YESUS DAN MARIA MAGDALENA
Berkaitan dengan
hari ini merupakan peringatan St. Maria Magdalena, maka pada hari ini akan
diturunkan beberapa tulisan seputar Maria Magdalena untuk diketahui oleh umat.
Bukan maksud kami untuk mempengaruhi atau membingungkan umat. Seandainya umat
mengalami kebingungan, umat dapat bertanya kepada orang yang berkompeten, atau
kepada pastornya. Tujuan kami adalah agar umat juga tahu isu seputar Maria
Magdalena.
Kita sudah melihat
identitas Maria Magdalena dan juga injil Maria Magdalena. Dalam tulisan ini
kita akan melihat isu seputar hubungan Maria Magdalena dan Yesus. Tentu kita
masih ingat akan karya novel Dan Brown, The
Da Vinci Code. Dalam novel itu dikisahkan bahwa Maria Magdalena adalah
istri dari Yesus Kristus. Benarkan demikian?
Nyonya Yesus
Apakah sejarah sudah salah selama 200 tahun — apa ada
Nyonya Yesus Kristus? Di, “Kuburan Keluarga Yesus,” (Film dokumenter televisi
Discovery Channel) sutradara Simcha Jacobovici mengklaim ada “bukti-bukti”
bahwa Yesus dan Maria Magdalena menikah dan punya anak bernama Yudas (Yudah).
Jacobovici bukanlah orang pertama yang mengemukakan
kemungkinan hubungan romantis antara Yesus dengan Maria. Film, The Last
Temptation of Christ, dan buku-buku seperti Holy Blood, Holy Grail,
dan The Da Vinci Code, menjadikan hubungan rahasia antara Yesus dengan
Maria sebagai pusat tema ceritanya.
The Da Vinci Code memulai dengan satu halaman fakta-fakta yang membuat
novel fiksi itu kelihatannya benar dalam seluruh penilaiannya. Buku itu telah
mematahkan seluruh rekor di daftar penjualan terlaris New York Times,
dan diikuti dengan film yang berhasil (secara komersial). Pengarang Dan Brown
dengan pandai mencampur fakta dengan fiksi dan berhasil meyakinkan banyak
pembaca bahwa Yesus dan Maria Magdalena benar-benar menikah dan punya anak. Tapi apakah pernyataan romantis ini cuma cara
melebih-lebihkan untuk menjual buku, atau memang didukung oleh bukti sejarah.
Maria Yang Misterius
Sebelum kita meneliti bukti-bukti kemungkinan hubungan
romantis antara Yesus dengan Maria, mari kita lihat pribadi Maria yang berasal
dari kota kecil Galilea, Magdala. Untuk memulainya, kita mengajukan pertanyaan,
dokumen kuno apa yang bisa menguak karakternya (Maria) dan hubungannya dengan
Yesus dari Nazareth?
Injil di Perjanjian Baru merupakan catatan tertulis
paling tua mengenai Maria Magdalena. Dalam Injil, Maria adalah seorang
perempuan yang disembuhkan Yesus dari kerasukan setan. Injil (Matius, Markus,
Lukas, dan Yohanes) memperlihatkan Maria sebagai pengikut Yesus, yang
mendengarkan pengajaran-Nya, melayani kebutuhan finansial-Nya, menyaksikan
penyaliban-Nya, dan tiga hari kemudian jadi orang pertama yang melihat Dia
hidup.
Beberapa orang mengatakan Maria Magdalena pernah jadi
pelacur, tapi para rasul dan juga gereja purba mengungkapkan dia tidak lebih
dari murid, yang dekat, Yesus. Ide bahwa dia pelacur berasal dari abad VI,
ketika Paus Gregorius I mengidentifikasi dia sebagai perempuan yang berbicara
di Lukas 7:37, dan perempuan yang mencuci kaki Yesus dengan rambutnya.
Kendati pandangan Paus mungkin dipengaruhi oleh fakta
bahwa Yesus telah menghardik keluar tujuh iblis dari tubuhnya, tidak ada ahli
alkitab yang bisa membuat hubungan antara Maria Magdalena dengan perempuan pada
tulisan Lukas. Tambahan lagi, Injil Perjanjian Baru bahkan tidak pernah
mengungkap hal romantis atau seksual antara Yesus dengan Maria.
Jadi dari mana para penggagas teori konspirasi
memperoleh idenya? Kenapa dengan semua spekulasi itu? Untuk itu kita melihat
dokumen-dokumen yang ditulis 100 – 200 tahun setelah Injil Perjanjian Baru
ditulis oleh sekte non-Kristen yang disebut Gnostik. Tulisan-tulisan itu bukan bagian dari Perjanjian
Baru dan telah ditolak oleh orang Kristen mula-mula sebagai sesat. Mereka yang
menulis hubungan romantis antara Yesus dengan Maria merujuk beberapa kalimat dari
tulisan-tulisan itu, Injil Maria dan Injil Filipus. Mari kita lihat
kalimat-kalimatnya.
Injil Maria (Magdalena)
Gagasan bahwa
Maria Magdalena punya nilai khusus bagi Yesus terutama diambil dari Injil
Maria. Injil Gnostik ini bukan bagian dari Perjanjian Baru, dan ditulis oleh
penulis yang tidak diketahui di paruh akhir abad kedua, atau sekitar 150 tahun
setelah kematian Yesus. Tidak ada saksi mata, termasuk Maria, yang masih hidup
pada saat ditulis (sekitar tahun 150). Tanggal yang belakangan ini juga berarti
Injil Maria tidak ditulis oleh seorang saksi mata Yesus, dan tidak seorangpun
tahu siapa penulisnya.
Satu penggalan
kalimat di Injil Maria merujuk pada Maria Magdalena sebagai murid favorit,
dengan perkataan Dia mencintai Maria, “lebih dari kita (artinya para murid
lain).” Di kalimat lain Petrus disebutkan mengatakan kepada Maria, “Saudara,
kami tahu Penebus mencintaimu lebih dari semua perempuan lain.” Tetapi tidak
ada tertulis di Injil Maria yang mengarah pada hubungan romantika atau seks
antara Maria Magdalena dengan Yesus.
Injil Filipus
The Da Vinci Code mendasarkan klaimnya bahwa Yesus dan Maria menikah
dan punya anak terutama berdasarkan satu ayat di Injil Gnostik Filipus yang
mengindikasikan Yesus dan Maria “berteman” (pasangan). Ayat itu berbunyi (dalam
kurung berarti ada kata-kata di dokumen hilang atau tidak terbaca):
“Ada perempuan
yang selalu berjalan dengan tuan. Maria ibunya, saudaranya, dan Maria Magdala,
yang disebut kompanyon (koinonos)
Untuk “Maria” adalah nama saudaranya, ibunya, dan kompanyon-nya (koinonos)”
Di dalam The Da Vinci Code,
tokoh fiksi ahli Sir Leigh Teabing menyatakan kata kompanyon (koinonos) bisa berarti pasangan. Tapi menurut para ahli,
interpretasi itu tidak tepat. Untuk memulainya, kata yang umum digunakan
merujuk sebagai isteri di bahasa Yunani di Perjanjian Baru adalah “gune”, bukan “koinonos”. Ben
Witherington III, menulis di Biblical
Archaeological Review, membahas ini
langsung,
“Ada kata Yunani
lain, gune, yang membuatnya jadi
jelas. Sangat mungkin “koinonos” di sini berarti “saudara” dalam artian
spiritual, karena itulah (pemahaman itu) digunakan di tempat lain dalam
literatur jenis ini. Dari sisi apapun, teks ini tidak dengan jelas menyatakan
atau bahkan mengusulkan bahwa Yesus menikah, apalagi menikah dengan Maria
Magdalena.”
Juga ada satu ayat
di Injil Filipus yang menyatakan Yesus mencium Maria.
“Kompanyon dari adalah Maria Magdala. Si
dia (Maria) lebih dari para murid, sering menciumnya (Maria). Yang
lain…mengatakan kepadanya, ‘Kenapa kamu mencintai dia (Maria) lebih dari kita
semua?”
Menyambut teman
dengan ciuman sudah biasa dilakukan di abad pertama, dan tidak punya konotasi
seksual. Professor Karen King menjelaskan dalam bukunya Injil Maria Magdala,
bahwa ciuman di (Injil) Filipus sangat mungkin merupakan ciuman persahabatan.
Tapi mungkin lebih
penting adalah fakta Injil Filipus ditulis oleh penulis tak dikenal sekitar 200
tahun setelah catatan saksi mata Perjanjian Baru.
Juga penting untuk
dicatat, selain beberapa kalimat yang dipertanyakan, tidak ada dokumen
bersejarah lain yang merujuk adanya hubungan romantis antara Yesus dengan
Maria. Tidak ada sejarahwan sekuler, Yahudi, atau sejarahwan Kristen mula-mula
menulis satu titikpun tentang hubungan semacam itu. Dan karena kedua injil,
Injil Maria dan Injil Filipus, ditulis 110 – 220 tahun setelah Kristus oleh
penulis tak dikenal, pernyataan-pernyataan mereka tentang Yesus dan Maria perlu
dievaluasi dalam konteks sejarah kontemporer dan dokumen yang lebih awal
Perjanjian Baru.
Putusan Para Ahli
Tapi gereja purba
(mula-mula) bisa saja telah menghancurkan semua bukti dalam upaya mereka untuk
menulis ulang sejarah Yesus? Tentu saja itulah yang dikatakan Jacobovici,
Brown, dan para pencetus sensasi lain. Tapi apakah para ahli setuju?
Sebuah artikel
majalah Newsweek menyimpulkan opini
para ahli, yang dengan tegas menyatakan pandangan Yesus dan Maria Magdalena
menikah tidak punya dasar historis. Mungkin para penganut Gnostik merasa
Perjanian Baru terlalu malu akan romantika dan memutuskan membumbuinya sedikit.
Tapi apapun alasannya, ayat terisolasi dan tidak pasti artinya ini ditulis 100
– 200 tahun setelah Kristus dan tidak kuat untuk jadi dasar teori konspirasi.
Menarik dibaca, mungkin, tapi jelas bukan sejarah.
Namun beberapa
tetap tidak berhasil diyakinkan. Mungkin mereka hanya ingin membuat sejarah
lebih menarik. Wartawan televisi, yang mendapat beberapa penghargaan, Frank
Sesno, bertanya kepada panel para ahli sejarah mengenai ketertarikan orang
dengan teori-teori konspirasi. Professor Stanley Kutler, dari University of
Wisconsin, menjawab,”Kita semua suka misteri — tapi kita lebih suka
konspirasi.” Mungkin semua cerita berlebihan (dan menyimpang) tentang Yesus dan
Maria lebih ditekankan untuk menentang Kekristenan dengan mencoba memanusiakan
seseorang yang disebut orang Kristen sejak awal sebagai Allah. Contohnya,
pendapat Rasul Paulus terhadap Yesus Kristus:
“yang walaupun
dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik
yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan
mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.” (Filipi 2:6 –
7).
Yohanes, seorang
saksi mata dan salah satu murid terdekat Yesus, katakan mengenai Dia: “Pada mulanya
adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah
Allah….Segala sesuatu dijadikan oleh Dia …… Firman itu telah menjadi manusia,
dan diam di antara kita.” (bagian-bagian dari Yohanes 1:1-3, 14).
Apakah Yesus Benar-Benar Bangkit Dari Kematian?
Pertanyaan
terbesar masa kini bukanlah apakah Yesus dan Maria Magdalena menikah, tapi,
“Siapa sebenarnya Yesus Kristus?” Apakah Dia cuma seorang manusia luar biasa,
atau Dia adalah Allah dalam bentuk daging, seperti yang dipercayai oleh Paulus,
Yohanes, dan para murid lainnya.
Para saksi mata,
bagi Yesus Kristus, berbicara dan bertindak sepertinya mereka percaya Dia
bangkit secara fisik dari kematian setelah penyaliban-Nya. Jika mereka salah
maka Kekristenan didirikan di atas kebohongan. Tapi jika mereka benar, mujizat
seperti itu secara memperkuat semua yang Yesus katakan mengenai ALLAH, diri-Nya,
dan kita.
Tapi apakah kita
percaya pada kebangkitan Yesus hanya dengan iman saja, tapi apakah ada bukti
historis yang kuat? Beberapa ahli skeptis mulai meneliti catatan historis untuk
membuktikan bahwa catatan kebangkitan itu salah. Apa yang mereka temukan?
Apa Ada Konspirasi “Da Vinci” ?
“Senyum Mona Lisa”
menginvestigasi teori besar dunia tentang konspirasi Yesus Kristus. Yesus dan
Maria Magdalena menikah? Apakah (Kaisar) Constantine memerintahkan penghancuran
catatan yang sebenarnya mengenai Yesus Kristus dan menciptakan Dia sebagai
ALLAH yang dipuja orang Kristen sekarang?
Bisakah Yesus Memberi Arti Pada Kehidupan?
“Kenapa Yesus?”
meneliti pertanyaan Yesus relevan atau tidak sekarang ini. Bisakah Yesus
menjawab pertanyaan besar kehidupan, “Siapa saya!?” “Kenapa saya disini?” dan,
“Kemana saya pergi?” Penutupan gereja-gereja dan penyaliban telah menuntun
sebagian orang percaya Dia tidak bisa, dan Yesus telah meninggalkan kita untuk
menghadapi dunia yang tidak bisa dikontrol. Tapi Yesus telah membuat pernyataan
mengenai kehidupan dan tujuan kita ada di sini, di dunia, yang perlu diteliti
sebelum kita menyebutnya sebagai tidak peduli atau tidak mampu. Artikel ini
meneliti misteri kenapa Yesus datang di dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar