam bisa meningkatkan produksi kortisol
atau hormon stres. Bahkan pada sore dan malam hari dapat meningkatkan denyut
jantung, tekanan darah dan glukosa darah sehingga bisa memicu terjadinya
hipertensi, penyakit jantung dan diabetes tipe 2.
Memicu rasa gelisah
Rasa gelisah setiap malam pasti akan terus menghantui
mereka yang memiliki kualitas tidur buruk. Reaksi tubuh pun bisa menurun. Yang
lebih kronis lagi, perasaaan bahagia tidak akan menghampiri hidup mereka yang
kurang tidur. “Tidur dan suasana hati diatur oleh zat kimia otak yang sama,”
kata Joyce Walsleben, PhD. Hal ini dapat meningkatkan risiko pengembangan
depresi, tapi mungkin hanya bagi mereka yang sudah rentan terhadap penyakit.
Tampak lebih tua
Mereka yang kurang tidur biasanya memiliki kulit yang
pucat dan wajah lelah. “Lebih buruk lagi, peningkatan kadar kortisol dapat
memperlambat produksi kolagen yang memicu terjadinya keriput lebih cepat,” kata
Jyotsna Sahni, MD, ahli masalah tidur di Canyon Ranch, Tucson.
Berbagai rasa sakit bisa timbul
Tidaklah mengherankan, sakit kronis seperti masalah
punggung atau arthritis bisa saja terjadi bila Anda melakukan aktivitas tidur
yang buruk. Dalam sebuah studi dari John Hopkins Behavioral Sleep Medicine
Program, direktur Michael Smith, PhD, membangunkan orang dewasa muda yang sehat
selama 20 menit setiap jam selama 8 jam selama 3 hari berturut-turut. Hasilnya,
mereka memiliki toleransi sakit yang lebih rendah, dan mudah mengalami nyeri.
Risiko kanker lebih tinggi
Olahraga membantu mencegah kanker, tetapi terlalu
sedikit memejamkan mata dapat merusak efek pelindungnya. Johns Hopkins
Bloomberg School of Public Health studi meneliti hampir 6.000 wanita selama
sekitar satu dekade dan menemukan bahwa penggemar olahraga yang tidur 7 jam
atau lebih sedikit per malam memiliki kesempatan lebih besar 50% mengidap
kanker daripada mereka yang rutin melakukan senam dan memiliki kualitas tidur
yang baik.
Pasalnya, kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan
gangguan metabolisme hormonal dan dikaitkan dengan risiko kanker, dan bisa
‘menghapus’ manfaat latihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar