Senin, 10 Januari 2022

SEBAB-SEBAB UMUM PERTENTANGAN KELUARGA SELAMA MASA REMAJA

Tentu kebanyakan orangtua bingung menghadapi perubahan sikap anaknya. Ketika masih usia kanak-kanak, mereka terbilang penurut, namun memasuki usia remaja mereka suka melawan. Tak jarang konflik pun kerap terjadi, mewarnai kehidupan rumah tangga. Kenapa hal itu bisa terjadi? Sebagaimana dilansir dari buku PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5), Elizabeth B. Hurlock menyebutkan beberapa faktor penyebab umum (hlm. 233).

Standar Perilaku

Remaja sering mengangap standar perilaku orang tua yang kuno dan yang modern berbeda dan standar perilaku orang tua yang kuno harus menyesuaikan diri dengan yang modern.

Metode Disiplin

kalau metode disiplin yang digunakan orang tua dianggap “tidak adil” atau “kekanak-kanakan”, maka remaja akan memberontak. Pemberontakan yang terbesar terjadi dalam keluarga di mana salah satu orang tua lebih berkuasa daripada yang lainnya, terutama bila ibu yang mempunyai kekuasaan terbesar. Sebaliknya, dalam hubungan perkawinan yang sederajat jumlah pemberontakan tidak terlampau banyak.

Hubungan dengan Saudara Kandung

Remaja mungkin menghina adik-adiknya dan membenci kakak-kakaknya sehingga menimbulkan pertentangan dengan mereka dan juga dengan orang tua yang dianggap bersikap “pilih kasih”.

Merasa Menjadi Korban

Remaja sering merasa benci kalau status sosioekonomi keluarga tidak memungkinkannya mempunyai simbol-simbol status yang sama dengan yang dimiliki teman-teman, seperti pakaian, mobil, dan sebagainya; remaja tidak menyukai bila harus memikil tanggung jawab rumah tangga seperti merawat adik-adik atau bila orang tua tiri masuk ke rumah dan mencoba “memerintah”. Hal ini tidak disukai orang tua dan menambah ketegangan hubungan orang tua-remaja.

Sikap yang Sangat Kritis

Anggota keluarga tidak menyukai sikap remaja yang terlampau kritis terhadap diri mereka dan terhadap pola kehidupan keluarga pada umumnya.

Besarnya Keluarga

Dalam keluarga sedang – yang terdiri dari tiga atau empat anak – lebih sering terjadi pertentangan dibandingkan dengan dalam keluarga kecil atau keluarga besar. Orang tua dalam keluarga besar tidak membenarkan adanya pertentangan, sedangkan dalam keluarga kecil remaja bersikap lebih lunak dan tidak merasa perlu untuk memberontak.

Perilaku yang Kurang Matang

Orang tua sering mengembangkan sikap menghukum bila para remaja mengabaikan tugas-tugas sekolah, melalaikan tanggung jawab atau membelanjakan uang semaunya. Remaja membenci sikap kritis dan sikap menghukum itu.

Memberontak terhadap Sanak Keluarga

Orang tua dan sanak keluarga menjadi marah bila remaja mengungkapkan perasaannya secara terang-terangan bahwa pertemuan-pertemuan keluarga “membosankan” atau bila remaja menolak usul dan nasehat-nasehat mereka.

“Masalah Palang Pintu”

Kehidupan sosial remaja yang baru dan yang lebih aktif dapat mengakibatkannya melanggar peraturan keluarga mengenai waktu pulang dan mengenal teman-teman dengan siapa ia berhubungan, terutama teman-teman lawan jenis. 

diolah dari tulisan 7 tahun lalu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar