Renungan Hari Senin Pekan Biasa XVI B/II
Bac
I Mi 6: 1 – 4, 6 – 8; Injil Mat 12: 38 – 42
Sabda Tuhan hari ini mau berbicara soal kedegilan hati umat Israel. Mata hati mereka ditutupi oleh egoisme. Aku menjadi titik totaknya. Kepuasankulah yang menjadi acuannya. Di luar diriku tidak diakui.
Dalam bacaan pertama diungkapkan kekecewaan Allah terhadap umat Israel, bangsa pilihan-Nya. Padahal Allah begitu setia dan baik kepada mereka. Peristiwa keluar dari Mesir merupakan sebuah "tanda" kepedulian Allah kepada mereka. Tapi apa balasan mereka kepada Allah? Mereka justru menyimpang. Mereka malah tidak percaya kepada Allah dan beralih kepada allah-allah lain. Inilah yang membuat Allah kecewa.
Dalam bacaan Injil pun sama. Yesus kecewa terhadap sikap ahli-ahli taurat dan kaum Farisi. Padahal mereka sudah sering mendengar tentang penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus. Malah mungkin mereka menjadi saksi mata atas peristiwa mukjizat Yesus. Padahal mereka melihat begitu banyak orang percaya pada-Nya. Tetapi kenapa mereka belum juga percaya dan masih meminta tanda?
Hal ini disebabkan karena egoisme. Aku menjadi titik tolaknya. Egoisme ini ada pada diri orang Israel pada zaman Perjanjian Lama. Mungkin dalam hati mereka berkata bahwa yang mengalami pembebasan dari Mesir itu bukan kami.
Egoisme itu juga terlihat pada ahli-ahli taurat dan kaum Farisi. Bagi mereka "tanda" yang diharapkan harus kena pada diri mereka sendiri. Harus merekalah yang merasakan dan menikmati "tanda" itu, baru mereka percaya.
Sabda Tuhan hari ini mau mengajak kita untuk tetap setia kepada Yesus. Sekalipun kita belum pernah merasakan secara langsung "tanda" dari-Nya, tetaplah kita percaya pada-Nya. Bagi kita cukuplah salib tempat Yesus bergantung sebagai tandany.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar