The rite
Matt Baglio, RITUAL PENGUSIRAN SETAN: Pencarian Keyakinan
Seorang Eksorsis di Zaman Modern. (terjemahan dari The Rite: The Making of A Modern Exorcist). Jakarta: Kompas
Gramedia, 2011
cover buku The Rite
Pada kesempatan
kali ini, saya mau berbagi cerita dari isi buku perihal eksorsisme, ritus
pengusiran setan dalam tradisi Gereja Katolik. Judul buku yang mau saya
syeringkan adalah: "RITUAL PENGUSIRAN SETAN: Pencarian Keyakinan
Seorang Eksorsis di Zaman Modern", yang diterjemahkan dari "The Rite: The
Making of A Modern Exorcist", karya Matt Baglio. Buku ini merupakan
kisah nyata.
Karya Matt Baglio ini
sudah diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama. Akan tetapi tampak jelas
ada perbedaan yang mendasar antara buku dan film. Kalau dalam buku, sikap tokoh utamanya terhadap eksorsisme berangkat dari keingintahuannya akan eksorsisme dalam Gereja Katolik. Bisa dikatakan bahwa ia sudah menaruh kepercayaan akan eksorsisme itu, dan ia mau mendalaminya.
cover film The Rite, yang diambil dari kisah dalam buku dengan judul yang sama
Sedangkan dalam film dari sikap tokoh utamanya terhadap eksorsisme adalah sikap skeptis. Ia ragu-ragu atau malah tidak percaya bahwa eksorsisme itu adalah karya Allah. Baginya eksorsisme adalah akal-akalan para imam eksorsis; dan bahwa fenomena eksorsisme itu bisa dijelaskan dengan ilmu pengetahuan. Karena itu, ada banyak bagian dari film yang tidak sesuai dengan isi buku aslinya.
Satu hal yang perlu diketahui adalah bahwa TIDAK SEMUA IMAM bisa melakukan eksorsisme; dan bahwa EKSORSISME BERBEDA DARI DOA PEMBEBASAN.
Inilah kutipan-kutipan isi buku itu.
1. Kita
harus berusaha menyatukan diri dengan Tuhan agar Dia ada di dalam diri kita,
agar pikiran, kata-kata dan tingkah laku kita menyuarakan ajaran-Nya, hingga
Dia mengendalikan kita dan hidup dalam kita – Charles de Foucauld (hlm 11)
2. Dalam
pemahaman Katolik, pentahbisan imam merupakan perubahan total dan radikal dari
seorang manusia di mata Tuhan dan Gereja. Dengan pentahbisan, imam tersebut membawa
rekonfigurasi Kristus di dalam dirinya. Identitas ini merupakan dasar yang
sangat hakiki dari manusia, mempengaruhi keseluruhan dirinya dan mempengaruhi
tingkah lakunya. – Mgr. Timothy Dolan (hlm 27)
3. Iblis
ada di setiap saat kejahatan terjadi di dunia. Iblis ada di saat orang berkata,
“Aku tidak menerima cinta, cinta saudara dan saudariku, cinta Tuhan.” Dan dia
ada di banyak tempat, di saat terjadi pembunuhan, saat terjadi bencana secara
fisik, di kamp konsentrasi, di semua bentuk kejahatan. Kadang-kadang Iblis
menampakkan dirinya saat seorang manusia dirasukinya. Namun Iblis jauh lebih
barbahaya saat dia tidak menampakkan dirinya, saat dia tidak bisa diusir dengan
sksorsisme. – Pater Pedro Barrajon (hlm 41)
4. Kemampuan
untuk mencintai telah dihancurkan oleh setan. Setan tahu tentang cinta, namun
tidak mencintai. Kesenangan yang didapat manusia saat melakukan perbuatan jahat
sama dengan kepuasan yang dirasakan saat membalas dendam kepada musuh,
kenikmatan yang dipenuhi kebencian. – Pater Jose Antonio Fortera (hlm 51-52)
5. Kerasukan
setan bukan merupakan kejahatan dan bukan dosa.... Orang baru akan kerasukan
apabila ia membuka pintu untuk iblis, atau menjadi korban dari seseorang yang
membuka pintu untuk iblis. (hlm 76-77)
6. Cara
terjadinya kerasukan menurut ajaran Gereja (hlm 77-81):
a. Terlibat ilmu gaib:
aktivitas pemanggilan arwah, berkonsultasi dengan dukun atau praktisi ilmu gaib
(Gereja tidak membedakan black magic dengan
white magic), memakai jimat, terutama
jimat dari dukun.
b. Melemparkan kutukan atau guna-guna:
kutukan dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya lewat ramuan atau
ritual yang dibuat tukan tenung. Ada orang yang kena kutuk secara langsung ada
juga yang tidak langsung. Kutukan bisa berwujud depresi, penyakit kronis/aneh,
kemandulan, perkawinan berantakan, kesulitan keuangan atau adanya sejarah bunuh
diri atau kematian tak wajar dalam keluarga.
c. Mempersembahkan diri ke setan:
iblis akan memberikan semacam hadiah asal orang mau mempersembahkan dirinya ke
iblis dan menjadi budaknya.
d. Berbuat dosa secara terus menerus
7. Saat
iman melemah, kepercayaan terhadap takhayul pun meningkat. (hlm 84)
8. Karena
kebenciannya pada Tuhan dan manusia, iblis memanfaatkan semua perbuatan yang
bisa dilakukannya di dunia untuk menghancurkan sebanyak mungkin manusia. Ia
akan merusak sebanyak mungkin hal-hal baik di dunia dengan berbagai cara, namun
kita dilindungi Tuhan, Maria, para malaikat dan orang kudus. Mereka semua
membuat iblis tidak bisa bertindak di luar batas. – Pater Francesco Bamonte
(hlm 89)
9. Banyak
imam yang banyak bicara soal teori, mereka punya iman namun mereka melihat
segala sesuatu dari segi intelektual. Bagi mereka, roh jahat itu memang ada;
namun mereka sulit untuk menganggap roh sebagai sebuah wujud. Mereka melihat
roh sebagai sebuah konsep. – Pater Gabrielle Nanni (hlm 91).
10. Saat
ini, orang banyak mengacaukan ritual eksorsisme dengan doa pembebasan, yang
bisa diucapkan oleh setiap orang kristen. Menurut imam pembebasan kristen,
Francis MacNutt, eksorsisme adalah “sebuah doa eklesiastik formal untuk
membebaskan orang yang dikuasai oleh roh jahat”, sedangkan pembebasan adalah “sebuah proses, yang kebanyakan dilakukan melalui
doa, untuk membebaskan orang yang dipengaruhi roh jahat, namun tidak sampai
dikuasai” (hlm 93)
11. Seorang
imam yang melakukan eksorsisme tanpa izin uskup, doa-doanya mungkin akan tetap
bisa membawa dampak tertentu karena kekuatan nama Yesus Kristus. Namun,
pengaruh doa ini terhadap setan tidak akan sama, karena imam tersebut melakukan
ritual berlandaskan ketidakpatuhan terhadap Gereja dan setan tahu tentang hal
itu. (hlm 94-95)
12. Iblis
adalah raja ketidakpatuhan dan kita mengalahkannya dengan kepatuhan, tidak
dengan kepribadiaan atau karisma kita pribadi. – Pater Giancarlo Gramolazzo
(hlm 94).
13. Kekuatan
sebuah doa bukan terletak pada susunan kata-katanya, melainkan pada iman orang
yang mengucapkannya – iman pada Gereja. Bisa saja kita suka doa itu karena
kata-katanya bagus, namun efektif atau tidaknya sangat tergantung pada iman. –
Pater Giancarlo Gramolazzo (hlm 98).
14. Saat
melakukan eksorsisme, mintalah nama roh yang merasuki tubuh orang yang
kerasukan. Biasanya setan tidak mau mengakui identitasnya. Ia akan merasa kalah
kalau kita tahu siapa dirinya. (hlm 99). Dalam tradisi Ibrani kuno, menanyakan
nama dipercaya memberikan kuasa yang lebih kepada penanya. (hlm 217).
15. Ada
lima “jebakan” yang harus diperhatikan oleh para eksorsis pemula: (hlm 100)
a. Tidak
ada reaksi dari roh jahat untuk waktu yang lama, sehingga eksorsis mengira
orang tersebut tidak kerasukan roh
b. Setan
pura-pura menghilang setelah ia menunjukkan dirinya, sehingga korbannya mengira
dirinya sudah terbebaskan
c. Setan
mengelabui eksorsis dengan membuat korbannya menunjukkan gejala-gejala sakit
jiwa
d. Setan
mengatakan bahwa orang itu kena guna-guna dan memberi tahu eksorsis cara membebaskannya
yang biasanya berbau klenik
e. Setan
membiarkan korban menerima sakramen ekaristi, seolah-olah sebagai tanda
pembebasan
16. Banyak
orang mengira bahwa selama eksorsisme, setan akan berbicara melalui orang yang
dirasukinya. Faktanya tidaklah selalu demikian. Sebaliknya setan hampir tak
pernah bicara kecuali diperintah oleh eksorsis. (hlm 100).
17. Godaan
atau dilema moral dan spiritual yang sering dihadapi eksorsis (hlm 101-105)
·
Godaan seksual
·
Godaan sifat sombong
·
Menciptakan rasa ketergantungan
·
Setan mencoba menjatuhkan mental
eksorsis dengan cara mengintimidasi atau menakut-nakutinya, umumnya dengan cara
pamer kekuatan
18. Sepanjang
hidupnya, seorang eksorsis berada di antara dua dunia: dikagumi dan disyukuri
oleh sebagian orang; dan dibenci serta dianiaya oleh sebagian lainnya ... tuhan
menghendaki agar pelayanan itu diemban di atas salib. Apabila seorang imam
tidak mau menanggung beban tersebut, dia tidak boleh menerima tugas pelayanan
itu. – Pater Jose Antonio Fortea (hlm 107)
19. Ada
tiga tanda kehadiran setan: kekuatan yang abnormal, kemampuan untuk mengerti
dan bicara bahasa yang sebelumnya tidak dikuasai dan pengetahuan tentang
hal-hal yang tersembunyi dan tidak mungkin diketahui sebelumnya (hlm 143).
20. Seorang
eksorsis harus memperhatikan juga faktor lain yang berkaitan dengan moral dan
spiritual. Contoh yang paling umum adalah kebencian yang tiba-tiba muncul akan
segala hal yang bersifat suci (hlm 143-144)
21. Hendaknya
seorang eksorsis bekerja sama juga dengan beberapa ahli, seperti ahli syaraf,
psikolog dan psikiater. Eksorsisme merupakan tindakan terakhir bila memang yang
bersangkutan tidak menunjukkan gejala sakit medis. (hlm 145-146)
22. Ada
trik-trik mudah yang dilakukan oleh eksorsis untuk menentukan apakah seseorang
benar-benar dirasuki atau hanya pura-pura untuk mencari perhatian. Salah satu
trik adalh dengan menggunakan air biasa, bukan dengan air suci, untuk
memberkati orang itu; atau pura-pura mendoakan dengan bahasa Latin padahal yang
dibacakan bukan doa. Setan tidak akan bereaksi apa-apa terhadap dua hal ini,
jadi kalau orang itu bereaksi, jelas ia hanya pura-pura (hlm 147).
23. Dua
bagian tubuh yang paling umum terkena dampak dari pengaruh roh jahat adalah
kepada dan perut (hlm 148).
24. Indikasi
hadirnya kuasa gelap: (hlm 149)
a) kebencian
terhadap barang-barang suci
b) korban
mengalami mimpi buruk
c) korban
mengalami suasana hati yang berubah-ubah
drastis dan depresi berat
d) mereka
merasa bisa merasakan kejahatan di diri orang lain atau tahu dosa-dosa orang
lain
e) timbulnya
bau busuk yang tidak jelas asalnya
f) anjloknya
temperatur ruangan
25. Banyak
ilmuwan mengatakan bahwa Dissociative
Identity Disorder (DID) identik dengan kerasukan roh. DID dapat didiagnosa
dengan beberapa cara: (hlm 154-155)
a. Traditional disease view
menyatakan bahwa DID adalah sebuah kondisi yang berbeda secara etimologis dan
paling tepat digambarkan sebagai respons defensif atas trauma yang dialami saat
kecil, terutama penganiayaan seksual dan fisik
b. Siciocognitive model menggambarkan
DID sebagai sebuah sindrom yang menampilkan sebebrapa perilaku yang digerakkan
oleh aturan yang dipegang atau target yang ingin dicapai penderita, dalam
upayanya memainkan peran-peran sosial yang diciptakan, disahkan dan
dipertahankan oleh masyarakat. Dengan kata lain, orang bertingkah laku
seolah-olah mereka punya kepribadian-kepribadian lain di dalam dirinya.
26. Permasalahan
atau krisis yang timbul karena salah kita, adalah bagian dari kondisi manusia
yang kita sebut misteri dan terkait dengan kondisi kita yang rentan celaka,
serta dengan kefanaan kita. – Pater Gary Thomas (hlm 177)
27. Saat
kita berada di dekat orang yang sedag menderita, sering kita sadari bahwa tidak
banyak yang bisa kita lakukan untuk mengurangi penderitaan mereka selain
menemani dan mendampingi mereka, seperti Tuhan mendampingi kita. – Joseph
Cardinal Bernardin (hlm 178)
28. Dalam
beberapa kasus eksorsisme, sering korban memuntahkan benda-benda aneh dari
mulutnya. Menurut para eksorsis, benda-bnda itu belum tentu keluar dari perut
korban, melainkan terbentuk di mulutnya. Barang itu ada di tubuh korban secara
“roh” dan terjadi proses materialisasi saat dimuntahkan. (hlm 199)
29. Kita
hanya bisa mengupayakan yang terbaik, kemudian kita harus menyerahkan semuanya
kepada Tuhan untuk memutuskan. – Pater Candido Amantini (hlm 212)
30. Seorang
komandan berjaya dalam kemenangan; namun ia taka akan dapat menaklukkan musuh
bila ia tak berjuang; dan semakin besar bahaya yang dihadapinya, semakin besar
suka cita atas kemenangan. – St Agustinus (hlm 227)
31. Setan
begitu takut kepada Maria sehingga ia tak akan pernah menyebut nama Maria. Ia
akan menyebut Maria dengan mengatakan ‘perempuan itu’ atau ‘ia yang
menghancurkan aku’. – Pater Gabrielle Amorth (hlm 233)
32. Doa-doa
Maria, terutama doa Rosario, adalah senjata yang kuat dalam melawan setan.
Itulah sebabnya kenapa Maria sangat ingin kita mendoakan rosario. Pater Bamonte
(hlm 233)
33. Tipuan
utama iblis adalah membuat orang merasa mereka tidak pantas untuk mendapatkan
pengampunan dari Tuhan. Ini adalah dusta setan yang terbesar terhadap manusia,
membuat kita tak percaya atas belas kasihan Allah. – (hlm 251)
34. Eksorsisme
bisa mengeluarkan setan dari tubuh manusia, sedangkan pengakuan dosa bisa
mengeluarkan kejahatan dari jiwa manusia. Melalui pengakuan dosa seseorang
bukan saja diampuni dosanya melainkan juga disembuhkan dan diterangi jiwanya. –
Pater Jose Antonio Firtea (hlm 255-256)
35. Memberi
maaf secara tulus, termasuk di dalamnya berdoa untuk orang yang dimaafkan dan
mempersembahkan misa untuknya, sering bisa membuka kunci untuk mempercepat
proses penyembuhan. – Pater Gabrielle Amorth (hlm 256)
36. Profesi
eksorsisme akan berarti bila kita sebagai eksorsis, melalui kasus-kasus
kerasukan dan melalui eksorsisme, dapat membuktikan bahwa Tuhan bukan saja
hadir melainkan juga lebih kuat. Ini merupakan jalan yang dilandasi iman, saya
selalu mengatakan hal itu kepada keluarga yang saya temui di paroki di mana ada
umat yang kerasukan. Melalui kemuliaan Tuhan mereka dapat menemukan kembali
iman mereka. – Pater Giancerlo Gramolazzo (hlm 275)
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar