Minggu, 28 Juni 2015

Keturunan Ismail dan Keledai Liar

MENGENAL KARAKTER ORANG ARAB ( ISLAM) DARI ALKITAB
Islam, Yahudi dan Kristen dikenal sebagai agama Samawi. Dari etimologinya, kata samawi (kata adjektif) memiliki arti “berhubungan dengan langit”. Jika ditambahkan dengan kata agama, menjadi agama samawi, maka dapat dimengerti sebagai agama dari langit. Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa agamanya dibangun berdasarkan wahyu Allah melalui para malaikat (dari langit) dan diteruskan oleh para nabi.
Agama samawi dikenal juga dengan sebutan agama Abrahamik. Hal ini didasarkan pada peran Abraham (Islam: Ibrahim), sebagai bapak kaum beriman. Sebagaimana diketahui, Abraham dikenal sebagai orang yang memulai kepercayaan monoteistik. Dari dialah lahir keturunan anak-anak bangsa, yang kemudian dikenal sebagai penganut agama Islam, Yahudi dan Kristen.
Dari Kitab Kejadian, kita dapat mengetahui bahwa Abraham mempunyai dua orang putera dari dua wanita yang ada padanya. Dari Sarah, isterinya yang sah, Abraham mendapat Ishak, dan dari Hagar, budaknya, ia mendapat Ismail. Diketahui, Hagar berasal dari Mesir (Kej 16: 3).
Salah satu perdebatan yang tak pernah selesai antara orang Kristen dan Islam adalah siapa yang dipersembahkan Abraham di Bukit Moria. Dan ini menjadi sebuah lelucon anak cucu Abraham. Orang Islam mengatakan bahwa Ismail yang dipersembahkan, meski dasarnya sangat lemah. Sementara orang Kristen mengatakan Ishak-lah yang dipersembahkan, karena dia merupakan anak sah. Hanya orang Yahudi tidak mau masuk ke dalam perdebatan ini, karena mereka tahu bahwa yang dipersembahkan Abraham adalah seekor kambing.
Bagaimana dari dua putera Abraham ini muncul 3 agama monoteistik? Seperti yang diketahui, Abraham mendapatkan putera sah, yaitu Ishak, yang darinya lahir bangsa Israel. Orang Israel diidentikkan dengan agama Yahudi. Dalam agama Yahudi ada keyakinan mesianistik, dimana Allah akan melaksanakan karya penebusan-Nya.
Muncullah Yesus Kristus sebagai perwujudan rencana keselamatan Allah. Tuhan Yesus membawa pembaharuan dalam ajarannya. Beberapa pembaharuannya dapat dilihat seperti, cinta kasih, menolak hukuman mati, soal haram dan halal, dll. Namun orang Yahudi menolak-Nya. Penolakan ini akhirnya melahirkan orang Kristen (orang yang mengikuti Kristus). Orang Kristen identik dengan agama Kristen.
Selain Ishak, Abraham mempunyai seorang putera lagi dari budaknya, yaitu Ismail. Diyakini bahwa Ismail menjadi bapak bangsa Arab. Orang Arab sudah diidentikkan dengan agama Islam, meski sebagai agama, Islam baru hadir pada abad VII. Muhammad merupakan tokoh utama lahirnya agama Islam ini. Dikatakan bahwa Muhammad membawa pembaharuan. Namun pembaharuan Muhammad bukan pembaharuan atas ajaran samawi yang lama (agama Kristen), melainkan atas tradisi di tempatnya berada. Karena kalau dibandingkan dengan pembaharuan yang ditawarkan Yesus Kristus, Muhammad justru membawa manusia kembali kepada tradisi Yahudi (soal cinta kasih, hukuman mati, haram dan halal, dll).
Jadi, keberadaan agama Islam, Kristen dan Yahudi tak bisa dipisahkan dari kedua anak Abraham. Dapat dikatakan bahwa Ishak melahirkan agama Yahudi dan Kristen, sedangkan Ismail melahirkan agama Islam. Karena itu, orang Islam, Yahudi dan Kristen sebenarnya masih satu keluarga besar. Namun anehnya, kenapa ketiganya selalu tidak bisa hidup berdampingan dengan damai.
Banyak orang mengatakan bahwa biang pangkalnya ada pada orang Islam sebagai keturunan Ismail. Ini didasarkan pada “buah jatuh tak jauh dari pohonnya.” Bagaimana hal ini dijelaskan? Kitab Suci sendiri sudah menyatakan soal karakter Ismail.
Ketika Hagar melarikan diri dari rumah Abraham, Malaikat Tuhan menjumpai dia dan berkata, “Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya.” Selanjutnya kata Malaikat Tuhan itu kepadanya, “Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab Tuhan telah mendengar tentang penindasan atasmu itu. seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat kediamannya ia kan menetang semua saudaranya.” Lalu Hagar melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham dan menamai anak yang dilahirkan Hagar itu Ismail. (Kej 16: 10 – 12, 15).
Kitab Kejadian sudah menyebutkan karakter Ismail, yaitu seperti keledai liar. Di mana pun dia berada akan selalu terjadi keonaran. Keonaran ini bukan hanya ditujukan kepada orang lain, melainkan juga kepada saudaranya. Dan karena buah jatuh tak jauh dari pohonnya, karakter Ismail ini melekat pada diri orang Islam Arab.
Karena itu, tak heran jika di negara-negara Islam, khususnya Timur Tengah, dewasa ini umumnya selalu dilanda kerusuhan. Terorisme dengan atas nama agama muncul dalam dunia Islam, karena didukung dengan ajaran jihad. Ada kelompok Taliban yang membuat negara Afganistan dan Pakistan menjadi tak nyaman. Ada ISIS yang bukan hanya berperang melawan orang non-Islam, melainkan juga Islam sendiri. Kasarnya, keturunan Ismail bertindak seperti keledai liar.
Tentulah ketika pernyataan Kitab Suci ini disampaikan kepada umat Islam, khususnya orang Arab, mereka akan menolak dengan berbagai alasan dan rasionalisasi. Hal itu sah-sah saja. Akan tetapi, fakta lapangan berkata lain.
Pangkalpinang, 25 Juni 2015
by: adrian
Baca juga tulisan lainnya:

19 komentar:

  1. Assalamualaikum. Bapak org bangka ok ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikum salam. Orang bangka atau tidak tergantung pada konsepnya. Terima kasih.

      Hapus
  2. Hii bro...

    Bolehkah kita berdiskusi
    Soal julukan keledai liar kepada Ismael ini bukanlah berkonotasi buruk. Banyak tokoh yang dijuluki dengan binatang. Julukan ini bukan menghina tapi menggambarkan sifat atau karakter. contohnya
    [[ Dengan menerjemahkan kata KELEDAI LIAR dalam bahasa inggris, tentu saja mempunyai makna yang sangat berbeda dari teks aslinya [torah], dalam torah samaritan diartikan sapi, tetapi lagi-lagi bukan itu arti yang sebenarnya, melainkan sebagi kata sifat yang menunjuk kepada qualitas, karakteristik, bukan menunjuk seekor binatang, sebagai contoh dalam torah sering menggambarkan qualitas personal sama dengan yang di gambarkan pada ismail, Reuben di sebut Beruang, Yahuda di sebut singa, Issachar disebut keledai, Dan di sebut Ular, Naftali Rusa, Yususf lembu, Benyamin serigala dsb, dan mereka tidak mempunyai arti negatif (Kej 33 and 49)]]

    [[Rashi mengatakan bahwa maksud ayat ini adalah ditujukan bagi orang yang gemar berburu hewan liar dihutan belantara, dalam Targum onkelos dikatakan sebagai " seseorang yang memperjuangkan akan kebenaran, berangkat dari komentar para rashi diatas dalam faktanya menjelaskan mengapa ibrahim begitu mencintai ismail, karena ibrahim merasakan bahwa semangat torah hanya bisa disebarkan melalui orang yang bisa berjuang dalam kebenaran, ayat itu seolah ingin menegaskan siapa yang mempunyai kekuatan, akan berkuasa dan kekuatan dari semuanya itu ada pada ismail, yang sudi untuk membuat perubahan dan melaksanakannya dengan segenap kekuatannya untuk perubahan yang lebih baik]]

    Jadi dari istilah Keledai Liar bagi Ismael sendiri kurang tepat penerjemahannya dan tidak berkonotasi negatif tapi positif.

    Anda juga menulis Islam baru hadir di bada VII.. Darimana sumbernya? Apa landasannya?

    Islam itu sudah hadir sejak Nabi Adam dan Hawa. Semua Nabi termasuk Nuh, Luth, Ibrahim, Ishak, Yusuf, Yunus, Daud, Sulaiman (salomo), Zakariya, Yahya bahkan Isa, termasuk Ismail dan Muhammad SAW beragama Islam...
    Coba kau jawab? apa agama Ishak? Apa agama Ibrahim. Daud, Salomo? apa mereka Kristen? hehe tentu bukan Kristen thoo

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas tanggapannya. Frase KELEDAI LIAR memang mengacu pada karakter, sama sekali tidak ada kaitan dengan menghina dan mengaitkannya dengan keledai, yang selalu dikonotasikan buruk. Dalam tulisan di atas sudah disebutkan.

      Apa yang dikatakan oleh Rashi merupakan tafsiran. Saya hanya melihat apa yang tertulis dalam Alkitab, tanpa harus menafsir lagi. Tapi, saya terima tafsiran Rashi sebagai masukan.

      Soal kemunculan agama islam, saya agak sependapat dengan Anda. Saya pernah mengkritisi buku MUSLIM PERTAMA karya Lesley Hazleton (lihat arsip blog ini 11 Januari 2015). Dalam buku itu Muslim Pertama adalah Muhammad, sementara Muhammad lahir di abad VII.

      Sangat jelas bahwa Nuh, Yusuf, Zakaria, Yahya, bahkan Yesus adalah Yahudi. Saya tidak pernah bilang Abraham, Daud, Salomo sebagai orang kristen, karena kekristenan baru muncul sejak Kristus. Tapi Musa, Ishak Yunus diakui karena mereka masuk dalam rencana keselamatan yang dibuat Allah dan berpuncak pada Kristus.

      Hapus
    2. sepertinya semua yg anda katakan tentang agama islam hanya berdasar fitnah.karna tidak ada dalam alqur'an mengajarkan membunuh jika bukan hanya untuk melindungi diri.justru seruan membunuh itu banyak saya temukan pada injil.seperti isi ayat=yosua(6:21),ulangan 20:16,samuel 15:3,matius 10:34,lukas 12:51,lukas 12:49 dan 51,lukas 19:27,kitab bilangan 31:17-18,imamat 24:16.dan apakah anda tidak tahu atau pura2 tidak tahu tentang pembunuhan 200rb muslim di bosnia??puluran ribu muslim di kosovo??ribuan muslim di cechnya??dan bahkan kejadian ribuan muslim di ambon dan halmahera??

      Hapus
    3. Tulisan sdr Anonim tanggal 29 April terlihat emosional sehingga rasio tak jalan. Pertama, Anda harus tunjukkan bahwa semua yang saya katakan tentang islam adalah fitnah. Tujuannya agar saya juga bisa melihat. Kalau benar, saya terima, tapi kalau salah kita diskusikan.

      Menjadi ciri umat islam pada umumnya, selalu berasionalisasi. Anda bilang bahwa Anda menemukan dalam Injil seruan membunuh. Sayangnya semua itu tak benar. Pertama, yang disebut Injil itu cuma Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Jadi, Yosua, Ulangan, Samuel, Imamat dan Bilangan bukan Injil.

      Sekarang kita fokus pada Injil yang Anda sebut. Dari semua Injil yang Anda sebut, cuma dalam Lukas 19: 27 saja yang ada kata bunuh, lainnya tidak ada sama sekali. Ini bukti Anda fitnah. Dan dalam Lukas 19: 27 itu, kata "bunuh" itu ada dalam kisah perumpamaan, bukan perintah Yesus. Sekali lagi Anda gagal membuktikan.

      Berbeda dengan Al-Qur'an. Ada begitu banyak surah berisi perintah untuk membunuh, bukan dalam konteks melindungi diri. Ada perintah membunuh orang kafir dan mursyik dimana saja kamu jumpai. Silahkan baca Al-Qur'an, atau tulisan di blog ini dengan judul ayat pedang dalam al-qur'an.

      Anda berasionalisasi dengan tragedi dunia, tanpa menyebutkan teroris islam seperti al-qaeda dan ISIS. Anda menyebut bosnis dan kosovo, tapi tak sadar kalau itu lebih ke politik daripada agama. Beda dengan ISIS yang membunuh karena ajaran agama. Anda hanya melihat kematian ribuan muslim di ambon dan Halmahera tapi buta pada kematian ribuan kristen di tempat yang sama. Anda seperti "selumbar di mata orang terlihat, tapi gajah di pelupuk mata tak tampak."

      Hapus
    4. ckp malu bca argumen sdr muslim. Nggak ad nalarnya.

      Lo blg alqur'an mengajarkan membunuh hanya untuk melindungi diri. Syg ny lo gak bs tunjukkan ayat alqur'an ny. Lo cm ngulangi ap yg diblg ustad lo.

      menydihkn.

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jika membaca artikel yang anda tulis diatasd, saya hanya melihat kebencian yang tidak mendasar kepada Islam. Saya belum pernah melihat sampai sejauh ini, pakar² dari Kristen yang mampu meladeni pakar² dari Islam untuk berdebat secara ilmiah. Dan sekarang yang ingin saya tanyakan, secara ilmu antropologi budaya, apa hubungannya antara Isho hamashia/Jesus Kristus dengan Kristen? Berikan saya satu ayat dalam Bible, baik di PL maupun PB, yang mengatakan saya Jesus, dan sy Kristen, dan ini adl agama yang di diridhoi oleh Bapa Alah?
      Sebagai tambahan yang penting untuk anda ketahui, dalam time of Israel Rabbi Yahudi mengatakan, "Cristian's Stops stealing our holy Scripture and our culture"

      Hapus
    2. Terimakasih atas tanggapannya. Sekedar diketahui saja, pakar2 islam hanya bermodalkan informasi yang disukai saja, tidak pernah membandingkan dengan info lain. Beda dengan pakar2 kristen. Karena itu, tidak level berdebat dengan pakar2 islam.
      Soal hubungan Yesus dan kristen, saya cuma bisa beri perbandingan. Tidak semua kaitan itu harus dikatakan. Tidak harus semua hal dikatakan dulu baru dianggap benar. Terkadang kebenaran lahir dari hasil refleksi. Saya tak perlu mengatakan "saya pintar" supaya orang mengakui bahwa saya pintar. Ketika melihat hasil pemikiran saya, nilai ujian saya, cara tutur kata saya, orang lantas mengatakan saya itu pintar. Kalau hanya berdasarkan omongan sendiri, itu namanya narsis. Dan itulah islam.
      Lebih baik kami "mencuri" dengan menjaga keutuhannya, ketimbang "mencuri" lalu mengubahnya dan kemudian mengatakan yang asli palsu. Orang kristen berterima kasih kepada Yahudi karena dari merekalah sejarah keselamatan.

      Hapus
  4. Sya sepemikiran dgn artikel yg bpak tulis

    BalasHapus
  5. Kok tulisannya banding terbalik dengan Lim Joo Soon ustad Malaysia di Youtube ya? Lalu apakah Hitler yang kejam itu tidak berkarakter keledai liar?? Bagaimana dengan jutaan orang Jepang yang tewas oleh bom atom? Orang Indonesia banyak terbunuh akibat penjajahan,siapa penjajahnya? Siapa pembunuh bangsa Indian dan Aborigin-bangsa barbar dari manakah itu??Mungkin orang-orang barbar Anda anggap berhati mulia???

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas tanggapannya. Pertama-tama harus bisa dibedakan antara tindakan manusiawi dengan tindakan agamawi. Jadi, tidak ada kaitan dengan barbar. Ada bangsa barbar yang agamawi ada juga yang tidak.

      Yang Anda sebut, seperti Hitler, bangsa yang ngebom orang Jepang atau membunuh bangsa Indian dan Aborigin, menunjukkan tindakan manusiawi, bukan tindakan agamawi. Tindakan manusiawi mereka bertentangan dengan agama mereka.

      Akan berbeda dengan "keliaran" orang islam yang jatuh dalam terorisme. Tindakan mereka membunuh, bom bunuh diri adalah tindakah agamawi, karena tindakan itu didasarkan pada ajaran agama.

      Hapus
  6. Keledainya liar, bagaimana mungkin Seorang pilihan Allah mendapatkan julukan keledai liar, tolong dicek lagi tuh ambil dari bahasa aslinya,cocok nggak kira-kira dihubungkan ayat sebelum dan sesudahnya. Terimakasih

    BalasHapus
  7. Terima kasih atas tanggapannya. Pertama-tama, keledai liar bukan julukan, melainkan menunjukkan perilaku. Kitab Suci menulis, "Seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar....."

    Memang bahasa aslinya PERE, biasa diterjemahkan dengan keledai hutan. DI sini dipakai kata "liar" selain ada kedekatan makna antara hutan dan liar, juga berkaitan dengan kalimat menyusulnya, yang seakan menjelaskan ke-liar-an anak itu. Jadi, sama sekali tak ada masalah, karena intinya bukan pada hutan atau liar, melainkan pada penjelasan maknanya. Dengan kata lain, masih cocok.

    Tidak ada masalah bila dikaitkan dengan ayat sebelum dan sesudahnya. Karena semuanya masih dalam kesatuan cerita.

    Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seharusnya anda belajar dari pemilik asli kitab taurat,dari pada menjabarkan seenaknya sendiri tanpa mengerti apa yang dimaksud ayat dalam sebuah kitab, apakah Benyamin yang di sebut SERIGALA itu wataknya jahat seperti serigala? apakah Yusuf yang di sebut lembu itu seperti lembu yang terus menggemukkan badan sendiri?
      Pastinya gak lah.PERE atau keledai hutan/tak jinak itu menunjukkan kualitas pribadi dan tidak bermakna negatif,PERE muncul ketika jagat di tindas oleh sarai, karena itu Yahwah memberikan kabar gembira kepada hagar seorang anak yang lakunya seperti keledai tak jinak,jadi ini dari kata PERE adalah sebuah kebebasan dari penindasan, juga bermakna seorang pemburu yang terus memburu,juga orang yang akan terus menegakkan keadilan demi kebebasan.

      Hapus
    2. Terima kasih sdr Aldi atas tanggapannya. Pertama-tama, saya ingin meluruskan apa yang dikatakan Aldi. Bukan Yusuf yang disebut seperti lembu, tetapi Yakob (yang disebut juga Israel). Ini merujuk pada kitab Hos 4: 16.

      Sebenarnya persoalan ini bukan terletak pada belajar dulu ke "pemilik asli kitab taurat" atau tidak, melainkan pada cara menafsirkan. Sdr Aldi hanya menafsirkan kata "Keledai Liar" saja, sama seperti ketika sdr Aldi membandingkan dengan kata "Serigala" untuk Benyamin dan "Lembu" untuk Yakob. Padahal ketiga kata itu sudah dijelaskan dalam teks. Misalnya soal SERIGALA, yang ada dalam Kej 49: 27. Di situ dikatakan, "Benyamin adalah seperti serigala yang menerkam; pada waktu pagi ia memakan mangsanya dan pada waktu petang ia membagi-bagi rampasannya." SERIGALA di sini dipahami dengan orang yang tidak hanya peduli dengan dirinya sendiri, tetapi juga terhadap kawanannya. Ini terlihat dalam teks "ia memakan mangsanya .... ia membagi-bagi rampasannya."

      Saya memahami teks Kitab Kejadian di atas tidak hanya fokus pada frase "Keledai liar", tetapi secara utuh ayat 12. Jadi, bukan hanya memperhatikan frase "keledai liar" saja. Setelah frase "keledai liar" masih dilanjutkan lagi dengan kalimat yang memberikan gambaran tentang "keledai liar" itu. Dalam teks, frase “keledai liar” dijelaskan dalam kalimat “tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya.” Jadi, sama sekali tidak ada kaitan dengan "kebebasan dari penindasan" atau "pemburu yang terus memburu ... menegakkan keadilan demi kebebasan" seperti yang dikatakan sdr Aldi. Pemaknaan keledai liar paling mudah, ya tinggal pahami kalimat yang ada, bukan malah menambahkan kalimat yang tidak ada, seperti yang dilakukan sdr Aldi.

      Dari pemahaman inilah saya kemudian mengkaitkan dengan keturunan Ismael. Dan anehnya, ternyata apa yang dikatakan kitab Kejadian itu nyata.

      Hapus
    3. Akirny mncul jg jawban. Ud sjak 9 agus om Aldi nanggapi artikl ini, tp br 4 sept ad blsan. Gw jg br kmren bca. Tp setelh bca jawban budakbangka, gw akirny bs pham. Om Aldi slah dlm menfsir. Om menfsir cm kata doang tanpa liat kalimat utuh. Om Aldi cm tafsir keledai liar tok, demikian pula serigala dn jg lembu. Padhal kalu liat kalimat utuh, kta bs paham maknany. Gak perlu belajr dr pemilik asli kitb taurat spt kta om Aldi. Gw bs paham makna keledai liar yg dikaitkn dg keturnan ismael spt artikel di ats.

      Hapus
    4. Terima kasih tanggapannya. Saya perlu jelaskan bahwa selama bulan Agustus lalu saya berada di daerah yang tidak ada akses internet. Maklum, saya tidak punya android. Baru bulan September saya berada di daerah berinternet, sehingga baru bulan ini saya menanggapi komentar sdr Aldi. Nanti bulan Oktober, saya kembali berada di daerah tak berinternet.

      Saya sepakat dengan kesimpulan sdr Iqbal. Memang sdr Aldi hanya menafsirkan kata atau frase saja tanpa mengaitkan dengan kalimat yang mengikutinya. Soal gelar "lembu" harus ditegaskan bahwa yang dimaksud adalah bangsa Israel, bukan sosok Yakob, yang memang memiliki nama lain Israel. Karena itu, apa yang dikatakan sdr Aldi rasanya tidak tepat.

      Hapus