Rabu, 18 Juni 2025
MARI MEMAHAMI QS 2: 111 DENGAN NALAR AKAL SEHAT
Minggu, 15 Juni 2025
Fenomena Menarik dari Kehadiran Para Habib yang Bikin Resah
Sabtu, 14 Juni 2025
RENUNGAN HR TRITUNGGAL MAHAKUDUS, THN C
Renungan
HR Tritunggal Mahakudus, Thn C
Bac
I Ams 8: 22 – 31; Bac II Rom 5: 1 – 5;
Injil Yoh 16: 12 – 15
Hari ini Gereja Universal
mengajak kita untuk merayakan Hari Raya Tritunggal Mahakudus. Cukup menarik
bahwa hari raya Tritunggal Mahakudus ini dirayakan setelah kita merayakan
Pentakosta. Hari raya pentakosta merupakan hari raya Roh Kudus. Hal ini seakan
hendak merangkum perjalanan Allah dalam sejarah keselamatan umat manusia: Allah
Bapa sang Pencipta, Allah Putera (Tuhan Yesus) sang Kasih dan Allah Roh Kudus
sang Penghibur. Ketiganya menjadi satu kesatuan tak terpisahkan, yaitu
Tritunggal Mahakudus. Allah Tritunggal merupakan salah satu ajaran iman umat
Kristen. Allah satu namun hadir dalam tiga pribadi, yaitu Bapa, Putera dan Roh
Kudus. Namun pada titik inilah umat sering bingung dan “diserang” oleh umat
lain: satu koq ada tiga? Ada umat bertanya pendasaran ajaran
ini. Sabda Tuhan hari ini, jika dibaca sebagai satu kesatuan bacaan liturgi,
secara implisit mengungkapkan adanya Allah Tritunggal itu.
Dalam bacaan pertama, terlihat
jelas ada relasi antara Allah pencipta dengan “aku”. Ada 2 kata kunci untuk
memahami siapa “aku” ini. Kata kunci itu adalah “aku” sudah ada sebelum bumi
ada (ay 23), dan “aku” telah lahir (ay 24, 25). Frasa “telah lahir” mau
menunjukkan bahwa “aku” telah dilahirkan oleh Allah pencipta. Dari 2 kata kunci
ini dapatlah disimpulkan bahwa “aku” di sini adalah Yesus Kristus. Dalam Yohanes
17: 5 dan 24 Yesus mengatakan bahwa dirinya telah ada sebelum dunia ada. Dan dalam
rumusan syahadat Nicea-Konstantinopel dinyatakan bahwa Yesus Kristus
dilahirkan, bukan dijadikan.
Sama seperti bacaan pertama,
Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma juga mengungkapkan relasi 2
pribadi trinitas, yaitu Bapa dan Putera, antara Allah dengan “Tuhan kita, Yesus
Kristus” (ay. 1). Secara implisit Paulus mengatakan bahwa oleh Yesus Kristus
kita diselamatkan sehingga kita “menerima kemuliaan Allah” (ay 2).
Dalam Injil ketiga pribadi
trinitas ini dimunculkan oleh Yohanes. Di sana ada Roh Kudus, ada Yesus Kristus
dan ada (Allah) Bapa. Ada 2 kata kunci untuk melihat keterkaitan 3 pribadi
tinitas yang berpusat pada Bapa. Kedua kata kunci itu adalah memuliakan dan
memberitakan (ay 14). Kita tahu bahwa dalam hidupnya Yesus berusaha menghantar
orang untuk sampai memuliakan Allah (lihat peristiwa-peristiwa mukjizat). Yesus
sendiri memuliakan Allah Bapa-Nya (Yoh 12: 28). Demikian pula dengan Roh Kudus.
Yesus berkata bahwa Roh Kudus “akan memuliakan Aku” (ay 14). Sama seperti Yesus
yang memberitakan pekerjaan Bapa (bdk. Yoh 5: 19), demikian pula Roh Kudus
memberitakan tentang Yesus (ay. 14).
Sabda Tuhan hari ini mau
menegaskan kepada kita kebenaran Tritunggal Mahakudus. Umat tak perlu lagi
merasa bingung memikirkannya. Satu hal yang perlu disadari adalah Tritunggal
Mahakudus bukanlah suatu ajaran pengetahuan sehingga harus dipahami dan dimengerti
dengan akali, melainkan lebih dari suatu ajaran iman yang harus diimani dan
dihayati. Dengan mengimani Tritunggal Mahakudus, kita disadarkan akan status
kita sebagai ahli waris keselamatan. Namun diingat pula bahwa kita diminta
untuk mewartakan keselamatan itu kepada orang lain supaya mereka pun dapat
merasakannya. Jadi, sama seperti Yesus hadir untuk memberitakan kemuliaan
Allah, dan Roh Kudus memberitakan tentang hidup dan perbuatan Yesus, hendaklah
kita sekarang ini memberitakan trinitas.
by:
adrian
Kamis, 12 Juni 2025
KENAPA DALAM SATU HAL INI UMAT ISLAM BISA BERSATU
Senin, 09 Juni 2025
AKANKAH TUHAN MENDENGARKAN DOA ORANG BERDOSA
Di hadapan para muridnya, sang
Guru Agung duduk bersila. Tak lama kemudian ia bercerita. “Ada seorang
perempuan. Sore, setelah selesai mandi, perempuan itu khusyuk berdoa: ‘Tuhan,
berilah malam ini pria hidung belang yang banyak dan royal. Ibu sedang sakit.
Aku butuh duit untuk biaya berobat. Kabulkanlah doa hamba-Mu yang hina ini.
Amin!’
Setelah berdoa, ia segera
mengenakan pakaian “dinas”-nya, merias wajahnya dengan make up supaya
kelihatan menarik. Sesudah semuanya beres, ia ke luar rumah dan berjalan menuju
tempat biasanya ia mangkal bersama wanita-wanita seprofesi.
Sungguh di luar dugaan, dia
mendapatkan pengguna jasanya cukup banyak. Kalau biasanya dia hanya melayani
maksimal 2 orang sepanjang malam, kali itu ia mendapat 5 orang. Semuanya royal
dan murah hati. Perempuan itu mendapatkan uang yang banyak.”
Cerita berhenti sampai di situ.
Suasana hening. Para murid serius mendengarkan cerita sang Guru Agung. Dan
mereka masih menunggu kelanjutannya.
Tak lama kemudian sang Guru
Agung angkat bicara. Ia bertanya, “Menurut kalian, apakah doa perempuan itu
dikabulkan Tuhan atau kebetulan saja?”
Sabtu, 07 Juni 2025
SALAH PAHAM SOAL MATIUS 6: 3
Gereja
adalah bagian dari dunia. Karena itu prinsip-prinsip keduniaan, meski tidak
semuanya, dapat diadopsi oleh Gereja. Salah satunya adalah soal transparansi
laporan keuangan. Sudah saatnya pengelolaan harta benda Gereja, termasuk
keuangan, dilakukan secara transparan agar umat mengetahuinya.
Ada
beberapa alasan kenapa Gereja, dalam hal ini paroki, harus transparan dalam
pengelolaan keuangan. Pertama, sumber keuangan paroki adalah dari
umat (kolekte, intensi, stipendium, donasi, dll). Oleh karena itu, adalah hak
umat untuk mengetahui pengelolaan keuangan paroki: berapa yang masuk, bagaimana
dikelola, bagaimana pemakaiannya, berapa keluar, berapa hasil akhirnya, dll.
Dapatlah dikatakan bahwa transparansi merupakan bentuk akuntabilitas.
Kedua, dengan
adanya transparansi keuangan berarti umat dilibatkan; umat menjadi
berpartisipasi aktif. Di sini umat akan merasa memiliki Gereja (cinta akan
parokinya), melalui kontrolnya atas laporan keuangan yang dibuat secara
transparan.
Rabu, 04 Juni 2025
Menjawab Tuduhan Islam: Dimana Yesus Dilahirkan
Senin, 02 Juni 2025
MELIHAT RELEVANSI LUKAS 5: 27 - 32 BAGI PARA IMAM DEWASA KINI
Ketika sedang dalam perjalanan,
Tuhan Yesus melihat seorang pemungut cukai bernama Matius. Ia sedang duduk di
kantornya. Tanpa basa-basi, Tuhan Yesus memanggilnya untuk mengikuti Dia. Dan
Matius pun segera berdiri dan meninggalkan pekerjaannya, lalu mengikuti Yesus.
Menjelang malam, Matius
mengundang Tuhan Yesus dan para rasul-Nya ke rumahnya. Dia mengadakan acara
makan-makan. Turut hadir di sana rekan-rekan kerjanya, para pemungut cukai.
Tuhan Yesus duduk makan bersama dengan mereka. Sambil menikmati sajian tuan rumah,
Dia bersenda gurau dengan mereka. Suasana terasa santai dan ramai.
Kebetulan peristiwa tersebut
disaksikan oleh orang-orang Farisi. Mereka kaget dan merasa jijik menyaksikan
Tuhan Yesus bergaul dengan para pemungut cukai. Kepada para rasul, kaum Farisi
ini berkomentar, “Mengapa Gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai?
Bukankah mereka itu orang berdosa?”
Tanpa diduga, komentar mereka
itu didengar Tuhan Yesus. Maka Tuhan Yesus keluar menghampiri mereka dan
berkata, “Bukan orang sehat yang memerlukan dokter, tetapi orang sakit. Aku
datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa, supaya mereka
bertobat.”
Kisah di atas dapat dibaca dalam
Injil Lukas 5: 27 – 32. Kisah ini sungguh sangat
menarik untuk direnungkan, terlebih bagi para imam. Kenapa harus para imam?
Sebagaimana diketahui, imam adalah alter Christi. Imam, karena
rahmat tahbisannya, menjadi identik dengan Yesus. Karena itu, kisah ini menjadi
lebih menarik untuk direnungkan bagi para imam. Karena dikhususkan buat para
imam, maka fokus renungannya bukan pada kaum Farisi, melainkan Tuhan Yesus.